Startup fintech remitansi Transfez memperkenalkan Jack yang memfokuskan diri sebagai platform manajemen keuangan komprehensif

Jack Resmikan Kehadiran, Usung Kemudahan Manajemen Keuangan Perusahaan

Startup fintech remitansi Transfez memperkenalkan produk baru yang berbeda dari sebelumnya. Bernama “Jack”, layanan ini memfokuskan diri sebagai platform manajemen keuangan komprehensif untuk bantu tim keuangan di perusahaan.

Kepada DailySocial.id, Co-Founder & CEO Jack dan Transfez Edo Windratno menjelaskan inisiatif awal Jack dimulai setelah Transfez beroperasi. Ditemukan data bahwa para penggunanya ada yang datang dari kalangan UMKM. Mereka memanfaatkan solusi remitansi untuk bayar tagihan ke vendornya di luar negeri.

“Yang mana saat itu, legacy player masih mewajibkan konsumennya untuk datang [ke kantor cabang] untuk kirim uang. Dari sana kita tahu ada insight untuk B2B yang akhirnya launch Transfez for Business untuk bantu korporasi transfer uang,” ujar Edo.

Berjalannya waktu, ditemukan lagi kondisi bahwa ternyata transfer uang adalah satu dari sebagian kecil masalah finansial yang dihadapi oleh korporat. Terlebih lagi, di Indonesia itu untuk bisnis remitansi di kalangan ritel tergolong receiving countries bukan sending countries, mengingat banyak tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri dan mengirim uang untuk keluarganya di tanah air.

Dengan kata lain, untuk mendorong remitansi dapat bertumbuh lebih eksponensial harus masuk ke segmen B2B.

Transfez sebagai perusahaan pada umumnya juga mengalami isu tersebut. Kemudian divalidasi langsung ke lapangan sampai akhirnya mantap untuk membuat brand baru secara terpisah. Transfez for Business itu sendiri merupakan produk yang usianya baru sembilan bulan lalu dihadirkan oleh perusahaan.

“Jack dan Transfez for Business ini sangat jauh berbeda [dari segi fitur]. Sementara itu, Transfez sudah dikenal sebagai brand remitansi, akhirnya kami gunakan Jack agar lebih fresh.”

Edo pun memastikan bahwa secara brand, Jack dan Transfez merupakan entitas terpisah yang masih dalam satu entitas perusahaan. Hanya saja, fokus kedua brand tersebut berbeda. Transfez fokus pada layanan transfer lintas negara untuk kalangan ritel, sementara Jack bantu konsumer korporasi yang sudah berbadan usaha dengan solusi yang lebih kompleks.

Terkait pencapaian Transfez sejauh ini, disebutkan lini ini sudah cetak untung karena telah memiliki unit economic yang sehat dan mampu mengakuisisi pengguna secara organik. Diklaim pertumbuhan jumlah transaksi naik 6,2 kali lipat per tahunnya. Profil penggunanya berasal dari ekspatriat, pelajar, orang tua, dan pengusaha importir.

Produk Jack

Diterangkan lebih jauh, Jack dikembangkan sebagai respons terhadap berbagai tantangan keuangan yang dihadapi oleh bisnis di Indonesia, seperti akses terbatas pada kartu kredit korporat dan prosedur keuangan yang tidak efisien. Dengan memanfaatkan kekuatan teknologi AI terdepan, Jack merevolusi proses keuangan dan meningkatkan produktivitas hingga sepuluh kali lipat dengan memperhatikan tingkat privasi dan keamanan data.

CEO Jack dan Transfez Edo Windratno / Jack

Jack menyediakan rangkaian solusi keuangan komprehensif, di antaranya Corporate Cards, Reimbursement, Bill Payment, Local Transfer, dan International Transfer. Platform ini membantu bisnis menyelesaikan permasalahan desentralisasi yang didapat dari penggunaan beberapa platform dan vendor berbeda, dengan menawarkan solusi holistik untuk meningkatkan kualitas kontrol finansial berdasarkan dengan data real-time dan tersentralisaasi pada sistem.

Dengan Jack, pemilik bisnis dan tim finansial bisa memiliki kontrol penuh atas pengeluaran perusahaan, meningkatkan akuntabilitas karyawan melalui tracking system secara real-time, mengotomasi pembayaran, memangkas biaya transaksi, dan mengurangi beban kerja tim finance. Dilengkapi dengan alur approval yang mudah melalui aplikasi mobile atau portal, Jack membantu setiap kliennya untuk dapat mengelola keuangan secara fleksibel.

“Yang membedakan kami adalah adanya integrasi antara submission, approval hingga payment-nya. Problem-nya selama ini disintegrasi financial software, ada yang pakai tools a, tools b, kami bisa integrasikan itu semua. Flow-nya dapat diatur dan ketika ada approval, dana bisa langsung di-disburse.”

Edo mencontohkan, untuk kebutuhan reimburse, tim finance dapat onboard para karyawan untuk memfoto tagihan lalu submit ke platform. Setelahnya akan masuk ke proses approval di tim finance. Tak hanya tim finance saja, tapi sistem di Jack dapat dikostumisasi orang terakhir yang dapat approve untuk setiap pengajuan.

“Ketika orang terakhir yang ditunjuk sudah approve untuk reimburse, engine kita bisa tembak untuk mulai transfer. Itu baru untuk reimburse, masih ada banyak pengeluaran lainnya yang akan kita kembangkan dengan fitur-fitur demi memangkas waktu kerja tim finance.”

Diklaim, dalam beberapa bulan setelah peluncuran Jack versi beta melalui platform Transfez for Business, kemampuan Jack telah diakui oleh para klien di berbagai skala bisnis, mulai dari UKM, startup, hingga korporasi, seperti Visinema, Adhimix Precast Indonesia, Impactto, dan Love Bonito.

Jack telah membantu para klien memangkas total waktu kerja tim finance hingga 7,800 jam, serta menghemat biaya transaksi dan operasional hingga 60% atau senilai lebih dari Rp 30 miliar per tahunnya.

Karena solusi Jack ini sektor agnostik, artinya perusahaan dapat menjangkau semua vertikal bisnis yang memiliki 10-250 karyawan. Diharapkan ke depannya semakin banyak klien korporasi yang dapat bergabung. Solusi sejenis juga ditawarkan oleh pemain asal Singapura, Aspire.

Application Information Will Show Up Here