Layanan On-Demand GO Adalah Masa Depan TV Berbayar

Layanan televisi dan Internet berlangganan First Media baru saja meluncurkan secara resmi layanan First Media GO yang memungkinkan pelanggannya untuk mengakses kontennya di mana saja dan kapan saja, terutama melalui perangkat mobile. Konsep serupa sesungguhnya sudah lazim diterapkan oleh layanan TV berbayar di negara maju dan sudah seharusnya diadopsi oleh semua layanan TV berbayar di Indonesia tahun 2014 ini. Menurut kami, layanan on-demand GO adalah masa depan TV berbayar.

Kami tidak mengerti kenapa semua aplikasi on-demand, terutama yang diakses melalui perangkat mobile, selalui dinamai sebagai aplikasi Go — sebut saja HBO GO ataupun Xfinity TV Go yang dijalankan oleh layanan kabel terbesar di Amerika Serikat Comcast. Yang kami mengerti adalah layanan Go adalah diversifikasi supaya konsumen tidak merasa rugi untuk berlangganan layanan televisi kabel, terutama bagi mereka yang lebih banyak menghabiskan kegiatan sehari-harinya di kantor dan di jalan.

Prinsip Go adalah bisa mengakses konten yang ditawarkan layanan TV berbayar di manapun melalui perangkat mobile. Apakah itu berupa live streaming siaran televisi ataupun pengaksesan konten film secara on-demand. Di negara-negara maju, konsep on-demand menjadi diversifikasi pendapatan layanan TV kabel karena menawarkan penyewaan (dan pembelian) film dan serial televisi — yang kadang lebih cepat beberapa hari ketimbang di iTunes ataupun Netflix.

Konsep berbayar untuk layanan First Media Go masih belum diterapkan, tapi menurut kami arahnya sudah berada di jalur yang benar. Dengan memasukkan First ID yang dimiliki oleh setiap pelanggan First Media, konsumen bisa mengakses konten film dan live streaming TV. Ada 50 kanal televisi yang bisa diakses melalui perangkat mobile dan First Media masih menginginkan penambahan 10-20 kanal lagi hingga akhir 2014.

Di Indonesia, kerja sama ini bisa dilakukan bekerja sama dengan distributor untuk streaming suatu film (melalui TV atau perangkat mobile) jika sudah hadir resmi dalam format home video. Selama ini konsumen hanya diberikan pilihan membeli DVD dan Blu-ray (selain melalui iTunes tentunya) yang dirasa mahal untuk kebanyakan kantong konsumen — apalagi yang sudah terbiasa membeli DVD bajakan.

Taruhlah setiap kali penyewaan film baru dikenakan biaya Rp 15-20 ribu untuk pengaksesan selama 48 jam dan konsumen bisa langsung akses tanpa perlu mengunduh lagi (seperti halnya melalui iTunes). Jika pengaksesannya menjadi semakin mudah, siapa tahu ini bisa menjadi cara mengurangi pembajakan. Di tahun 2013, Indonesia masih masuk daftar priority watchlist yang dikeluarkan oleh Kantor Representatif Perdagangan Amerika Serikat terkait pembajakan hak kekayaan intelektual akan konten digital.

Orange TV juga telah memikirkan hal seperti ini  dengan menawarkan layanan Genflix untuk pengaksesan kanal-kanal televisi khusus sepakbola (beIN 1, 2, dan 3) secara streaming melalui desktop ataupun perangkat mobile untuk diversifikasi usaha, termasuk kerja sama carrier billing untuk pembayaran melalui Indosat. Tidak perlu berlangganan Orange TV untuk mengakses siaran sepakbola tapi mereka tetap memperoleh pemasukan dari konsumen yang ingin menonton siaran sepakbola dengan mudah.

Saya berharap layanan TV kabel/satelit yang lain juga sudah berinisiatif menyiapkan produk serupa supaya tetap kompetitif di era digital seperti saat ini. Sudah siap menikmati era baru menonton televisi?

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Leave a Reply

Your email address will not be published.