Layanan Email Client Mailbird Tambahkan Fitur Speed Reader

Salah pemenang Sparxup 2012 kategori Produktivitas, Mailbird, mengumumkan penambahan fitur Speed Reader. Masih tetap fokus sebagai layanan email client untuk Windows, fitur Speed Reader memungkinkan pengguna untuk melatih kemampuannya membaca email dengan lebih cepat. Speed Reader bisa diakses dengan iterasi terbatas untuk Mailbird versi gratis dan pengguna yang menginginkan fitur ini secara default bisa memilih berlangganan versi Pro berbiaya $1 per bulan.

Menggunakan Speed Reader yang ditandai logo kacamata di sisi kanan atas, Mailbird akan menampilkan kata demi kata dalam sebuah email sesuai kecepatan yang kita pilih. Kecepatan standar membaca tulisan/email untuk orang dewasa adalah 300 kata per menit (words per minute/wpm) dan kita bisa meningkatkannya sesuai dengan keinginan hingga 1000 wpm.

Seperti diungkapkan oleh Mailbird dalam artikelnya, kecepatan membaca rata-rata untuk mahasiswa adalah 450 wpm, sementara untuk profesor dan petinggi perusahaan bisa berada dalam kisaran 575-675 wpm. Saya pribadi setelah menggunakan fitur ini cukup nyaman menggunakan speed reader di kecepatan 500-600 wpm.

CEO Andrea Loubier dalam emailnya menyebutkan bahwa fitur internal yang dikembangkannya ini bisa mengalahkan Spritz yang merupakan aplikasi speed reader. Mailbird berusaha mentransformasi bagaimana kita memproses email, karena untuk urusan email kita paling banyak menggunakan waktu kita untuk membaca. Menurut Andrea, percepatan pembacaan email bisa meningkatkan produktivitas.

Ini merupakan fitur yang menarik untuk dimiliki setelah sejumlah prioritas yang telah dipenuhi oleh Mailbird, seperti multi-account, POP3, dan dukungan penggunaan proxy server. Satu-satunya kesulitan bagi saya untuk menggunakan Mailbird adalah kebutuhan memori dengan aplikasi email ini selalu berada di posisi puncak Task Manager dengan mengambil memori lebih dari 256 MB.

Mailbird merupakan startup yang berbasis di Bali dan mendorong penggunaan layanannya secara global sejak peluncurannya secara publik di awal tahun 2013. Meskipun layanan serupa macam Mozilla Thunderbird sudah gulung tikar (secara bisnis), kami masih berharap Mailbird menemukan niche-nya untuk bisa bertahan melalui skema berlangganan, baik untuk perorangan maupun bisnis.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Leave a Reply

Your email address will not be published.