Main Rank Harus Bayar, Jumlah Pemain CS:GO Berkurang 17%

Counter-Strike merupakan salah satu serial game terpopuler besutan Valve sejak tahun 1999. Counter-Strike, Counter-Strike 1.6 hingga Counter-Strike: Global Offensive, pasti sangat melekat pada hampir semua pemain FPS.

Image Credit: Valve

Sayangnya, rata-rata pemain aktif CS:GO menurun hampir 17% pada bulan Juni. Angka tersebut merupakan penurunan tertinggi sejak bulan April 2018. Menurut website pencatat pemain aktif, SteamCharts, CS:GO mencatatkan jumlah pemain rata-rata sebesar 659,889 pada bulan Mei. Namun, angka tersebut turun sekitar 110 ribu pada bulan Juni, menjadi hanya 548,347 pemain. Meskipun sudah kehilangan 17% pemain rata-ratanya, CS:GO masih berada di puncak daftar game free-to-play Steam.

Image Credit: Screenshot SteamCharts

Penurunan pemain aktif CS:GO dikarenakan beberapa waktu lalu, Counter-Strike: Global Offensive mendapatkan update yang mengubah beberapa aspek in-game. Salah satu isi dari update itu merupakan perombakan pada status Prime yang membuatnya tidak dapat diraih secara gratis lagi. Dan jika tidak memiliki status Prime, pemain tidak lagi bisa bermain Competitive (Ranked).

Update ini merupakan upaya Valve untuk mencegah aksi cheater yang menggunakan akun gratis untuk mengganggu pemain lain. Beberapa pemain bahkan menggunakan bot untuk mempercepat naik level dan meraih status Prime. Valve mengeluarkan pembaruan ini pada 3 Juni, membuat perolehan status Prime harus bayar Rp213 ribu.

Beberapa pemain memberikan respon positif pada update ini karena matchmaking CS:GO memiliki terlalu banyak cheater, namun banyak juga pemain yang menyerah bermain game FPS besutan Valve ini. Apalagi melihat game FPS kompetitor CS:GO, Valorant, menyediakan pengalaman bermain yang lebih baik serta anti-cheat yang juga lebih unggul.

Image Credit: SportsKeeda.com

Baru-baru ini, CS:GO mendapatkan update baru lagi yang menambahkan link ke CS:GO Fair Play Guidelines saat bermain di server resmi. Isi dari Fair Play Guidelines tersebut mendorong agar tidak menggunakan cheat, tidak melakukan griefing atau bertingkah toxic pada teammate maupun musuh, serta tidak menggunakan automation.

Perubahan-perubahan dari Valve ini merupakan upaya yang baik untuk memberantas para cheater. Tetapi, apakah dari semua update ini mengartikan Valve tidak bisa memperbaiki anti-cheat mereka?

Di sisi lain, Valve juga dikritik akibat perilisan layanan statistik berbayar, CS:GO 360 Stats. Para pemain menganggap bahwa layanan ini tidak berfungsi sebagaimana layanan premium. Anda dapat membaca lebih lengkap tentang fitur itu di sini.