Modern Times Group (MTG), induk perusahaan dari ESL dan DreamHack, baru saja mengumumkan laporan keuangan Q2 2020 mereka. Dalam laporan itu, mereka menyebutkan bahwa pemasukan mereka dalam tiga bulan terakhir mencapai 1,1 miliar krona (sekitar Rp1,8 triliun), sama seperti pemasukan MTG pada Q2 2019.
Sementara itu, pengeluaran MTG sepanjang Q2 2020 mencapai 992 juta krona (sekitar Rp1,65 triliun), turun 4 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu. Dengan begitu, MTG masih mengalami kerugian sebesar 19 juta krona (sekitar Rp31,6 miliar). Jika dibandingkan dengan kerugian yang dialami oleh MTG pada tahun lalu, mencapai 38 juta krona (sekitar Rp63,2 miliar), kerugian mereka pada pada kuartal ini mengalami penurunan.
Sama seperti Q1 2020, keuangan MTG pada Q2 2020 masih terdampak oleh pandemi virus corona, yang memaksa banyak penyelenggara turnamen esports untuk menunda atau membatalkan turnamen yang hendak mereka adakan. Intel Grand Slam merupakan salah satu acara esports yang harus ditangguhkan karena virus corona. Sebagian penyelenggara terpaksa harus mengadakan turnamen secara online.
Meskipun begitu, dua perusahaan anak MTG, ESL dan DreamHack, berhasil menjalin beberapa kerja sama baru sepanjang Q2 2020. Mereka berhasil menjadikan Twitch sebagai rekan. Sementara di Tiongkok, ESL dan DreamHack punya kerja sama dengan HUYA. ESL dan DreamHack juga berkolaborasi dengan Epic Games untuk membuat sekumpulan turnamen yang menyertakan Fortnite. Mereka juga bekerja sama dengan developer Psyonix untuk membuat turnamen Rocket League Championship Series Season X.
“Kami berhasil membuat scene esports menjadi semakin profesional dengan mengajak lebih banyak perusahaan untuk menjadi sponsor turnamen kami, walau sekarang adalah masa-masa sulit,” kata Presiden dan CEO MTG, Jørgen Madsen Lindemann, menurut laporan The Esports Observer. “Fokus kami adalah untuk menyelenggarakan turnamen esports secara online, agar minat akan industri esports tidak surut.”
Lebih lanjut dia menjelaskan, keuangan perusahaan pada semester pertama 2020 lebih baik dari perkirakan. Menurutnya, salah satu penyebabnya adalah perjanjian kerja sama dengan rekan media seperti Twitch. Alasan lainnya adalah karena mereka mendapatkan pemasukan lebih dari menyediakan jasa layanan esports. “Faktor yang tidak kalah penting adalah kemampuan kami untuk menekan biaya pengeluaran,” ujarnya.
Pada semester dua 2020, MTG memperkirakan, pemasukan divisi esports akan mengalami penurunan 30-40 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019. Pasalnya, mereka menduga, turnamen esports offline masih akan sulit untuk diselenggarakan akibat pandemi virus corona. Sebagai antisipasi dari pemasukan yang lebih kecil, MTG akan menekan pengeluaran tetap dari ESL dan DreamHack. Dari penghematan itu, mereka memperkirakan, mereka akan bisa menghemat hingga 325 juta krona (sekitar Rp540,3 miliar).
Sumber header: Emerging Europe