Tim Dota 2 EVOS Esports saat ini tengah menghadapi tantangan yang sangat besar. Secara cukup tak terduga, mereka mendapat kesempatan untuk tampil di ESL One Hamburg 2018. Artinya tim yang dulu dikenal dengan nama Zero Latitude ini berhak pergi ke Jerman melawan tim-tim kelas dunia untuk memperebutkan hadiah senilai total US$300.000.
ESL One adalah salah satu turnamen esports paling bergengsi di dunia. Untuk sukses di panggung sebesar ini, tentu butuh persiapan mental dan skill yang baik. EVOS Esports baru-baru ini mengunggah video ke YouTube yang berisi cerita tentang perjalanan mereka menuju ESL One Hamburg 2018. Anda dapat menontonnya di bawah.
Bersyukur walau kurang puas
Menurut Aville (Adit Rosenda) yang memegang posisi Kapten sekaligus Offlaner, ESL One Hamburg 2018 bisa dibilang pencapaian terbesar tim Dota EVOS Esports selama ini. Inilah pertama kali mereka mendapat kesempatan bertanding melawan tim-tim terkuat di panggung terbesar dunia. Bahkan banyak dari lawan tanding mereka nanti adalah idola mereka sendiri.
EVOS Esports bangga bisa mewakili Asia Tenggara, khususnya Indonesia, untuk bertarung di pentas dunia. Tapi mereka juga menyambut kesempatan ini dengan perasaan yang sedikit campur aduk.
“Kita juga pasti bangga lah jadi wakil Indonesia pertama yang masuk event sebesar itu. Tapi di sisi lain ada rasa sedikit nggak puas juga sih karena kita masuk sana karena menggantikan TNC, yang sebelumnya juara satu terus dia cancel karena harus ikut WESG,” tutur Aville. Wakil Asia Tenggara sebetulnya memang bukan EVOS, tapi TNC Predator. Namun mereka mengundurkan diri sehingga slot kualifikasinya diserahkan pada EVOS sebagai runner-up.
Walau tidak ideal, Aville tetap mensyukuri kesempatan maju ke ESL One Hamburg 2018 ini. Ia percaya bahwa mungkin inilah jalan dari Tuhan, meskipun EVOS Esports belum berhasil di kompetisi-kompetisi lain tapi ternyata mereka justru bisa tampil di salah satu turnamen terbesar dunia. “Untuk lolos ke sininya juga, kita masuk finalnya, juga sudah termasuk prestasi sih,” kata Whitemon (Matthew Filemon) menambahkan.
Persiapan fokus dan mental
Menurut Lionheart (Kristiawan), pelatih tim Dota 2 EVOS Esports, persiapan yang perlu jadi perhatian dalam menghadapi ESL One Hamburg 2018 ini adalah kematangan fokus dan mental. EVOS memang sudah sering menghadapi turnamen, tetapi di Jerman mereka akan berhadapan dengan tim-tim yang dipandang “besar” di mata dunia. Lionheart ingin atlet-atlet EVOS sadar, bahwa sebenarnya mereka pun sudah menjadi tim besar.
“Tantangan buat saya itu kalau kita itu juga gede, gitu. Kenapa kita bisa sampai di sini, itu karena kita memang istilahnya sudah layak, gitu. Jadi jangan minder, atau jangan drop atau bagaimana,” kata Lionheart dalam videonya. “Justru ini batu loncatan kita sama-sama. Kalau kita bisa ngimbangin atau bahkan ngunggulin, ke depannya mungkin kita lebih enak, istilahnya gitu. Itu tantangan buat saya pribadi.”
Lionheart juga ingin memastikan agar para atlet tetap fokus, karena suasana latihan di bootcamp berbeda dengan suasana di lokasi pertandingan. Di bootcamp mereka bisa fokus bermain, tapi terkadang di turnamen, fokus pemain bisa berkurang. Entah itu karena mereka tidak berkumpul bersama, atau karena pikiran mereka melayang ke hal-hal selain turnamen. Ditambah lagi adanya kemungkinan pihak-pihak luar (misalnya penggemar) yang pesimis akan kans EVOS, Lionheart ingin tim mereka bisa menepis gangguan-gangguan seperti itu dan fokus pada mental juara.
EVOS, punyakah peluang jadi juara?
Sebagai penantang baru, apalagi tim yang bukan merupakan juara pertama kualifikasi, wajar jika banyak penggemar sangsi EVOS bisa menjadi juara. Tapi menurut saya sebenarnya ucapan pelatih Lionheart ada benarnya. EVOS layak berhadapan dengan tim-tim besar, karena EVOS sendiri juga merupakan tim besar.
Beberapa bulan terakhir, EVOS memang belum bernasib mujur di beberapa kompetisi. Kualifikasi WESG misalnya, EVOS harus merangkak di Losers’ Bracket sebelum akhirnya tunduk pada PG.BarracX di pertandingan keempat. Mereka juga tumbang di Open Qualifier Kuala Lumpur Major wilayah Asia Tenggara, kalah dari tim Lotac yang berhasil maju ke babak berikutnya.
Tapi kita juga tak boleh lupa bahwa EVOS merupakan juara di ProDotA Cup Southeast Asia #13 yang digelar pada bulan Agustus lalu. Mereka mengalahkan tim-tim kuat Asia Tenggara seperti Tigers dan Execration. Ini menunjukkan bahwa EVOS Esports masih punya taring di dunia Dota 2. Hanya saja performa mereka belum konsisten.
Mungkin yang paling dibutuhkan oleh EVOS Esports saat ini adalah rasa percaya diri yang kuat supaya mereka dapat terus menunjukkan performa terbaik. Kedatangan mereka di ESL One Hamburg 2018 memang dipengaruhi oleh faktor keberuntungan, akan tetapi EVOS justru harus memandang ini sebagai kesempatan membuktikan diri mereka.
Mungkin kekuatan terbesar EVOS di ESL One Hamburg 2018 justru terletak pada posisi mereka sebagai pendatang baru. Karena mereka belum pernah berhadapan dengan tim-tim peserta lainnya, tidak ada yang bisa membaca strategi atau gaya main yang dimiliki tim EVOS. Siapa tahu EVOS bisa memberi kejutan, seperti Newbee di The International 2014 dulu.
Saya sendiri berpikir bahwa EVOS tidak harus menjadi juara. Seandainya di ESL One Hamburg 2018 EVOS bisa membukukan beberapa kemenangan, itu sudah cukup untuk menjadi motivasi EVOS di masa depan. Yang penting jangan sampai EVOS pulang tanpa poin sama sekali. Tapi tentu saja akan lebih baik bila EVOS bisa mendapatkan posisi di podium.
Anda dapat menonton pertandingan ESL One Hamburg 2018 di dalam client Dota 2, atau lewat channel YouTube Ligagame eSports TV mulai hari ini (23 Oktober) pukul 22:00 WIB. Apa pun hasil yang mereka raih, mari kita turut mendukung performa mereka, karena saat ini mereka tengah berjuang untuk mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Maju terus EVOS Esports!