Keputusan Mengambil Uang Tunai atau Saham Ketika Menjual Startup

Cash menjadi pilihan yang lebih masuk akal untuk pendiri startup / Shutterstock

Urusan mengakuisisi dan merger sebuah startup dari sesama startup atau perusahaan yang jauh lebih besar telah menjadi hal yang umum di industri ini. Skema tersebut biasa dijalani untuk menyempurnakan produk, atau bahkan menyelamatkan bisnis pemain yang terlibat. Tren merger dan akuisisi startup berharga jauh lebih mahal dari tahun-tahun sebelumnya. Ketika tiba waktunya untuk menjual startup Anda, mana yang dipilih, saham atau uang tunai?

Akuisisi menggunakan uang tunai mendominasi di tahun 2014

Menurut Partner Redpoint Ventures Tomasz Tungus, 90% transaksi merger dan akuisisi tech startup di Amerika Serikat mencapai kesepakatan menggunakan uang tunai di sepanjang tahun 2014. Padahal serupa dengan bisnis di pasar yang lebih besar, proses akuisisi tech startup sempat didominasi oleh transaksi dengan nilai saham.

Sepanjang tahun lalu uang tunai sebesar $22,4 triliun telah dicatatkan sebagai keberhasilan proses akuisisi startup, sedangkan penjualan berdasarkan saham hanya tercatat sekitar $864 juta saja.

Tomasz mengharapkan ekosistem terus berjalan demikian, pasalnya perusahaan teknologi raksasa memiliki arus kas yang terus melambung dan tingkat suku bunga yang cenderung rendah. Alangkah baiknya jika para pendiri startup mempertimbangkan pemilihan uang tunai saat startup-nya dibeli, karena transaksi uang tunai tidak memiliki risiko nilai depresiasi dengan fluktuasi pasar saham.

Cash vs Stock M&A Over The Past 15 Years / Tom Tunguz

Menurut literatur klasik Harvard Business Review (HBR) yang diterbitkan tahun 1999, perbedaan utama transaksi menggunakan uang tunai dan saham adalah soal manajemen risiko. Jika menggunakan uang tunai, pengakuisisi mengambil alih seluruh risiko, sementara di transaksi berbasis saham risiko tersebut dibagikan antara pengakuisisi dan yang diakuisisi sesuai dengan proporsi kombinasi perusahaan.

Dalam studi terhadap 1200 transaksi besar, periset secara konsisten menemukan bahwa nilai saham perusahaan pengakuisisi selalu lebih rendah saat pengumuman akuisisi ketimbang jika dilakukan menggunakan uang tunai. Juga ditemukan bahwa perbedaan kinerja awal antara transaksi tunai dan saham menjadi lebih besar seiring berjalannya waktu.

Meskipun fakta menunjukkan sisi negatif akuisisi yang memanfaatkan saham, penggunaan saham adalah hal alami bagi startup untuk membayar saat akuisisi. Dalam hal ini, valuasi yang tinggi bisa menjadi keuntungan utama untuk meyakinkan perusahaan yang diakuisisi. Yang harus diperhatikan kembali lagi adalah faktor risiko, baik sisi pertumbuhan perusahaan maupun sisi perekenomian negara, yang mempengaruhi pertumbuhan nilai saham.

Leave a Reply

Your email address will not be published.