Indonesia adalah Pasar Berpotensi Besar untuk Iklan Video

Opera Mediaworks menerbitkan laporan State of Mobile Advertising untuk kuartal ketiga 2015. Di sini, Opera Mediaworks kembali menyoroti adopsi smartphone dan kaitannya dengan pertumbuhan penghasilan iklan melalui iklan high value, rich-media, dan video di kawasan Asia Pasifik. Menariknya, ditemukan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk iklan video jika mengacu pada rasio impresi iklan video yang mencapai 10 persen. Angka ini tertinggi untuk kawasan Asia Tenggara.

Adopsi smartphone terus berkembang pesar dan berimplikasi pada peningkatan pertumbuhan penghasilan iklan melalui iklan high value, rich media, dan video. Menurut laporan State of Mobile Advertising APAC yang diterbitkan Opera Mediaworks dan Mobile Marketing Association, kawasan Asia Pasifik (APAC) dan Oceania telah menunjukkan transisi yang cepat ke arah smartphone.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa di Asia Pasifik platform Android masih menjadi sistem operasi unggulan dengan perolehan 67,1 persen, kategori lain-lain serta feature phone berhak atas 30,4 persen, dan sisanya ada di iOS. Namun, untuk pasar Indonesia, ditemukan bahwa lebih dari separuh pengguna ponsel masih menggunakan feature phone. Indonesia sendiri dalam laporan State of Mobile Advertising kali ini berada dalam grup P6 bersama Thailand, Vietnam, Malaysia, Filipina, dan India.

“Asia Pasifik adalah area yang sangat beragam, dan pertumbuhan mobile marketing telah membuat area ini berkembang dari empat menjadi enam negara,” jelas Managing Director Mobile Marketing Association APAC Rohit Dadwal.

“Bekerja sama dengan Opera Mediaworks untuk laporan ini membuat kami mampu menyediakan data bagi pemasar, pengiklan, dan penerbit, serta meyakinkan mereka bahwa industri dapat beradaptasi dan berkembang untuk membuat industri yang kondusif bagi mobile campaign.”

Dengan pesatnya pertumbuhan jumlah pengguna smartphone di Asia, termasuk Indonesia, bila ditinjau dari sisi bisnis tentu dapat memberikan peluang bagi para pemasar dan pengiklan. Apalagi dalam hal iklan video yang menunjukkan bahwa Asia Pasifik, termasuk Indonesia, mencatat permintaan tertinggi untuk format mobile video advertising dalam laporan sebelumnya.

“Kemampuan untuk memberikan nilai yang memiliki dampak optimal dari sebuah iklan video pada smartphone adalah faktor yang memberikan kekuatan pada potensi monetisasi di sebuah pasar,” jelas Managing Director Opera Mediaworks Asia Vikas Gulati melalui keterangan persnya.

“Tipe iklan ini sangat efektif dalam menarik perhatian, menjalin keterikatan dengan audiens, dan pada akhirnya mengubah mereka menjadi konsumen mobile.”

Dalam laporan kali ini, jika mengacu pada tingginya rasio impresi iklan video, Australia memang berada dalam urutan tertinggi (19 persen), diikuti oleh Jepang (15 persen), dan Indonesia (10 persen). Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah pasar yang paling potensial untuk iklan video di kawasan Asia Tenggara, diikuti dengan Thailand dan Malaysia dengan ratio sebesar 7 persen.

share of video advertising- SMA APAC Q3

Dengan potensi yang dimiliki, seharusnya hal tersebut dapat membuka peluang baru untuk monetisasi, khususnya segmen e-commerce, travel, dan games yang memiliki audience besar di Indonesia.

Meskipun demikian, perlu diingat juga bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tren dan perilaku pasar yang majemuk. Penggunaan feature phone yang masih tinggi juga akan menjadi tantangan bagi pengiklan untuk melakukan monetisasi.

audience segment size- SMA APAC Q3

Temuan menarik lainnya terkait dengan situs lokal favorit yang dikunjungi. Berdasarkan laporan ini, Tokopedia adalah situs lokal favorit savvy shopper di Indonesia. Savvy shopper di sini mengacu kepada pembeli online yang melek teknologi.

Bila Anda tertarik melihat laporan lengkap State of Mobile Advertising APAC Q3 dari Opera Mediaworks, Anda dapat mengunjungi tautan berikut ini.