Lima Cara Membangun Startup dari Kegagalan

Di sesi #SelasaStartup minggu ini, DailySocial kedatangan Co-Founder dan CEO Prism Batista Harahap (Tista) yang membangun Prism, sebuah sistem chat yang mampu terintegrasi dengan layanan e-commerce dan memudahkan customer service membantu pelanggan memenuhi kebutuhan transaksinya.

Batista sudah cukup lama malang melintang di industri startup Indonesia. Ia sempat terlibat dengan pengembangan Urbanesia dan Ardent Labs, hingga kemudian mendirikan startup sendiri bernama Coral, sebuah layanan mobile marketplace yang menyasar segmen perempuan. Ketidakberhasilan mengembangkan Coral justru menjadi pelajaran Batista untuk membangun Prism dengan fitur-fitur seperti saat ini.

Dalam membangun startup, ketika tantangan kerap menghampiri, kegagalan merupakan “teman” yang selalu hadir dan menghambat bisnis startup. Menurut Batista, justru kegagalan tersebut merupakan cara tepat untuk bangun kembali dan membantu startup menciptakan produk yang lebih baik.

Batista mengupas lima tips penting bagi pendiri startup, ketika startup mengalami kegagalan.

“Menjadi sulit bagi startup untuk menemukan tindakan preventif yang bisa dilakukan saat startup melakukan kesalahan. Terima semua kesalahan dan kegagalan tersebut dan perbaiki dengan cepat agar bisa menciptakan produk startup yang tepat.”

Validasi produk dan manfaatkan feedback

Salah satu cara untuk bisa membuat produk yang relevan dan berfungsi baik untuk pengguna adalah menyampaikan ide produk dalam bentuk prototipe produk sederhana dalam waktu singkat.

Tampung semua feedback positif dan negatif yang didapatkan untuk kemudian diolah menjadi produk yang tepat dan disukai pengguna.

Jangan lupa untuk membina relasi yang baik dengan tim terkait pembuatan produk (programmer,Ui/UX Designer, dan lainnya). Dengan demikian, semua perubahan yang ada bisa diperbaiki secara langsung.

Hindari membuat produk yang terlalu “canggih”

Batista Harahap di sesi #SelasaStartup DailySocial
Batista Harahap di sesi #SelasaStartup DailySocial

Tujuan akhir produk dibuat adalah agar target pengguna bisa menggunakannya setiap hari. Produk yang menggunakan proses dan sistem yang terlalu rumit akan menyulitkan pengguna mengadopsi. Pada akhirnya pengguna malah meninggalkan produk tersebut. Buatlah produk yang sederhana dengan teknologi yang relevan dan tentunya bisa dipahami dengan baik oleh pengguna.

Ciptakan kultur perusahaan yang positif

Salah satu poin penting yang wajib dicermati pendiri startup adalah membina hubungan yang jujur dan terbuka dengan partner dan pegawai. Sampaikan masalah/kendala yang dialami startup dan ajak semua tim untuk memikul tanggung jawab tersebut, sekaligus memecahkan masalah yang ada. Hubungan yang terbuka bisa membuat dinamika kerja lebih baik dan tentunya lebih solid.

Ciptakan hubungan baik dengan klien

Jika saat ini produk startup Anda fokus untuk memberikan pengalaman yang lebih baik kepada penjual atau pembeli, pastikan untuk memahami dan menempatkan posisi mereka sebagai prioritas Anda. Hadirkan solusi terbaik untuk mereka dan pastikan produk yang Anda ciptakan bisa membuat pekerjaan mereka lebih mudah dengan pilihan pembayaran yang beragam.

Fokus untuk monetisasi

Pada akhirnya produk yang Anda ciptakan bersama tim bertujuan untuk dijual ke target pasar dan memperoleh pendapatan. Jika startup Anda gagal menemukan target pengguna yang bersedia untuk membayar produk tersebut, proses pembuatan hingga penerapan teknologi yang paling canggih pun akan menjadi sia-sia. Pastikan produk bisa terjual dan menarik perhatian target pengguna untuk membayar.

About Yenny Yusra

Curiosity has always been a part of my life. With my love for technology with all digital entrepreneur aspects and related ecosystems, I hope to be able to provide relevant and insightful information for tech enthusiasts out there.