Kios Digital M Cash Segera “Go Public” Awal November 2017, Lepas 25% Saham Baru

PT M Cash Integrasi (MCI), perusahaan penyedia kios digital, diungkapkan akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia. Rencananya aksi korporasi tersebut akan berlangsung pada awal November 2017 dengan melepas 25% saham baru ke publik. M Cash akan menjadi startup teknologi kedua yang go public setelah Kioson.

“Tahun ini ada dua perusahaan startup yang melantai, Kioson dan M Cash. Kioson sudah [paparan publik], menyusul M Cash. Mengingat aturan IPO untuk startup belum ada, jadi mereka berdua akan listed dengan mengacu pada aturan lama dan tercatat dengan sektor usaha ritel,” terang Direktur Penilai Perusahaan Bursa Efek Indonesia Samsul Hidayat, Senin (11/9).

Samsul melanjutkan kedua perusahaan ini tercatat sebagai perusahaan ritel lantaran bisnisnya sebagai penyedia sarana transaksi ritel yang berbentuk digital. Barang-barang yang dijual lebih mengarah untuk kebutuhan masyarakat sehari-hari, seperti pulsa, token listrik, dan lainnya.

Mereka tidak tergolong perusahaan teknologi karena penentuan bidang usaha di bursa, bila mengacu pada aturan yang berlaku saat ini, dilihat dari sumber pendapatannya yang terbesar.

“Nah, pendapatan terbesar mereka dari sektor ritel. Sejauh ini M Cash sudah selesai melakukan perjanjian pencatatan di kami, kira-kira prosesnya sudah 40%. Tinggal proses review lagi.”

Secara terpisah, saat dihubungi DailySocial, Managing Director Kresna Graha Investama Suryandy Jahja membenarkan pernyataan Samsul. Rencana IPO untuk M Cash tetap berjalan seperti rencana awal, akan terdaftar di BEI pada awal November 2017 mendatang.

Kresna Graha merupakan salah satu pemegang saham di M Cash dengan kepemilikan saham sebesar 17,6%.

Dia mengungkapkan saat ini M Cash sedang mempersiapkan tahapan penawaran awal (book building). Saham baru yang akan dilepas sebanyak 25%, dengan target dana yang akan didapat sebanyak Rp300 miliar, lebih banyak dari prediksi awal Rp250 miliar. Namun harga saham M Cash per lembarnya masih dirahasiakan.

Menurut Suryandy, penggunaan dana yang didapat dari hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja sekitar 60%, belanja modal 30%, dan sisanya untuk kebutuhan lainnya.

“Rencana masih seperti semula, tidak ada yang berubah. IPO awal November dan pubex (public expose) awal Oktober. Sekarang lagi anchors book building,” terang Suryandy.

Secara kondisi keuangan, sambungnya, diklaim M Cash sudah tergolong perusahaan yang sehat dan sudah mencetak laba. Hanya saja, besaran angkanya tidak disebutkan Suryandy.

“Sudah laba, seharusnya [setelah IPO] sudah big growth [pertumbuhan laba] ke depannya.”

M Cash memiliki produk utama kios digital yang dikembangkan secara mandiri sejak 2010. Mesin dapat digunakan pengguna untuk bertransaksi produk digital, seperti pulsa, tiket konser, token listrik, dan membayar tagihan. Pengguna juga dapat membeli kartu SIM dan uang elektronik.

Kios digital M Cash sementara ini bisa ditemukan di beberapa gerai Fresh Market dan Ranch Market berlokasi di Jakarta dan Bekasi. Ke depannya perangkat ini akan hadir di Hero, Hypermart, dan beberapa merek ritel minimarket lokal. Ditargetkan sampai akhir tahun mereka dapat menempatkan 1.000 outlet kios di seluruh Indonesia.