Kakoa Chocolate Bukukan Pendanaan dari ANGIN dan LGT Venture Philanthropy

Kakoa_banner

ANGIN (Angel Investment Network Indonesia) secara resmi mengumumkan pendanaan untuk Kakoa Chocolate, layanan e-commerce dan produsen cokelat asal Indonesia. Pendanaan yang diterima Kakoa Chocolate (selanjutnya disebut Kakoa) adalah pendanaan kedua, setelah pendanaan awal dari impact investor global LGT Venture Philanthropy (LGT VP).

Kakoa berdiri di bawah bendera PT. Aneka Cokelat Kakoa yang berlokasi di Lampung. Mereka adalah produsen cokelat Indonesia yang memproduksi cokelat dari biji hingga menjadi cokelat batangan dan membangun kerja sama dengan petani cokelat berskala kecil untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Kakoa juga ingin membangun awareness terhadap produk cokelat Indonesia yang merupakan salah satu produsen biji cokelat terbesar di dunia.

Kakoa dalam proses produksinya memangkas supply chain yang umumnya diterapkan oleh perusahaan cokelat konvensional, dengan mengintegrasikan end-to-end production dari pembelian biji cokelat langsung dari petani hingga diolah menjadi cokelat batangan.

Sebuah chocolate bar yang biasa kita beli atau temui di pasar tersebut telah melalui banyak pihak. Panjangnya rantai suplai menyebabkan minimnya insentif yang sampai di tangan para petani biji cokelat.

Awal mula pendirian Kakoa

Pendiri dan CEO Kakoa Sabrina Mustopo menyadari hal ini dan melihatnya dari sudut pandang seorang entrepreneur. “Saya percaya ada cara untuk menjalankan bisnis dengan lebih baik, dan terdorong untuk menjadikan hal tersebut sebuah kenyataan,” ucapnya.

Sabrina lalu mendirikan Kakoa di tahun 2014 sebagai sebuah produsen cokelat 100% Indonesia. Perempuan Indonesia lulusan Cornell University, Amerika Serikat, ini pun memutuskan untuk turut terjun langsung dalam perdagangan cokelat di Indonesia.

Dengan bermodalkan pendidikan di bidang agriculture and rural development, Sabrina terpanggil untuk menerapkan pengetahuannya agar menghasilkan dampak positif bagi petani cokelat di Indonesia.

Kakoa memiliki visi untuk memperbaiki kualitas hidup petani cokelat, meningkatkan profil cokelat Indonesia di pasar internasional, dan berkontribusi terhadap penciptaan nilai ekonomi di Indonesia.

Dengan pengalamannya di McKinsey, Sabrina telah terbiasa berkecimpung dalam dunia bisnis. Ia mengerti tantangan yang akan ia hadapi dalam menyusun ulang rantai suplai di pasar cokelat.

“Saya memulai Kakoa karena saya melihat banyaknya masalah dalam sektor cokelat, tetapi juga besarnya potensi pasar yang dapat tercapai dengan adanya perbaikan praktek berbisnis dalam sektor tersebut,” ujar Sabrina.

Untuk lebih memahami keadaan serta kebutuhan para petani cokelat, Sabrina seringkali turun langsung ke lapangan dan berinteraksi dengan puluhan petani yang saat ini bekerja sama dengan Kakoa. Ia juga menjalin kerja sama dengan WWF dalam memberikan pelatihan conservation & sustainable livelihood kepada puluhan petani biji cokelat di Lampung.

Kakoa_IMG_0057-1

Pelatihan ini bertujuan memberikan pengetahuan dan praktik bagi para petani untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi biji cokelat dari petani tersebut. Kakoa kemudian akan membeli biji cokelat dengan harga 50-100 persen lebih tinggi dari harga pasaran untuk biji cokelat berkualitas terbaik.

Kakoa pun memastikan seluruh proses produksinya dilakukan di Indonesia sehingga dapat benar-benar berkontribusi terhadap perekonomian nasional melalui tersedianya lapangan pekerjaan domestik.

Target Kakoa ke depan

Kemampuan Kakoa bersaing di pasaran dan dampak sosial yang diciptakan Kakoa Chocolate telah menarik perhatian LGT Venture Philantrophy dan ANGIN untuk berinvestasi. Dengan adanya dua pendanaan tersebut, Kakoa Chocolate menargetkan pemberdayaan terhadap lebih dari 1000 petani Indonesia di 2018.

Program Kakoa selanjutnya adalahmengembangkan proyeknya ke daerah-daerah lain di Indonesia. Tidak hanya meminimalisir biaya-biaya tambahan yang mengikuti perdagangan cokelat, Kakoajuga memproses biji cokelat menjadi barang siap edar sehingga memaksimalkan value addition dan penciptaan lapangan kerja. Peruntukan lapangan kerja tersebut tidak hanya bagi petani, tetapi juga komunitas di sekitarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.