Lima Alasan yang Melarang Anda Mendirikan Startup Jika Berawal dari Hobi

Semua orang pasti memiliki hobi. Ada yang hobi menulis puisi, bercocok tanam, merancang infografis, merakit pesawat buatan, atau lainnya. Tapi pernahkan Anda memikirkan ingin mengubah hobi menjadi perusahaan startup yang menguntungkan?

Beberapa contoh sukses seperti Rosanna Pansino yang berhasil meraih untung dengan menjual kue hingga US$2,5 juta per tahun, atau Nick Palmisciano dengan hobi meletakkan kata-kata lucu di kaos berubah menjadi perusahaan media senilai US$20 juta.

Contoh di atas kedengarannya sangat menjanjikan, tapi di sinilah sumber masalahnya: memulai bisnis itu tidak semewah kelihatannya. Jadi sebelum Anda memutuskan untuk menyelam ke dalam monetisasi hobi, pastikan informasi di bawah ini bukan tentang Anda:

1. Anda tidak melihat janji bisnis apapun di dalamnya

Hobi Anda sangat bagus, tapi banyak fakta yang menyebut alasan tersebut kurang cukup untuk menjadikannya sebagai bisnis. Anda perlu menggali pasar lebih dalam, menguraikan bagaimana peta persaingannya, dan temukah apakah ada tempat bagi pemain lain seperti Anda untuk terjun atau pasar sudah jenuh?

Anda juga perlu mengevaluasi apakah sesuatu dalam hobi Anda akan memenuhi kebutuhan atau memecahkan masalah dan dapat menjangkau target konsumen.

Untuk memeriksa apakah hobi Anda itu menjanjikan, mulailah forum diskusi atau buat survei guna mengumpulkan masukan dari baik dari dalam ataupun luar keluarga.

2. Anda tidak harus mulai bisnis dari bawah

Hobi Anda adalah sesuatu yang Anda sukai sebagai kebebasan dari gangguan dan masalah. Apa yang akan terjadi bila menjadikan hobi sebagai pekerjaan? Sebelum mengubahnya jadi bisnis, sebaiknya Anda harus jujur dengan diri sendiri. Apakah Anda yakin tidak akan kehilangan minat pada hobi ini dan Anda siap meluangkan waktu untuk itu, bahkan saat tidak ada inspirasi sama sekali.

Masalah lainnya adalah keahlian Anda. Anda mungkin piawai dalam menjalankan hobi tapi bagus saja tidak cukup untuk membuat orang lain membayarnya. Cari tahu apakah Anda siap untuk mulai dari bawah dan siap menjalaninya dalam jangka waktu yang panjang. Sebab untuk membuat gairah Anda menjadi kisah sukses, perlu keringat yang banyak.

3. Anda tidak punya waktu untuk membuat situs

Menjalani bisnis online berarti Anda harus berkomitmen untuk terus memperbarui situs dan melakukan iterasi. Ada blog, media sosial, yang kontennya harus selalu diperbarui. Meski ada banyak tip tentang pengoptimalan SEO untuk membantu Anda bekerja dengan benar dan menulis artikel menarik demi menarik orang menjadi pengguna.

Anda juga harus pertimbangan membuat konten dalam bentuk video, sebab saat ini dapat disebut sebagai andalan menarik orang baru. Penelitian menyebutkan bahwa 80% traffic akan berasal dari video di 2019 mendatang.

4. Anda tidak memiliki sumber daya bisnis

Mengubah hobi menjadi bisnis startup yang menguntungkan, tidak hanya membutuhkan hasrat saja. Anda akan membutuhkan dana investasi yang cukup untuk mengeluarkan Anda dari dasar tanah. Alternatif yang bisa dipilih adalah menggunakan platform crowdfunding seperti Kickstarter, dengan mengumpulkan uang dari orang asing.

5. Anda tidak ingin bertemu deadline

Pertanyaan lain yang harus dijawab bagi Anda yang ingin menguangkan hobi adalah apakah Anda siap membangun hobi ini sepanjang waktu, memenuhi deadline, dan berurusan dengan klien yang moody? Anda harus jujur dengan diri sendiri dan memutuskan apakah hobi ini akan terus memberi Anda inspirasi dan tetap santai saat berubah jadi bisnis.

Begitu Anda memutuskan untuk membuat hobi jadi pekerjaan full time, Anda perlu satu mencari hobi lainnya sebagai kesenangan atau relaksasi. Tanyakan pada diri Anda, apakah Anda memilikinya dan lakukanlah jika demikian.