Sebuah pepatah mengatakan bahwa ketidaktahuan adalah berkah, bahwa hal-hal yang Anda tidak tahu takkan menyakiti Anda. Sepertinya filosofi yang sama digunakan Twitter dalam update sistem block terbaru di jejaring sosial ini. Namun apakah sistem ini benar-benar seperti yang kita semua inginkan?
Sebelumnya saat Anda mem-block seseorang, Anda tidak dapat lagi melihat apa yang mereka lakukan dan juga sebaliknya. Tentu saja fungsi block seperti ini tidak selamanya efektif karena tiap posting yang Anda buat ditujukan untuk publik. Bahkan jika Anda di-block oleh sesama pengguna, Anda masih bisa melihat tweet mereka jika mereka memilih untuk tidak menggunakan akun private. Dan Anda pasti akhirnya akan tahu jika seseorang mem-block Anda.
Saat ini terjadi, dimulai pula perilaku negatif. Hal yang tadinya mengganggu kini berubah menjadi permusuhan, dan bisa berakhir dengan tweet-tweet yang tidak sedap dipandang mata. Sang CEO, Dick Costolo, menjelaskan alasan mereka mengubah sistem ini via Twitter miliknya, “Kini saat Anda mem-block seorang user, mereka tidak akan tahu bahwa mereka sedang di-block. Kemampuan ini sudah diminta oleh pengguna sejak lama…”
Dalam kesempatan terpisah, sang juru bicara Twitter Jim Prosser turut mengomentari, “Kami melihat perilaku antagonis dimana saat pengguna sadar mereka di-block, mereka akan marah. Twitter adalah situs publik, kami ingin memperkuat konten-konten yang telah dipublikasi sebelumnya agar layak dikonsumsi oleh khalayak di seluruh dunia.”
Jadi apa yang mereka ubah? Dalam update tersebut, saat Anda mem-block seseorang di Twitter, Anda ‘menutup mata dan telinga’ dari mereka. Efek ini hanya berlaku pada ‘blocker’ bukan pada orang yang di-block. Mereka bisa berteriak-teriak lantang tanpa sama sekali menganggu Anda. Orang yang Anda block masih dapat mem-follow, melakukan retweet bahkan memfavoritkan tweet Anda. Mereka mungkin sama sekali tidak tahu telah di-block.
Sistem block masih bekerja untuk akun-akun private. Seseorang yang mengikuti akun private akan kehilangan kemampuan untuk ‘mengikuti’ individu tersebut walaupun mereka sama sekali tidak diberitahukan tentangnya.
Pertanyaannya adalah akankah metode ini akan mengatasi masalah ‘perilaku buruk’ pengguna Twitter? Tentu saja tetap akan orang yang marah karena di-block diam-diam. Mengelola forum publik terbuka seperti ini sendiri bukanlah hal yang mudah – kebijakan baru akan memuaskan beberapa pengguna namun mengesalkan pengguna yang lain.
Faktanya, baru beberapa jam lalu Twitter mengubah sistem block-nya, banyak pengguna marah karena menurut mereka hal ini malah mengusik masalah privasi. Akhirnya Twitter terpaksa melakukan rollback ke fungsi block semula. Kita mendapatkan kembali fitur yang mencegah kedua individu yang ‘berseteru’ untuk saling follow dan retweet. Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa hampir semua user tidak setuju dengan langkah ini sehingga memaksa Twitter menggunakan metode lama.
Sangat menarik melihat apa yang akan selanjutnya Twitter lakukan… Kemudian bagaimana dengan klaim Dick Costolo yang menyatakan ‘Kemampuan ini sudah diminta oleh pengguna sejak lama’?
1 thought on “Mayoritas Pengguna Tidak ‘Puas’ Pada Sistem Block Terbaru Twitter?”