Lenovo Ajak Sekolah-Sekolah untuk Memulai Program Belajar Berbasis Virtual Reality

Ide akan VR headset berbasis Daydream tapi yang standalone (bisa beroperasi tanpa tersambung PC atau smartphone) sudah diumumkan sejak tahun lalu, dan Lenovo akhirnya merealisasikannya lewat Mirage Solo, yang diperkenalkan pada ajang CES kemarin. Kini, pabrikan asal Tiongkok itu punya inisiatif baru untuk memaksimalkan potensi standalone VR headset-nya.

Inisiatifnya dijuluki Lenovo VR Classroom, semacam program untuk institusi pendidikan yang tertarik mengimplementasikan aktivitas belajar-mengajar berbasis virtual reality. Dengan VR, cara guru mengajar maupun cara murid mengonsumsi informasi jelas akan berubah drastis, dan ini tentu saja diharapkan bisa mendorong tingkat partisipasi dalam kelas.

Bundel Lenovo VR Classroom mencakup headset Mirage Solo itu tadi, Lenovo Tab 4 Plus 10 inci untuk sang pengajar, router kelas komersial Ruckus R510 untuk menangani transmisi data dalam jumlah besar, lalu yang tidak kalah penting adalah dukungan sederet konten edukatif, plus lesson plan seputar STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) racikan Scholastic.

Lenovo mematok harga mulai $2.899 untuk bundel yang paling murah buat tiga murid, lalu tersedia pula bundel untuk 10 maupun 24 murid, plus opsi untuk menambahkan Lenovo Mirage Camera ke dalam bundel, supaya ide-ide kreatif para murid juga bisa tersalurkan. Pemasarannya baru akan dimulai bulan April mendatang di Amerika Serikat.

Apa yang dilakukan Lenovo ini cukup menarik karena, yang melihat potensi besar VR dalam dunia pendidikan sebenarnya sudah banyak, tapi sebagian besar masih bingung dengan penerapannya. Lenovo pada dasarnya hanya ingin memudahkan dengan menyediakan tak cuma hardware dan software yang dibutuhkan, tapi juga sejumlah layanan untuk membimbing institusi pendidikan sampai akhirnya mereka siap memulai program berbasis VR-nya.

Sumber: Lenovo.