Semakin ke sini, mobil semakin mirip dengan gadget berkat seabrek fiturnya, ditambah lagi dengan bertambah maraknya pengembangan mobil elektrik. Contoh yang paling pas untuk mengilustrasikan mobil sebagai gadget berjalan adalah Tesla Model 3, di mana hampir semua fungsinya harus dioperasikan melalui sebuah layar sentuh masif di tengah dashboard.
Keputusan Tesla ini jelas mengundang banyak kontroversi mengingat sudah puluhan tahun kita terbiasa berhadapan dengan kontrol fisik di dalam kabin sebuah mobil. Namun dominasi digital tidak akan terelakkan dari industri otomotif, dan prototipe SUV elektrik Audi sejatinya akan semakin mempertegas hal tersebut.
SUV bernama Audi e-tron Quattro itu pertama kali muncul sebagai mobil konsep di tahun 2015, dan dijadwalkan bakal mengaspal paling cepat tahun depan. Seperti apa penampilan versi produksinya masih belum ada yang tahu, namun Audi berbaik hati memamerkan isi kabinnya baru-baru ini, yang ternyata dipenuhi oleh layar – meski belum seekstrem konsep Audi Prologue Allroad.
Pendekatan yang diambil Audi berbeda 180° dari Tesla, sebab masing-masing layar di kabin e-tron Quattro punya fungsi yang berbeda. Kita mulai dulu dari yang paling konvensional, sebuah layar sentuh besar di tengah dashboard, yang bisa digunakan untuk mengakses fungsi navigasi dan multimedia, termasuk halnya fungsi ponsel yang tersambung.
Tepat di bawahnya, terdapat satu layar lagi yang berfungsi untuk mengatur kenyamanan dalam kabin, utamanya fungsi climate control. Selain itu, layar kedua ini juga berfungsi untuk menginput teks, baik menggunakan tampilan keyboard QWERTY virtual atau dengan gesture menulis menggunakan jari.
Di bawahnya lagi, pengemudi dibawa kembali ke ranah konvensional lewat sebuah tuas persneling. Namun berhubung ini mobil elektrik – yang sama sekali tidak membutuhkan sistem transmisi – tuas tersebut hanya sebatas untuk mengatur pergerakan maju dan mundur, serta berhenti (netral), plus sebuah tombol untuk parkir.
Yang cukup unik, ukuran tuasnya terkesan terlalu besar untuk kontrol seminim itu. Ini dikarenakan tuasnya yang berlapis kulit itu juga merangkap fungsi sebagai tatakan tangan ketika pengemudi mengakses layar kedua di tengah dashboard itu tadi. Sepele, namun sangat praktis.
Beralih ke balik lingkar kemudi, Audi Virtual Cockpit kembali menyapa pengemudi. Bagi yang belum tahu, panel instrumen ini sebenarnya merupakan sebuah layar berukuran masif yang tampilannya bisa dikustomisasi. Tentu Audi sudah menyempurnakannya dari yang sudah ada pada mobil-mobilnya sekarang.
Lalu sampailah kita ke bagian yang paling menarik, yakni sepasang layar 7 inci di panel pintu kiri dan kanan, tepat di sebelah ventilasi AC di bagian ujung. Kedua layar OLED ini, dipadukan dengan kamera yang terpasang di sisi kiri dan kanan, bakal menggantikan peran kaca spion sepenuhnya, dengan tampilan yang akan disesuaikan dengan kondisi berkendara, semisal apakah pengguna sedang parkir atau melaju di jalan tol.
Memangnya apa yang salah dari kaca spion biasa? Audi bilang bahwa penggunaan kamera bakal membantu meningkatkan aerodinamika. Kendati demikian, spion digital ini hanya akan tersedia sebagai opsi bagi konsumen di kawasan yang undang-undangnya memperbolehkan, seperti di Eropa misalnya.
Hasil akhirnya, kabin e-tron Quattro tampak begitu mewah sekaligus futuristis, namun tidak sampai ke titik kelewat sci-fi seperti yang biasa terdapat pada mobil konsep. Sebagai pelengkap, Audi tak lupa menyematkan sistem audio premium garapan Bang & Olufsen, yang terdiri dari total 16 speaker dan amplifier berdaya 705 watt.
Seperti yang saya bilang, mobilnya sendiri baru siap dipasarkan paling cepat tahun depan. Berdasarkan laporan Elektrek, banderol harganya dimulai di angka €80.000 untuk varian terendahnya di Jerman.