Memahami Esensi Identitas Digital Dalam Ekosistem Teknologi di Indonesia

Pandemi Covid-19 yang berlangsung lebih dari dua tahun turut memberikan dampak besar pada perubahan aktivitas kehidupan sehari-hari di berbagai negara, tak terkecuali di Indonesia. Akselerasi digital semakin tak terhindarkan pada berbagai aktivitas, mulai dari bekerja, sekolah, berbelanja, hingga melakukan berbagai transaksi keuangan. Aktivitas secara daring menjadi pilihan paling aman untuk mengurangi interaksi tatap muka. Dengan adanya perubahan digitalisasi yang cukup signifikan juga menjadi sebuah dorongan untuk pemulihan ekonomi.

Pasalnya, industri digital saat ini semakin kuat untuk bisa mengakselerasi bisnis di masyarakat. Hal ini juga membawa keuntungan tersendiri bagi mereka yang sudah bergantung pada teknologi untuk memenuhi kebutuhan hidup karena melalui digitalisasi transaksi, apapun bisa menjadi lebih efisien dan cepat. Saat ini Indonesia sedang menuju akselerasi digital. Menurut Ketua Umum Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif menyebutkan bahwa, “Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia sangat fantastis. Sebelum pandemi angkanya hanya 175 juta, saat ini data terbaru sekitar 220 juta.” Berpindahnya banyak aktivitas ke dunia maya tentu harus diimbangi dengan teknologi serta regulasi untuk melindungi masyarakat, salah satunya adalah dari ancaman kejahatan siber yang makin banyak terjadi. Kejahatan siber paling banyak meliputi pencurian data pribadi, penyalahgunaan data, hingga pemalsuan dokumen yang menimbulkan banyak kerugian. Untuk itulah pentingnya literasi digital bagi masyarakat awam, serta peran identitas digital di dalamnya.

Pasalnya, industri digital saat ini semakin kuat untuk bisa mengakselerasi bisnis di masyarakat. Hal ini juga membawa keuntungan tersendiri bagi mereka yang sudah bergantung pada teknologi untuk memenuhi kebutuhan hidup karena melalui digitalisasi transaksi, apapun bisa menjadi lebih efisien dan cepat. Meskipun begitu perkembangan transaksi digital yang masif juga masih menjadi salah satu momok yang menakutkan, terutama pada isu cyber-crime. Seperti yang diketahui untuk implementasi transaksi digital akan selalu meminta data pribadi sebagai bentuk verifikasi diri, hal ini bisa menjadi alasan utama untuk pencurian, penipuan, hingga pelanggaran data pribadi.

Dengan munculnya ketakutan ini, menjadi sebuah peluang bagi banyak perusahaan berbasis teknologi untuk menciptakan inovasi startup regulatory technology (regtech) yang menyediakan layanan identitas digital. The World Economic Forum mendefinisikan identitas digital sebagai: “Koleksi atribut-atribut individual yang mendeskripsikan sebuah entitas dan menentukan transaksi apa saja yang dapat diikutsertakan oleh entitas tersebut.” Identitas Digital merupakan versi digital dari dokumen identitas fisik dan juga sebuah kualifikasi seseorang untuk mengakses layanan online. Selain memudahkan masyarakat untuk mengakses berbagai layanan publik secara digital, identitas digital dapat meminimalisir terjadinya cyber crime transaksi elektronik. Menurut survei data dari Innovation and The Fight Against Financial Crime 2019 Report, 97% responden yakin penggunaan teknologi identitas digital mampu membantu mencegah terjadinya cyber-crime terutama dalam ranah fintech.

Perkembangan Identitas Digital di Industri Startup

Identitas digital, selayaknya identitas pada umumnya, adalah alat pembuktian seseorang yang bisa digunakan di dunia maya. Identitas digital dapat meliputi data NIK, nama lengkap, tanggal lahir, alamat, nomor telepon, dan lain sebagainya. Identitas digital diperlukan untuk mengakses berbagai layanan digital, dari perbankan, asuransi, kesehatan, pendidikan, dan masih banyak lagi.

“Identitas digital atau digital identity adalah sebuah representasi digital untuk membedakan seorang pengguna dari pengguna lain di ruang digital,” ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Semuel Abrijani Pangerapan, dalam keterangannya secara daring, 2 Februari 2022. “Cukup dengan memberikan identitas digital kita, tidak perlu memberikan data pribadi secara menyeluruh,” ucap Semuel. Ke depan, identitas digital diproyeksikan akan semakin masif digunakan, sejalan dengan akselerasi digitalisasi yang juga terus berjalan di Indonesia.

Identitas digital di Indonesia dapat dikeluarkan oleh PSrE (Penyelenggara Sertifikasi Elektronik Indonesia). Salah satu PSrE yang ada di Indonesia adalah Privy, atau PT Privy Identitas Digital. Privy memverifikasi para penggunanya dengan terhubung langsung ke database Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kementerian Dalam Negeri RI hingga biometrik wajahnya. Sehingga, para pengguna Privy yang telah terverifikasi akan mendapatkan sebuah ID yang unik dan bisa menjadi identitas digital bagi setiap individunya. PrivyID tersebut lalu dapat digunakan untuk mengakses berbagai layanan publik, dari proses penandatanganan dokumen elektronik, hingga pendaftaran berbagai layanan baik online maupun offline. Pengguna tidak perlu lagi memberikan ataupun membawa data diri secara fisik, seperti fotokopi KTP, hingga melakukan proses pengisian formulir berulang kali. Dengan data diri yang telah tersimpan di Privy, pengguna tinggal melakukan proses registrasi secara otomatis dengan menggunakan PrivyID dan password, atau via scan QR code melalui aplikasi Privy.

Keamanan data dan privacy pengguna juga menjadi keunggulan dari sebuah identitas digital, karena setiap aktivitas yang memerlukan pembagian data pribadi harus melalui persetujuan pengguna, dan dilengkapi dengan two-factor authentication berupa OTP, sidik jari, hingga face recognition. Hingga saat ini, Privy telah digunakan oleh lebih dari 30 juta individu terverifikasi dan 1.700 perusahaan baik berskala nasional maupun internasional.

Selain memberikan banyak manfaat bagi pengguna, identitas digital juga bisa digunakan oleh pelaku bisnis untuk mengefisiensikan registrasi atau akusisi pengguna baru. Besarnya cost dan waktu yang harus dikeluarkan dalam onboarding customer bisa digantikan dengan e-KYC (electronic Know Your Customer) secara digital. Dengan memanfaatkan identitas digital yang telah terverifikasi, pelaku bisnis bisa melakukan akuisisi dengan lebih cepat, mudah, dan aman. Identitas digital dapat meminimalisir pembuatan akun-akun palsu atau double account, dapat lebih mudah memvalidasi identitas pengguna jika terjadi sebuah kejahatan siber, hingga memberikan pengalaman customer yang lebih baik.

Penerapan penggunaan identitas digital dapat dilakukan di berbagai bidang maupun industri. Di bidang finansial, identitas digital dapat digunakan untuk melakukan pembukaan rekening bank, mengajukan pinjaman, hingga pembukaan polis asuransi. Di bidang kesehatan, pendaftaran pasien hingga penandatanganan patient consent juga bisa dilakukan secara elektronik. Bahkan, identitas digital juga dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses registrasi online, seperti di DailySocial.id.

Pengalaman menggunakan identitas digital Privy pada proses registrasi bisa dirasakan pembaca DailySocial.id sebagai metode untuk membaca artikel berlangganan. Rasakan pengalaman registrasi yang lebih mudah dan aman, serta dapatkan gratis berlangganan DailySocial selama satu tahun melalui laman https://account.dailysocial.id/ dan pilih login melalui Privy. Jika Anda belum memiliki akun Privy, silakan daftar sekarang di https://app.privy.id/register.