Untuk memberikan gambaran jelas tentang kegiatan pemasaran secara online, GetCRAFT, platform yang memenuhi kebutuhan content marketing, influencer marketing dan native ads, meluncurkan survei yang berjudul Indonesia Native Advertising & Influencer Marketing Report 2018.
Dalam survei tersebut disebutkan Instagram merupakan platform media sosial populer saat ini (97%) di kalangan influencer, disusul Twitter (67%). Sementara kehadiran influencer masih menempati pilihan pertama perusahaan menyalurkan kegiatan pemasaran, disusul dengan iklan berbayar secara online. Laporan yang dibuat berdasarkan tiga survei terpisah ini ditujukan untuk brand, agensi, penerbit, media hingga influencer.
Media sosial dan kehadiran influencer
Salah satu platform yang paling banyak digunakan brand dan perusahaan melakukan kegiatan pemasaran dan membina relasi serta engagement dengan pengguna adalah melalui media sosial.
Sebagai salah satu negara di Asia yang mengalami peningkatan cukup tinggi terkait dengan penggunaan mobile internet, yaitu 47% (123 juta orang) dan penggunaan internet secara keseluruhan sekitar 51% (133 juta orang), laporan GetCraft menyebutkan media sosial yang paling aktif digunakan adalah YouTube sebanyak 49%, disusul Facebook sebanyak 48%, Instagram 39%, Twitter 38%, Whatsapp (38%), FB Messenger (31%), Line (30%), Linkedin (28%), BBM (26%), Pinterest (22%) dan WeChat (21%).
Selain platform iklan berbayar seperti Google Adwords, Facebook Ads, dan lainnya, kehadiran para influencer di media sosial juga sudah memiliki peranan yang tidak kalah pentingnya dari platform berbayar yang ada. Kegiatan pemasaran memanfaatkan influencer berupa engagement yang dilakukan individu yang memiliki jumlah pengikut yang besar di akun media sosial. Dalam bentuk percakapan, brand dan perusahaan menyematkan konten pemasaran yang beragam, mulai dari gambar, video, hingga blog.
Dalam laporan tersebut juga disebutkan Instagram merupakan platform paling favorit digunakan para influencer untuk melancarkan kegiatan pemasaran dan terbilang paling ampuh. Sebanyak 97% influencer memanfaatkan Instagram, disusul dengan Twitter 67%, Youtube 33%, dan Facebook sebanyak 30%.
Penggunaan native ads yang makin populer
Laporan menarik lainnya yang juga disampaikan oleh GetCRAFT adalah penggunaan native ads yang makin banyak dipilih brand dan perusahaan untuk kegiatan pemasaran. Format native ads yang fleksibel menyatu dengan konten, memberikan kesempatan advertiser untuk mempromosikan konten. Contohnya adalah opsi untuk mendorong posting di Facebook, iklan berbayar di mesin pencari Google, hingga listing promosi di layanan e-commerce.
Definisi native ads sendiri yang dijabarkan dalam laporan tersebut adalah iklan berbayar yang memiliki kesamaan dari sisi format, fungsi hingga kualitas dari konten di media. Biasanya konten ini tidak terkesan “hard sell” namun menyatu dengan topik layaknya sebagai pendukung dari konten tersebut.
Di tahun 2018 nanti diprediksi brand dan perusahaan bakal lebih fokus di penggunaan native ads. Tercatat budget yang dialokasikan brand untuk native ads (dibanding total biaya pemasaran) akan mencapai 16% pada tahun 2018, dibandingkan 9% pada tahun 2017.