Kompetisi esports sepak bola internasional, FIFA eNations Cup, baru saja selesai digelar pada hari Minggu, 14 April 2019 lalu. Dalam kompetisi yang baru pertama kali ada ini, dipertandingkan 20 tim nasional dari enam wilayah konfederasi FIFA yang tertidi dari CONCACAF, CONMEBOL, CAF, OFC, AFC, dan UEFA. Setiap negara diwakili oleh dua orang, dan dibebaskan untuk mencari perwakilan sendiri, misalnya lewat turnamen lokal.
FIFA eNations Cup digelar di kota London, dan memiliki format permainan 1-lawan-1 maupun 2-lawan-2. Kompetisi ini terbagi ke dalam dua fase. Pertama yaitu Group Stage pada tanggal 13, dilanjutkan dengan Playoff di tanggal 14. Pada akhirnya, dua negara yang berhasil lolos ke babak Grand Final adalah tim Perancis dan Argentina.
Tim Perancis diwakili oleh Maestro (Corentin Thullier) dan DaXe (Lucas Cuillerier), sementara duo dari Argentina adalah nicolas99fc (Nicolas Villalba) dan Yagocai (Gabriel Fawaz). Kedua tim sempat melalui perjalanan yang berat sebelum tiba di final. Perancis misalnya, sempat berjibaku di Grup A yang merupakan “grup neraka”, termasuk di dalamnya adalah tim Saudi Arabia yang diwakili oleh MsDossary7 (Mosaad Aldossary), juara FIFA eWorld Cup 2018.
Sementara itu tim Argentina harus berhadapan dengan tim Inggris yang diwakili oleh F2Tekkz (Donovan Hunt) di perempat final. Anda mungkin mengenal namanya sebagai penggemar berat Liverpool FC yang beberapa waktu lalu menjuarai kompetisi ePremier League. Baik Saudi Arabia maupun Inggris sama-sama merupakan favorit juara, sehingga keberhasilan Perancis dan Argentina maju ke final benar-benar patut diapresiasi.
Babak final terbagi menjadi dua leg, dengan leg pertama dimainkan oleh Maestro versus nicolas99fc. Ketegangan besar membebani kedua tim, karena di leg ini ternyata hasilnya imbang 1-1. Leg kedua jadi ronde penentuan, dan setelah pertandingan sengit akhirnya DaXe dapat menumbangkan Yagocai dengan skor 2-1.
“Saya sangat senang dapat memberikan gelar FIFA eNations Cup pertama pada Perancis—sungguh momen yang luar biasa ketika memenangkannya,” ujar Daxe dalam wawancara setelah pertandingan. Ia juga mengakui kehebatan lawannya. “Yagocai sangat hebat, dia sebelumnya mengalahkan Tekkz di turnamen. Kami tidak pernah bermain di final, (tapi) kami memenangkan final. Kami berhasil melakukannya. Allez Les Bleus!”
Who did it better: @Maestro99_ or @KMbappe? 🤔😅@efootdefrance | #FIFAeNationsCup pic.twitter.com/eoZDbNZOLx
— FIFAe (@FIFAe) April 14, 2019
Kegembiraan serupa juga diungkapkan oleh Maestro, yang punya kebiasaan meniru gaya Kylian Mbappe saat mencetak gol. “Babak grup sangat, sangat sulit bagi kami,” ujarnya, “Kami meraih peringkat dua di grup berkat kemenangan besar Finlandia. Mereka menyelamatkan kami di turnamen ini.” Selepas Group Stage, Perancis sempat melawan tim-tim kuat lain seperti tim Brasil dan Portugal, namun mereka tidak gentar.
Dengan kemenangan di FIFA eNations Cup, DaXe dan Maestro berhak menerima uang hadiah senilai total US$40.000 (sekitar Rp562,7 juta), juga mendapatkan 1.500 poin di FIFA 19 Global Series. Artinya mereka selangkah lebih dekat untuk maju ke kompetisi global FIFA eWorld Cup 2019. Tapi lebih dari semua itu, yang paling penting bagi mereka adalah kebanggaan membawa nama Perancis menjadi yang terbaik di dunia.
“Memenangkan turnamen ini adalah sebuah hal yang sangat besar bagi kami. Kami menjadi juara dunia lagi dan berharap dapat meraih gelar berturut-turut tahun depan,” ujar DaXe. Tapi sebelum FIFA eNations Cup 2020, masih ada gelaran FIFA eWorld Cup 2019. Bisakah Perancis mengulang kesuksesan yang sama, kita lihat saja nanti.
Sumber: FIFA