Mari Nikmati 5 Soundtrack Game Paling Menyentuh Hati

Entah apakah Anda sedang berlarian menyelamatkan diri dari semburan api naga dalam Skyrim, menjelajahi kota futuristik Transistor, atau saat bersantai di kedai minum dalam Dragon Age, musik dan efek suara adalah hal esensial penentu kualitas gameplay permainan. Baik studio besar maupun developer kecil berinvestasi banyak modal demi menyajikan yang terbaik.

Ada banyak sekali soundtrack video game di luar sana, beberapa dibagi-bagikan gratis tapi tak sedikit dibundel bersama edisi spesial atau pre-order. Butuh berminggu-minggu untuk mendengarkan semua soundtrack permainan yang dirilis selama setahun. Di antara mereka, sejumlah lagu akan memberikan kesan mendalam dan menetap di benak Anda selamanya, bahkan menjadi alasan memilihnya sebagai permainan favorit.

Di artikel ini saya ingin mengajak Anda menikmati lima buah soundtrack permainan yang berbeda. Saya hanya menyertakan lagu dengan vokal, memasukkan judul-judul baru (setidaknya dirilis setelah 2010 sampai sekarang), menyingkirkan musik yang dinyanyikan artis ‘populer’, dan dengan berat hati tidak memasukkan genre rock.

Beberapa lagu di bawah mungkin mampu menyentuh hati, atau memunculkan mood tertentu. Silakan duduk santai, dan siapkan secangkir kopi panas.

 

5. Deadman’s Gun, oleh Ashtar Command (Red Dead Redemption)

Red Dead Redemption merupakan salah satu permainan terbaik di console last-gen, dan tak banyak game bertema Wild West dibuat secanggihnya. Layaknya karya Rockstar, Red Dead Redemption menyuguhkan narasi epik, dan pemain diajak menyaksikan pengorbanan John Marston menyelamatkan keluarganya di akhir cerita. Dinyanyikan oleh band indie Ashtar Command, Deadman’s Gun yang mengalun di credit roll mungkin memaksa Anda menitikkan air mata.
Beli di iTunes.

 

Info menarik: Ini Dia 5 Trailer Video Game Paling Keren

 

4. Fear Not This Night, oleh Asja Kadric & Jeremy Soule (Guild Wars 2)

Developer ArenaNet asal Washington mengadopsi banyak elemen seni Negeri Timur dalam MMO racikan mereka, Guild Wars 2, termasuk soundtrack. Dipilihlah Asja Kadric, vokalis asal Serbia untuk menyanyikan Fear Not This Night. Lagu ini diputar sesaat setelah pemain berhasil menumpas Zahitan, sang naga undead. Begitu apiknya suara Kadric, saya ingat bagaimana karakter teman-teman seperjuangan (sepermainan) berdiri tak bergerak, sembari mendengarkan lagu ini dengan khidmat.
Beli di iTunes.

 

3. The Spine, oleh Ashley Barrett & Darren Korb (Transistor)

Soundtrack moody untuk game berjalan cerita dramatis. The Spine hanyalah satu dari banyak soundrack mengagumkan Transistor. Bukan kebetulan, game RPG taktis ini mengisahkan perjalanan seorang penyanyi bernama Red yang kehilangan suaranya demi mencari keadilan atas tewasnya orang yang ia sayangi. Seluruh soundtrack menyerap sempurna dalam tema fiksi ilmiah Transistor. Rekomendasi lain saya adalah We All Become, bertempo lebih cepat.
Beli di SupergiantGames.com.

 

2. Will The Circle Be Unbroken, oleh Courtnee Draper & Troy Baker (Bioshock Infinite)

Dimainkan sendiri oleh dua pemeran utama Bioshock Infinite, Will The Circle Be Unbroken ialah cover himne Charles H. Gabriel dan menjadi inti konsep game: dapatkah tokoh utama Booker DeWitt keluar dari siklus realitas tanpa akhir tempat ia terjebak? Anda tak perlu memahami Infinite untuk mengapresiasi soundtrack game arahan Ken Levine itu. Tapi andai sudah menamatkannya, saya yakin Will The Circle Be Unbroken membekas di hati. Jangan lupa simak juga rekaman behind-the-scene-nya.

 

Info menarik: Daftar Game PC dan Console Terbaik 2014

 

1. Tavern Songs, oleh Elizaveta Khripounova & Nick Stoubis (Dragon Age: Inquisition)

Tak cuma satu, melainkan sepuluh lagu yang akan Anda dengarkan ketika mengunjungi kedai minum di markas besar Inquisition. Kesepuluh soundtrack mempunyai tema dan warna musik berbeda, mampu membawa angan Anda terbang ke negeri nan jauh di sana dimana naga, peri dan kurcaci benar-benar nyata. Dan karena dinyanyikan dengan natural, lagu-lagu tersebut terasa sangat realistis, layaknya musik kedai minum di zaman kuno sungguhan.

Sangat disayangkan Electronic Arts tidak menyisipkan sepuluh Tavern Songs tersebut ke daftar original soundtrack Dragon Age: Inquisition. Untungnya lagu-lagu itu berhasil diekstrak dari file permainan dan diunggah ke internet agar orang-orang bisa menikmatinya. Favorit saya sendiri ialah Rise dan Sera Was Never.

 

Honorable mentions:

Tale of the Tongues, oleh Malukah (The Elder Scrolls V: Skyrim)

Meski cuma cover, Judith ‘Malukah’ de los Santos memiliki suara langka yang membuat para developer game terkagum-kagum. Anda dapat mengunduh lagu-lagunya gratis langsung di situs Malukah.com. Ia tak hanya meng-cover soundtrack Skyrim saja.

 

Monday, oleh Stephanie Hladowski & Jonathan Eng (The Sailor’s Dream)

Satu dari tujuh bagian lagu berjudul nama-nama hari. Durasinya pendek, Monday digunakan dalam trailer The Sailor’s Dream.
Beli di iTunes.

Gambar header: Steam.

Leave a Reply

Your email address will not be published.