Pernahkah kamu mendengar istilah kefisien korelasi? Koefisien korelasi merupakan hal yang umum digunakan dalam ilmu statistika. Biasanya, koefiesien korelasi digunakan untuk menjawab pertanyaan “apakah variabel X memiliki hubungan atau berkaitan dengan variabel Y”.
Lantas, apa yang dimaksud dengan koefisien korelasi dan bagaimana rumus dan contohnya? Simak penjelasannya dalam artikel ini.
Pengertian Koefisien Korelasi
Dalam ilmu statistika, koefisien korelasi merupak sebuah nilai yang mengukur signifikansi, arah, serta intensitas hubungan antara dua variabel. Tujuannya, untuk mendapatkan pola dan keeratan atau kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Indikator kekuatan hubungan antara dua variabel ini ditunjukkan dalam simbol X dan Y. Jika nilai yang ditunjukkan lebih besar dari nol, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi hubungan yang positif antara dua variabel tersebut,
Sebaliknya, jika nilai yang ditunjukkan lebih kecil dari nol, maka hubungan yang terjadi antara dua variabel tersebut disimpulkan negatif. Untuk lebih jelasnya, simaklah kriteria berikut:
- 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel
- 0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah
- 0,25 – 0,5 : Korelasi cukup
- 0,5 – 0,75 : Korelasi kuat
- 0,75 – 0,99 : Korelasi sangat kuat
- 1 : Korelasi hubungan sempurna positif
- -1 : Korelasi hubungan sempurna negatif
Namun, perlu diketahui, hasil koefisien merupakan indikasi awal dalam proses analisis data. Untuk mencari keterkaitan hubungan sebab akibat antara dua variabel dalam penelitian, diperlukan analisis yang lebih lanjut.
Rumus Koefisien Korelasi
Salah satu metode yang paling sering digunakan untuk menghitung koefisian korelasi adalah product moment coefficient of correlation yang diperkenalkan oleh Francis Galton. Metode ini juga sering disebut sebagai teknik koefisien korelasi pearson.
Teknik koefisien korelasi pearson merupakan metode yang paling mudah digunakan, karena tidak perlu memodifikasi data. Untuk menggunakannya, kamu bisa menggunakan rumus berikut.
- Huruf “n” merupakan jumlah titik dari variabel X dan Y
- X mewakili nilai variabel X
- Y mewakili nilai variabel Y
Simbol X merupakan variabel bebas yang digunakan untuk memprediksi nilai Y. Sementara Y merupakan variabel tidak bebas yang jumlahnya hanya dapat ditentukan oleh X. Untuk mengkaji hubungan keduanya, kedua komponen tersebut harus saling berkaitan satu sama lain.
Contoh Penggunaan Koefisien Korelasi
Biasanya, koefisien korelasi digunakan untuk mengidentifikasi tren baru yang terjadi di pasar keuangan, ekonomi, maupun saham. Berikut adalah salah satu contoh penggunaan koefisien korelasi untuk menentukan hubungan perubahan harga dollar dalam rupiah dengan harga emas di pasaran.
Berikut adalah contoh data harga rata-rata dollar AS dan emas di pasaran.
Untuk menghitung korelasi antara kedua variabel tersebut, kamu bisa menggunakan teknik korelasi pearson dengan menyebut harga dollar AS sebagai X, dan harga emas di pasaran sebagai Y.
Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa kedua variabel, yakni harga dollar AS dan harga emas memiliki hubungan yang kuat dan positif. Hal ini ditunjukkan dengan hasil angka yang tidak melebihi dari 0.1.
Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa ada hubungan sebab akibat yang terjadi dari kedua variabel tersebut. Maksudnya, harga dollar AS yang naik akan berimbas pada harga emas yang juga akan ikut naik. Sebaliknya, jika harga dollar AS turun, maka harga emas juga akan ikut turun.
Demikianlah penjelasan mengenai koefisien korelasi lengkap beserta rumus dan contohnya. Semoga artikel ini dapat membantu menambah wawasanmu mengenai metode ini.