Terdapat sebuah dogma keliru yang dipegang oleh mayoritas konsumen mobile device: jumlah core banyak artinya lebih baik. Dalam acara Intel Cook Off bertema The Power of Ingredients, sang produsen semikonduktor terbesar di Bumi itu mencoba mematahkan anggapan tersebut dengan mengajak para tamu untuk melakukan sesuatu yang tidak biasa, yaitu memasak.
Ternyata Intel mencoba menganalogikan ingredients atau bumbu masakan dengan komponen-komponen yang mentenagai tablet dan smartphone. Di sana, kualitas hardware akan sangat mempengaruhi performa dan menjadi faktor pertimbangan penting sebelum membeli. Apalagi perangkat bergerak saat ini adalah pelengkap esensial dalam kehidupan masyarakat modern.
Sayangnya banyak dari kita masih memegang paradigma lama. Tak jarang konsumen menaksir kecanggihan satu model dari jumlah core di prosesor. Empat lebih baik dari dua, delapan lebih kencang dari empat, dan seterusnya. Tapi pernahkan Anda berpikir bahwa jumlah core sedikit membuat device membutuhkan daya lebih hemat? Sedangkan masalah performa sendiri berpatokan pada bagaimana core menerima instruksi dan mengolah data.
Core tak bermutu bisa diibaratkan sebagai kalkulator tua. Sebanyak apapun kalkulator yang kita miliki, selama pengguna belum memahami formula matematika kompleks, ia mungkin hanya bisa digunakan untuk mencari jawaban penjumlahan dan perkalian sederhana. Core mirip seperti musisi dalam band, semakin banyak berarti kian besar pula tantangan untuk memastikan mereka memainkan lagu secara kompak.
Info menarik: MICA, Gelang Pintar Fashionable Kolaborasi Intel dan Opening Ceremony
Menurut Christopher Kelly dari Intel, mereka hanya akan menambahkan total core jika memang masuk akal. Intel tidak mau buru-buru menjejalkannya di prosesor tanpa uji coba serta pertimbangan demi memastikan semua itu kompatibel dengan hardware dan software pendukung lain dalam device. Ambil satu contoh aplikasi game seperti Modern Combat 4 atau Candy Crush Saga. Dua core yang teroptimalisasi mampu menjalankan app tersebut secara mulus, sebaliknya, delapan core tak membuat permainan berjalan lebih cepat.
Intel mengingatkan bahwa tak semua prosesor dibuat serupa. Prosesor mereka berbasis pada set instruksi 64-bit, bukan 32-bit yang biasa digunakan SoC lain. Pertama kali diperkenalkan oleh AMD, Intel mengusung 64-bit karena ia bisa mengkomputasi input lebih banyak di waktu bersamaan jika diprogram maksimal. Tak hanya bertambah gesit, ia juga mengolah proses foto dan kompresi data lebih cepat.
Memang terdengar menjanjikan, namun melesatnya segmen mobile gaming membuat kita bertanya, bagaimana kemampuan grafisnya? Menariknya, hanya game-game PC bervisual intens-lah yang menuntut core lebih banyak. Tapi sejauh ini, belum ada pemainan mobile dengan grafis sekelas Crysis. Bahkan judul terbaru di sana hanya memanfaatkan empat atau dua buah core saja. Lalu buat apa kita membayar lebih mahal?
Uniknya lagi, kegiatan editing gambar dan tagging di web sebenarnya bisa dilakukan lebih cepat di perangkat bertenaga Intel Atom dual-core dibanding chip lain berprosesor quad-core. Berbicara statistik, Intel mengkomparasi Atom Z3375 dengan MediaTek 6592 berjalan di sistem operasi dan spesifikasi perangkat keras yang hampir sama. Hasilnya edit foto 120 persen lebih cepat, video 135 persen lebih kencang, dan mengakses info trading stock online 230 persen lebih gesit.
Info menarik: Merangkul Fossil Group, Apakah Intel Berniat Menciptakan Wearable Tech Baru?
Daya tahan baterai juga merupakan aspek penting lain untuk Anda dipertimbangkan. Seperti yang dibahas sedikit sebelumnya, semakin banyak jumlah core menyebabkan kian besar juga konsumsi daya listrik.
“Ketika membeli sebuah tablet, konsumen dibuat bingung dengan berbagai pilihan di pasar, mulai dari berbagai macam tipe ukuran ayar, sistem operasi, fitur beragam, serta pilihan konektivitas,” ucap head of PR Intel, Dhyoti Basuki. “Ketika membicarakan performa serta kemampuan terbaik dari perangkat yang akan dibeli, kami percaya bahwa keberhasilan tersebut ditentukan dari kualitas teknologi di dalamnya.”
Intel berjanji mereka akan terus fokus pada kualitas hardware pendukung tablet dan perangkat bergerak lain supaya konsumen mendapatkan kinerja terbaik. Kesimpulan dari semua ini ialah membandingkan nilai serta mutu berdasarkan jumlah core sangatlah keliru lantaran tak semua chip dibuat setara. Sang produsen itu menegaskan, “Lihatlah performa keseluruhan dan sesuaikan dengan kebutuhan Anda.”