Kesempatan Bisnis Industri Mobile di Indonesia

Belakangan ini saya mulai khawatir melihat perkembangan industri mobile di Indonesia. Kenapa dengan market yang begitu besar, pengembang mobile berkualitas di Indonesia begitu sulit dicari. Belakangan banyak rekan saya yang berkeluh kesah dan meminta bantuan saya untuk mencarikan pengembang mobile yang bagus, namun sayangnya pengembang yang bagus rata-rata sudah bekerja di tempat lain atau sibuk mengerjakan proyek sendiri. Dan sayangnya lagi, ternyata pengembang mobile di Indonesia belum terlalu banyak.

Hal ini yang membuat saya agak khawatir, apakah Indonesia sudah mulai tertinggal di kancah teknologi mobile? Apakah pengembang aplikasi mobile di Indonesia begitu sedikit?

Sebagai industri yang baru bertumbuh, dan mengingat besarnya pasar mobile/internet di Indonesia, sebenarnya tidak perlu berfikir dua kali untuk berinvestasi di bisnis mobile di Indonesia. Pasarnya begitu besar, selalu ada celah kosong yang perlu diisi dengan produk ataupun layanan mobile berbasis internet.

Saya berbincang dengan beberapa teman pengembang mobile, dan ternyata mereka-pun mengalami kesulitan menemukan engineer yang fokus di mobile, kebanyakan masih terjebak di dunia web meskipun fakta dan tren menunjukkan bahwa mobile akan menjadi industri yang sangat besar. Kebanyakan pengembang mobile cenderung “malas” karena pengembangan aplikasi di mobile terlalu “dikontrol” oleh vendor tertentu seperti Apple dan Google, tidak seperti dunia web yang memiliki standard global yang bisa digunakan oleh semua orang di seluruh dunia.

Hal ini menjadi salah satu alasan kenapa pengembang mobile di Indonesia kurang begitu banyak.

Beberapa hari lalu InMobi, sebuah mobile ad network yang berbasis di India, merilis laporan mereka mengenai analisis traffic inMobi di region Asia Pacific dan menunjukkan beberapa fakta yang menarik untuk dibahas. Secara regional, traffic mobile di Asia Pacific dengan impression bulanan sebesar 18 milyar, bertumbuh sebesar 10% selama 3 bulan terakhir.

Di infography tersebut, traffic dari Indonesia terlihat menduduki peringkat 2 dibawah India dengan 25% dan Vietnam sebagai negara dengan pertumbuhan paling cepat mewakili 9% traffic inMobi. Fakta yang senada juga keluar dari AdMob, mobile ad network milik Google yang menempatkan Indonesia di peringkat ke-3 terbesar di dunia, dibawah US dan India.

Adopsi mobile di Indonesia memang luar biasa, tapi ingat, ini baru permulaan saja. Dalam 3-5 tahun lagi bukan tidak mungkin Indonesia menjadi pemimpin di dunia mobile mengalahkan India dan US. Dan saya-pun tidak akan kaget jika inovasi terbesar selanjutnya di industri mobile akan datang dari startup di Indonesia. Tinggal bagaimana kita yang berada di industri ini beranjak dari sekedar mengkonsumsi menjadi produsen startup-startup mobile yang bermutu dan menyajikan inovasi-inovasi terbaru di market yang luar biasa besar dan luar biasa siap dikelola.

 

About Rama Mamuaya

Founder, CEO, Writer, Admin, Designer, Coder, Webmaster, Sales, Business Development and Head Janitor of DailySocial.net. Contact me : rama@dailysocial.net

6 thoughts on “Kesempatan Bisnis Industri Mobile di Indonesia

  1. selain masih jarang, ada juga beberapa faktor kenapa susah cari mobile developer di indonesia.

    1. perusahaan gak siap kasih gaji tinggi (katakan, lebih dari 12jt).
    2. developer bisa cari duit sendiri dengan bikin aplikasi.

    tapi kalo cari developer based on project kayaknya gak sesulit nyari yang untuk kerja kantoran. karena si developer ini masih merasa eksklusif, karena ya belum rame dan bagus buat developer. hehehe

  2. Masa sih ga ada developer_nya…
    Bukannya jurusan TI itu populer di kampus…

    Sebenernya kalo bisa jadi pemain awal yang masuk di sebuah industri pasti ada kelebihan tersendiri, dibanding yang belakangan.
    Kalo nunggu rame, ya udah ketinggalan kereta 😛

  3. 3. banyak klien di Indonesia merasa belum butuh aplikasi mobile, otomatis banyak pengembang pun juga merasa tidak diperlukan.
    4. kualitas pengembang yang sangat bagus sangat sulit dicari dibanding orang yang menyebut dirinya pengembang tapi sebenarnya cuma bisa pakai perkakas (tool) dari orang lain.
    5. masalah duit emang ga jauh-jauh. haha

  4. peluang ini sudah kami perkirakan dari tahun 2008, sehingga di kurikulum Teknik Informatika UAJY tahun 2008, muncul bidang peminatan Mobile Computing dengan mata kuliah wajib Pengantar Sistem Mobile dan Nirkabel, dan Praktikum Aplikasi Mobile, serta mata kuliah pilihan Aplikasi Mobile untuk Bisnis, Infrastruktur Layanan Mobile, Teknologi Nirkabel dan Aplikasinya, serta Sistem Layanan Berbasis Lokasi, hanya saja memang peminatnya bisa dikatakan tidak begitu banyak (satu kelas 35-40 orang) dibanding peminatan lain (Soft Computing atau Enterprise Information System)… btw, meski peminatnya sedikit, sebenarnya sudah ada beberapa produk hasil tugas akhir mahasiswa berbasis aplikasi mobile yang keren-keren, sayang ketika mahasiswa-nya lulus, produk itu dibiarkan begitu saja dalam bentuk laporan atau CD, padahal potensi-nya besar… btw, saat ini kami sedang menjajaki untuk menggunakan kurikulum Nokia dalam Praktikum Aplikasi Mobile…

  5. Saya sehari-hari hidup di dunia mobile, saya seorang developer di bidang mobile application.
    di Indonesia pertumbuhan mobile developer cukup terlihat, berkembang, bisa dirasakan pertumbuhannya menuju angka yang signifikan.

    Coba saja search di App “store” dari sejumlah brand, Indonesia termasuk yang tumbuh baik, dengan aplikasi-aplikasi baru dan inovatif.

    Sudah banyak brand besar yang mendukung perkembangan mobile development di Indonesia, termasuk juga berharap dari developer Indonesia untuk terus maju dan menghasilkan aplikasi paling tidak untuk memenuhi “kebutuhan dan ketertarikan” dari pasar Indonesia sendiri.

    Sebaiknya memang tidak dibandingkan dengan web development, dari umurnya yang sudah jauh berbeda, tentunya kedewasaan Industrinya juga berbeda.

    Mencari sumber daya dalam bidang IT terutama bagi sebuah startup adalah sebuah tantangan tersendiri, karena mungkin percuma saja teman-teman di bidang Pendidikan menghasilkan SDM yang bagus, tapi tetap saja hasilnya akan dicaplok oleh perusahaan-perusahaan raksasa di Industri yang mungkin berbeda.

    Kebetulan membahas tentang Ads system, kebanyakan traffic dari Ads system masih dikuasai oleh mobile web, bukan mobile application. Sebaliknya, apa iya developer mobile application akan dapat menggantungkan sumber revenue dari Ads saja?

    Tapi bagaimanapun juga, tentunya saya punya keyakinan bahwa Industri Mobile di Indonesia akan segera berkembang dengan pesat 😉 

  6. Memang masih sedikit yang mengembangkan aplikasi mobile, terutama developer sudah terlalu nyaman bekerja dgn platform web atau desktop. Padahal potensi mobile ini sangat tinggi, sudah banyak client yang menyinggung mereka menginginkan mobile app untuk perusahaannya. Saya sbg UI Designer, merasa banyak developer yg kurang berani diajak meraih peluang ini. Beberapa masih coba2 atau belum yakin dgn prospek ke depannya. Walaupun mereka mempunyai skill mobile development yg baik, rata2 dari mrk hanya mengharapkan proyek dari orang atau bekerja kepada suatu perusahaan, daripada mencoba peluang sukses untuk mengembangkan aplikasinya sendiri. Btw apabila ada developer yg berminat mencoba sukses dgn mengembangkan aplikasi mobile dan butuh partner designer, silahkan contact saya yah 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published.