Kurio Terapkan Teknologi Machine Learning untuk Kurangi Penyebaran Hoax

Menghadapi maraknya berita hoax yang simpang siur di internet, Kurio melengkapi layanan mereka dengan teknologi machine learning yang digunakan untuk menyaring berita. Berita hoax atau berita palsu di Indonesia saat ini tengah menjadi permasalahan serius. Banyaknya berita palsu yang beredar dan pemahaman masyarakat yang masih mudah percaya kepada berita yang bersifat sensasional memudahkan berita palsu tersebar dengan mudahnya. Budaya memilah berita pun tidak menjadi milik semua lapisan masyarakat. Hadirnya teknologi machine learning di Kurio menjadi sebuah solusi untuk membantu masyarakat terhindar dari berita palsu.

“Mengandalkan teknologi, tim Kurio telah merancang sebuah algoritma yang rapi untuk mengurangi masuknya berita hoax dalam machine learning di aplikasinya serta untuk membantu agar penyebaran berita hoax tidak semakin menyebar. Melalui machine learning dan algoritma yang dirancang, setiap artikel yang masuk dipastikan akan difilter terlebih dahulu sehingga tidak masuk ke dalam artikel stream,” Ujar CEO & Founder Kurio David Wayne Ika.

Lebih jauh David menjelaskan teknologi machine learning digunakan untuk menyajikan berita dalam news feed agar tetap berkualitas. Menghindari berita-berita dengan kualitas rendah, clickbait, dan konten-konten negatif seperti porno, provokatif dan miss leading informatif tanpa mengurangi hadirnya cerita atau berita yang penting.

Untuk memerangi penyebaran berita palsu ini selain menggunakan machine learning, Kurio juga melibatkan tim kurator untuk mengkurasi kembali artikel-artikel yang sudah masuk ke dalam artikel stream. Selain mengkurasi kembali artikel yang masuk tim kurator juga memastikan pengguna Kurio mendapatkan artikel yang bermanfaat dan terbaru yang terangkum dalam topik Top Stories yang dipastikan terbebas dari clickbait maupun hoax.

Fokus dan target saat ini

Sudah menginjak usia tiga tahun perjalanan saat ini Kurio masih mencoba disiplin dalam membangun produk dan fiturnya sekaligus fokus pada kepuasan pelanggan.

“Kami di Kurio mencoba untuk disiplin dalam hal product and feature development, trying to focus in OMTM (One Metric That Matter) both untuk user metrics yang sync ke future business metrics / business goal, dalam hal ini kami selalu prioritas dalam users satisfaction/ engagement dalam bentuk interaction per session, and our metrics in DAU/MAU ratio (engagement ratio) yang saat ini cukup sehat dalam kondisi Indonesia mobile users behavior, infrastructure network yang ada di Indonesia, besar kecil sangat berpengaruh dengan users engagement dan retention,” papar David.

Untuk tujuan di tahun ini David menjelaskan Kurio akan tetap terus melakukan improvisasi pada CAC (Customer Acquisition Cost) dan formula model monetization. Ia ingin Kurio terus tumbuh, tetapi tumbuh yang sehat dalam unit economic model Kurio.