Konsep kota pintar atau yang sering disebut dengan smart city memang sedang mulai dilirik oleh pemerintah. Beberapa kota bahkan sudah menyediakan prototype dan rencana untuk segera menuju ke arah penerapan. Konsep smart city di rasa menjadi sebuah solusi untuk banjir, macet, masalah transparansi dan keruwetan-keruwetan lain yang hadir di perkotaan selama ini. Berawal dari semangat untuk merealisasikan konsep smart city tersebut Institut Teknologi Bandung (ITB) meluncurkan program inovasi terbuka atau Open Innovation Lab. Program ini rencananya akan dibuka mulai tahun 2015 ini.
Program Open Innovation Lab ini mempunyai tujuan untuk membantu meringankan permasalahan yang timbul dengan semakin tingginya pertumbuhan angka pertambahan penduduk di daerah perkotaan.
“Kenyamanan, keamanan dan keberlanjutan kota terancam, jika hal itu tidak dikelola dengan baik. Mulai dari masalah kemacetan lalu lintas, banjir, sampah hingga pedagang kaki lima,” ujar Ketua Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan ITB, Suhono Harso Supangkat.
Suhono juga menambahkan bahwa ada kemiripan persoalan di tiap-tiap kota, namun mungkin berbeda soal kedalaman dan persoalan dan peluang penanganan. Oleh karena itu diperlukan pendekatan multi disiplin dan multi sektor.
Smart city memang tak seharusnya hanya menjadi urusan pemerintah. Masyarakat juga memegang peranan penting dalam mewujudkan konsep smart city ini. Menurut Suhono program yang digagas ITB ini merupakan sebuah langkah untuk mencoba memahami permasalahan kota bersama pemerintah kota maupun kabupaten yang akan dikaji bersama-sama dengan stakeholder lain di berbagai bidang.
“Industri terkait dengan solusi kota juga dilibatkan, sehingga tidak sekadar teori, tetapi juga solusi yang nyata bisa dilakukan,” tutur Suhono.
Program inovatif ini rencananya akan dimulai pada Agustus 2015 mendatang. Selain melalui diskusi secara langsung, program ini juga akan menggalang ide dari para individu atau komunitas dari berbagai latar belakang secara virtual.
“Pada awalnya pengelola kota diharapkan bisa mengemukakan persoalan di kotanya, kemudian kita diskusikan bersama, sehingga bisa memberikan suatu solusi kota yang lebih sesuai dengan persoalannya,” Imbuh Suhono.
Adopsi smart city di Indonesia di ramalkan akan segera masif di lakukan di beberapa kota. Beberapa waktu lalu Jakarta mengawalinya dengan melibatkan dua raksasa teknologi Google dan penyedia media sosial Twitter.
Suhono juga menjelaskan bahwa konsep utama smart city adalah sensing, understanding dan acting. Inti dari semua itu adalah mengetahui informasi dan permasalahan kota secara real-time untuk kemudian direspons sehingga masalah segera dapat ditindak lanjuti.