Lembaga Riset Ovum Peringatkan Penurunan Pendapatan Operator Seluler Tahun 2018

Lembaga riset Ovum memperingatkan bahwa seiring dengan semakin matangnya bisnis seluler, diperkirakan tahun 2018 pendapatan operator seluler secara global akan menurun untuk pertama kalinya. Pertumbuhan pelanggan baru akan semakin menurun (di bawah 4%) dan operator dituntut semakin kreatif untuk memperoleh sumber pendapatan baru. Inovasi layanan, tarif, model bisnis, operasi jaringan dan partnership menjadi kunci strategi menghasilkan pendapatan.

Penurunan pendapatan terbesar akan terjadi di negara-negara Eropa Barat dan Timur Tengah, di mana penetrasi jaringan seluler sudah menunjukkan tanda-tanda kejenuhan. Pasar Amerika Serikat juga mengarah ke hal yang sama, ditandai dengan kematangan pasar di negara ini. Diperkirakan secara global akan terjadi penurunan pendapatan sebesar $7,8 miliar di tahun 2018, jika dibandingkan pendapatan di tahun sebelumnya.

Menurut Sara Kaufman dari Ovum, pertumbuhan di kawasan Asia Pasifik secara umum akan melambat, di mana Cina, India dan Indonesia masih menjadi penyumbang terbesar. Secara total, kawasan ini akan menyumbang pelanggan terbesar, dengan kisaran angka 57%, di tahun 2018. Pertumbuhan tertinggi bakal dikuasai oleh negara-negara di kawasan Afrika, di mana penetrasi telepon seluler masih lebih rendah ketimbang daerah lainnya.

Khusus untuk Indonesia, kita tahu bahwa penetrasi seluler sudah melewati angka 100%, yang artinya sudah banyak orang menggunakan lebih dari satu pilihan operator. Tantangan operator tentu saja bukan sekedar mencari pelanggan baru, yang jumlahnya semakin sedikit, tapi juga mempertahankan pelanggan yang ada untuk tidak pindah ke operator rival. Inovasi di layanan tambahan (value added services) bakal memberikan peranan penting untuk perebutan pelanggan yang semakin terbatas ini.

[ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DaiySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin. 

Leave a Reply

Your email address will not be published.