Menemukan Mentor yang Tepat di Tengah Keriuhan

Setiap harinya, industri startup semakin sesak karena semakin banyak orang yang membuat bisnis digital mereka. Selain pendanaan, orang-orang tersebut juga mencari seorang mentor, yang biasanya tidak mudah untuk ditemukan.

“Selalu ada keramaian dalam industri startup,” ujar Willson Cuaca, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures.

Karenanya, para startup tersebut harus berusaha lebih keras untuk dapat menemukan mentor yang tepat sebagai petunjuk menuju kesuksesan. Inilah yang dikatakan mereka yang setuju bahwa mentor yang tepat akan membantu kita untuk bertahan di tengah keramaian.

Jadilah yang baik untuk mendapatkan yang baik

Istilah “setiap burung akan berkelompok dengan sesamanya” berlaku dalam hubungan antara startup dan mentor. Takeshi Ebihara, Co-Founder dan General Partner Batavia Incubator, mengatakan bahwa “untuk mendapatkan mentor yang baik, Anda harus menjadi seorang founder yang baik pula.”

“Sejujurnya, para mentor cenderung untuk membantu mereka yang memiliki potensi,” katanya.

Willson Cuaca, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, menambahkan bahwa seringkali justru para mentor yang memilih startup. “Namun prosesnya harus berlangsung secara alami,” ujarnya.

Kecocokan yang pas

Berikutnya, para pendiri startup dan mentor harus memiliki visi yang sama. Shinta Dhanuwardoyo, CEO Bubu, mengatakan bahwa para startup seharusnya bekerjasama dengan para mentor yang memiliki visi yang sama dengan mereka. “Para mentor sebaiknya memiliki keahlian di bidang produk atau platform yang sedang Anda kembangkan,” katanya.

Ebihara menambahkan bahwa mencari seorang mentor berarti memecah keramaian untuk berfokus hanya pada satu suara yang pasti. Menurutnya, para pendiri kini memiliki peluang lebih besar untuk berinteraksi dengan para pengusaha besar karena jumlah acara teknologi semakin banyak. Namun, mendengarkan terlalu banyak orang dapat menimbulkan kebingungan tersendiri.

“Lebih baik untuk memilih satu atau dua mentor yang dapat Anda percaya dan dekat dengan Anda,” sarannya.

Kualifikasi yang sesuai

Pengusaha yang telah matang. Itulah salah satu syarat yang sebaiknya dimiliki oleh seorang mentor. Shinta mengatakan bahwa para mentor sebaiknya merupakan seorang pengusaha matang yang telah bekerja pada sejumlah startup sukses. ‘Saya tidak yakin seseorang yang baru saja mendirikan perusahaan dapat menjadi seorang mentor,” katanya.

Ebihara mengibaratkan memiliki mentor yang tepat sebagai memiliki dokter pribadi yang baik. “Startup adalah permainan yang cukup sulit untuk ditaklukkan, terutama secara emosi dan mental, dalam jangka waktu yang panjang karena Anda harus berurusan dengan para investor dan terkadang, bahkan co-founder Anda sendiri,” katanya.

“Memiliki seorang mentor seperti memiliki dokter pribadi yang akan memberikan ketenangan bagi Anda dalam masa-masa sulit,” tambahnya.

Uji coba

Seluruh usaha kita dalam menemukan mentor yang tepat akan dipenuhi oleh kesalahan dan kekurangan. “Itu adalah proses uji coba,” kata Willson.

“Itulah mengapa sebaiknya sang mentor juga berinvestasi di startup tersebut,” tambahnya, mengindikasikan bahwa pertaruhan sang mentor akan meningkatkan keseriusannya dalam memandu sebuah startup.

Hanifa Ambadar, Co-Founder Female Daily Network, menambahkan bahwa jalannya menemukan mentor “dipenuhi dengan uji coba” karena saat itu belum banyak ahli digital di Indonesia.

“Kami mencari smart money. Kami ingin seseorang yang bukan hanya ingin berinvestasi di startup kami, tapi juga membantu kami dalam networking dan memberikan kami pengetahuan,” ujarnya. Female Daily Network telah menjadi bagian dari Endeavor Network, sebuah organisasi yang menyediakan bimbingan dan akses terhadap modal kepada para pengusaha yang menjanjikan.

Investigasi

Hanifa mengatakan bahwa startup harus menganalisis calon mentor potensial dan menakar tingkat kecocokan. Menemukan informasi mengenai mentor potensial dapat dilakukan melalui media sosial. “Melalui media sosial, kita dapat menemukan informasi lebih mengenai bisnis yang kita kagumi. Dan melalui media sosial pulalah kita dapat mengikuti pergerakan dari sang pemilik bisnis tersebut,” katanya.

Setelah mengikuti pergerakan pengusaha inspiratif tersebut, tibalah saatnya untuk menghubungi mereka. “Hubungi mereka melalui Twitter atau LinkedIn untuk mengundang mereka mengobrol sambil minum kopi,” katanya.

“Kebanyakan pasti bersedia untuk meluangkan satu jam dari waktu mereka,” ujar Hanifa.

Leave a Reply

Your email address will not be published.