Kakao mulai mengkonfirmasi mundurnya layanan messaging KakaoTalk dari Indonesia. Melalui statusnya di Facebook Page KakaoTalk Indonesia, mereka memutuskan untuk menutup akun tersebut. Pun setali tiga uang dengan akun Twitter-nya yang praktis tidak ada kegiatan sejak akhir September lalu. Menurut informasi yang kami peroleh, tahun depan tim lokal bakal fokus mengembangkan Path yang masih memiliki basis konsumen kuat di Indonesia.
Rumor soal hengkangnya KakaoTalk dari Indonesia sudah kami dengar dua bulan belakangan. Beberapa sumber menyebutkan pegawai yang dulu menggunakan kartu pegawai berwarna kuning (khas Kakao), kini mulai berganti ke warna merah (khas Path).
Informasi dari negeri asalnya Korea Selatan pun menyebutkan KakaoBank, bank virtual yang dikembangkan oleh konsorsium teknologi yang dipimpin Kakao, nantinya bakal masuk ke Indonesia melalui Path.
Sejauh ini, kami belum mendapatkan konfirmasi langsung dari tim Kakao Indonesia.
Bagi Kakao, Indonesia adalah pasar yang sangat penting. co-CEO Kakao waktu itu, Sirgoo Lee, sempat mengklaim pengguna di Indonesia adalah pengguna KakaoTalk terbesar kedua di dunia setelah Korea Selatan dengan 13 juta pengguna terdaftar. Mereka berharap KakaoTalk akan berangsur menjadi layanan messaging terbaik di Indonesia. Itu terjadi sekitar dua tahun yang lalu.
Tahun 2015 bisa dibilang tahun yang suram bagi Kakao di Indonesia. Mereka hampir tak terdengar di kancah messaging di Indonesia, kalah bersaing dengan WhatsApp, LINE, Telegram, dan bahkan BlackBerry Messenger yang menolak untuk takluk dengan kehadiran BBM Money yang menyasar segmen e-commerce.
Salah satu upaya Kakao untuk tetap eksis di Indonesia adalah akuisisi terhadap Path yang konsumen terbesarnya berada di Indonesia. Meskipun sejauh ini belum ada manuver bisnis yang dilakukan Kakao untuk Path, masih tingginya engagement konsumen Indonesia di Path membuat Kakao harus berpikir ulang tentang strateginya di Indonesia.
Untuk menguasai pasar Indonesia, Path mungkin menjadi satu-satunya harapan Kakao.