Lakukan Kegiatan Pemasaran, agoda Pacu Kontribusi Pelanggan Millennial

Besarnya potensi dari kalangan millennial menjadi peluang bisnis yang bisa terus digali di berbagai segmen. Kali ini, agoda, platform reservasi akomodasi online di Asia Tenggara, menargetkan pelancong millennial di Indonesia untuk menggunakan agoda saat hendak bepergian.

agoda meluncurkan fitur “Check In, Check Out” yang bisa diakses di situs desktop dan mobile web. Fitur ini dirancang khusus sebagai direktori bagi pelancong millennial untuk mengetahui jarak lokasi hotel mereka dengan tempat-tempat sekitar yang ingin dikunjungi. Adapun kategori yang bisa diketahui adalah kuliner, hiburan, jalan-jalan, dan belanja.

“Kami harapkan fitur ini bisa memacu pelanggan baru dari kalangan millenial Indonesia untuk melancong ke berbagai tempat yang ingin mereka kunjungi. Semua fiturnya sudah dikostumisasi sesimpel mungkin, sehingga mereka tidak perlu unduh aplikasi direktori lainnya,” terang Gede Gunawan, Country Director agoda International Indonesia, Selasa (8/11).

Menurutnya, komitmen agoda untuk membidik pelanggan di kalangan tersebut cukup besar. Biaya pemasaran yang diklaim siap untuk dikucurkan bahkan mencapai 6 juta dolar. Tak hanya meluncurkan fitur baru saja, agoda juga melakukan kampanye dengan tema #agodabasecamp. Kampanye tersebut menjadi dorongan agoda kepada millennial yang menganggap akomodasi sebagai awal dari keseruan pengalaman perjalanan mereka.

Tak sampai disitu, agoda juga menyiapkan iklan televisi yang menceritakan petualangan pelancong yang berbeda dan sebuah mobile game interaktif yang memberikan diskon spesial kepada pengunjung situs untuk reservasi akhir tahun.

Terakhir, agoda mengumumkan kerja sama dengan Travel Sparks, organisasi sosial dengan fokus akan pendidikan di Indonesia bagian timur dengan menggunakan traveling untuk meningkatkan literasi dan kualitas pendidikan anak-anak di daerah pelosok Indonesia.

Donasi yang diumumkan untuk tahun pertamanya sebesar 500 juta Rupiah. Kegiatan ini ke depannya bakal menjadi program berkelanjutan yang akan dilakukan agoda setiap tahunnya.

Dari seluruh kegiatan pemasarannya ini, diharapkan dapat memacu kontribusi bisnis dari pelancong millennial terhadap total pendapatan agoda. Adapun secara persentase diharapkan bisa menembus angka 60%. Saat ini, meski tidak disebutkan angkanya, Gede mengklaim kontribusi bisnis agoda Indonesia dari pelancong millennial hampir menyentuh angka tersebut.

Sebelum meluncurkan seluruh kegiatan pemasaran ini, sambung Gede, agoda sebelumnya melakukan survei ke millennial responden dari seluruh Indonesia. Hasilnya ada tiga poin, yakni millennial sangat mementingkan destinasi lokal yang otentik, mereka sangat tinggi rasa nasionalisme, dan tertantang untuk eksplor daerah yang belum pernah mereka temui.

Dari data agoda, 70% tempat wisata yang paling diminati pelancong pada tahun ini adalah destinasi lokal. “Hasil survei ini jadi acuan kami bahwa pelancong millennial di Indonesia kian mencari pengalaman yang berbea dan menginspirasi untuk menjawab keingintahuan mereka.”

Bidik 6 ribu non hotel accomodation (NHA) untuk diakusisi

agoda saat ini sudah mengakuisisi (sebagai mitra) 1 juta hotel di seluruh dunia dengan jumlah pelanggan terdaftar mencapai 18 juta orang dari 37 ribu kota. Di Indonesia sendiri, agoda telah mengakuisisi 14.600 hotel dari seluruh Indonesia, sekitar 61,64% atau 9 ribu di antaranya tergolong sebagai non hotel accomodation (NHA). Adapun contohnya, apartemen, kos-kosan, dan residential.

Gede memandang, potensi NHA ke depannya akan semakin cerah seiring masifnya pelancong millennial untuk melakukan perjalanan. Secara potensi, masih ada 6.000 NHA yang bisa diakusisi oleh agoda. Untuk edukasi pelayanan dan sistem akuisisi, Gede mengaku pihaknya sendiri yang akan turun langsung ke lapangan dan memantau kondisi tempat penginapan.

Pemilik tempat penginapan akan diedukasi oleh tim agoda, bagaimana memberikan pelayanan dengan standar hotel dengan harga yang kompetitif.

“Untuk penginapan yang hendak kami akuisisi, mereka harus memberikan pelayanan yang baik dengan standar hotel, harganya pun harus kompetitif dan sudah nett, mengingat pemain OTA di Indonesia sudah banyak. Mereka juga tidak kami terapkan kontrak eksklusif harus dengan agoda saja,” pungkas Gede.

Application Information Will Show Up Here