Kemudahan Pengoperasian Drone Ialah Salah Satu Alasan Mengapa DJI Jadi Favorit Konsumen Indonesia

Meskipun berawal dari penggunaan di ranah militer, orang awam akan segera mengasosiasikan istilah drone dengan perangkat terbang yang bisa membantu mereka mengabadikan foto serta merekam video dari udara. Sudah ada banyak produk drone dalam beragam model dari produsen berbeda masuk ke Indonesia, namun belakangan, nama DJI semakin terdengar lantang.

Didirikan oleh Frank Wang 12 tahun silam, produk-produk buatan brand Tiongkok yang punya spesialisasi pada penyediaan UAV, platform terbang serta sistem pengendali penerbangan itu telah menjamur di tanah air, dan kehadirannya semakin mantap dengan pembukaan authorized retail store terbesar di Asia Tenggara. Dan minggu lalu, DJI serta partnernya Halo Robotics mengundang media lokal untuk menguji drone mereka secara langsung.

Sesi hands-on yang dilakukan hari Jumat silam di lapangan Wisma Aldiron dimeriahkan oleh empat varian drone yang terbagi dalam dua kategori, yakni kelas end-user dan komersial. Mereka adalah Mavic Pro, Phantom 4 Pro, Matrice 210 dan Agras MG-12. Jika dua model terakhir terdengar kurang familier, alasannya ialah karena dikhususkan untuk segmen enterprise.

 

Drone enterprise

Ada dua aspek yang menjadi nilai jual utama Matrice seri 200: daya tahan dan tingginya kemampuan adaptasi. Di atas kertas, ia dapat beroperasi hingga jarak 7km dari operator, mampu mengudara selama 38-menit, sanggup membopong beban maksimal 2kg, serta memperoleh sertifikasi IP43 sehingga saat turun hujan, Anda masih punya waktu untuk mendaratkan drone ini.

DJI 1

DJI Matrice sengaja dirancang untuk kebutuhan inspeksi dan pencarian, misalnya buat memeriksa sambungan kabel di menara ataupun lokasi tinggi lain, serta ketika melakukan operasi penyelamatan – sebelum tim diturunkan ke lapangan. Buat fungsi-fungsi tersebut, pengguna bisa memasangkan kamera Zenmuse Z30 dengan kemampuan zoom optik sampai 30 kali; atau Zenmuse XT2 yang memiliki kapabilitas thermal imaging via inframerah.

DJI 2

Dan seperti yang diindikasikan oleh namanya, DJI Agras MG-15 ialah UAV khusus bidang agraria. Dibekali delapan rangkai baling-baling, Agras dijanjikan sanggup menjangkau lahan seluas 4-hektar (per jam) dan membawa beban hingga 10-kilogram. Agras mempunyai tanki untuk tempat menyimpan pestisida hingga pupuk cair. Kombinasi kapabilitas terbang serta sistem penyemprotan otomatis membuat prosesnya 40 sampai 60 kali lebih cepat dari melakukan penyemprotan secara manual.

DJI 3

Seorang representasi DJI menyampaikan pada saya bahwa beberapa BUMN telah mulai mengadopsi drone sebagai bagian dari perkakas kerja, salah satunya adalah PLN. Bidang lain yang juga menunjukkan ketertarikannya pada pemanfaatan UAV ialah sektor Migas.

DJI 4

 

Kemudahan penggunaan

Namun apapun pilihan konsumen – kelas videography ataupun enterprise, bagian terbaik dari produk-produk DJI adalah kemudahan penggunannya. Drone mereka punya metode pengendalian yang kurang lebih sama. Tapi sebelum mengudara, pastikan Anda telah memenuhi segala syarat yang dibutuhkan buat jadi penerbang drone dan tidak menerbangkannya di zona-zona terlarang.

DJI 16

Kabar baik untuk saya dan tamu undangan acara DJI kemarin ialah, kami tidak perlu memikirkan itu semua karena segalanya sudah dipersiapkan. Para tamu diberikan kesempatan buat menerbangkan tiga dari empat drone DJI – kecuali Agras karena mungkin pengoperasiannya sedikit lebih kompleks dari tipe lain dan mayoritas dari media masih belum familier mengendalikan drone.

DJI 10

DJI 15

Sesi uji coba tersebut saya gunakan untuk bermain-main dengan Phantom 4 Pro dan Mavic Pro. Hampir seluruh aspek di drone ini diurus oleh sistem pintar, dari saat lepas landas, mengudara, hingga melakukan pendaratan. Yang perlu kita ketahui hanyalah cara memicu fungsi penerbangan serta pengendalian secara umum. Buat memerintahkannya lepas landas, kita hanya perlu menarik thumb-stick di unit controller ke arah belakang-dalam – membentuk huruf V.

DJI 7

Selanjutnya, baling-baling akan berputar, dan Anda tinggal mendorong stik kiri ke atas untuk menentukan tingginya. Hal yang paling mengagumkan dari drone DJI terletak pada bagaimana seluruh sistem dirancang demi kesederhanaan pemakaian. Di udara, Phantom 4 Pro dan Mavic Pro tetap berusaha menjaga posisinya stabil walaupun angin bertiup kencang. Lalu perhatikan saat drone berhenti mendadak saat melaju: ia otomatis akan memiringkan posisi ke belakang buat menghentikan gerakan.

DJI 8

DJI 9

Pernak-pernik di controller memungkinkan kita melakukan berbagai manuver serta mengendalikan kemiringan kamera. Fungsi-fungsi yang lebih canggih bisa diakses lewat layar smartphone (tersedia docking di unit remote control-nya), misalnya untuk mengaktifkan perintah follow atau mengorbit pengguna. Desain controller beberapa varian drone DJI memang berbeda, tapi mayoritas lokasi tombol serta fungsinya tetap sama.

DJI 12

DJI 11

Via display perangkat bergerak, Anda bisa melihat tampilan live preview foto atau video yang dapat diambil. Tapi saat menerbangkannya, apalagi dalam mode manual, staf DJI sangat merekomendasikan operator buat melihat drone secara langsung. Jika jam terbang kita masih belum terlalu lama, sebaiknya pastikan drone tetap berada di area pengawasan Anda. Aturan tersebut terdengar simpel namun prakteknya tidak mudah. Jika perhatian terpecah saat posisi drone berada cukup jauh, maka besar kemungkinan Anda akan kehilangan orientasi.

DJI 13

Kejadian ini sempat saya alami, namun untungnya saya segera ingat untuk mengecek live preview, mengevaluasi keadaan sekitar di sana, lalu menggerakkannya ke lokasi yang familier hingga mata saya bisa kembali melihatnya.

DJI 6

Menilai seluruh segala kecanggihan tersebut, saya bisa memahami mengapa drone-drone DJI dibanderol di harga yang cukup tinggi (walaupun kisarannya tergolong kompetitif). Kita juga harus ingat bahwa pada dasarnya, UAV end-user ini bukanlah mainan. Ia adalah platform produktif, alat canggih buat menciptakan foto-foto serta video udara – yang beberapa belas tahun silam mungkin hanya dapat diambil menggunakan helikopter.