Terdampak pandemi, Zomato lakukan penyesuaian (perampingan) bisnisnya di Indonesia. Setelah diluncurkan sejak akhir tahun 2018 lalu, fitur Zomato Pro atau Zomato Gold dihentikan. Itu merupakan layanan berbayar yang bisa dimanfaatkan pengguna untuk mendapatkan akses eksklusif di mitra restoran Zomato – termasuk memilih menu dan melakukan reservasi.
Dalam keterangan FAQ di aplikasi disebutkan, penutupan fitur tersebut dilatarbelakangi keputusan perusahaan untuk membubarkan tim operasional lokal di Indonesia – seluruh tim lokal terdampak layoff. Ketika dihubungi, pihak Zomato hanya memberikan keterangan, bahwa layanan dasar Zomato (pencarian restoran) tetap bisa diakses di Indonesia, operasionalnya dikerjakan secara remote dari India.
Sektor F&B memang menjadi salah satu yang terdampak parah akibat Covid-19. Mei lalu, Zomato dilaporkan telah memberhentikan 13% dari total karyawannya. Bahkan untuk staf yang masih bekerja, terdapat pemotongan gaji sampai 50%.
Untuk perkuat fondasi bisnis dan genjot pertumbuhan, sejak April 2020 induk Zomato tengah gencar menggalang pendanaan seri J. Dana teranyar berhasil dibukukan beberapa hari lalu, Kora Investment berpartisipasi menyuntikkan $52 juta. Menurut Fintrackr, dengan putaran tersebut Zomato saat ini memiliki valuasi sekitar $3,5 miliar.
Zomato sendiri sudah hadir di Indonesia sejak tahun 2013. Berkat pertumbuhan bisnis yang mengesankan pertengahan dekade, di tahun 2016 startup asal India tersebut telah capai Break Event Point (BEP), termasuk untuk unit bisnisnya di Indonesia.
Selain Zomato, di Indonesia sendiri ada beberapa layanan serupa, dua di antaranya adalah Qraved atau Eatigo.
Gambar Header: Depositphotos.com