Mengenal Web3 yang Populer dan Hype Desentralisasi

Beberapa kata pencarian seperti Web3, Crypto, NFT, dan sejenisnya mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 2021 hingga 2022, seperti yang bisa kita lihat dari Google Trends. Popularitas ini bukanlah tanpa alasan, melainkan muncul dari banyak keunggulan yang ditawarkan inovasi baru yaitu Web3, yang terlahir dari keluhan pengguna Web2.

Apa itu Web2 dan Web3?

Perbedaan mendasar yang ada pada Web2 dan Web3 adalah berdasarkan kata kunci “desentralisasi”. Lantas, apa itu desentralisasi dan mengapa kata tersebut menjadi jargon yang seringkali digaungkan para pembagun platform Web3? 

Pada dasarnya, Web2 adalah internet yang banyak kita gunakan saat ini yang umumnya didominasi oleh perusahaan-perusahaan yang menawarkan jasa-jasa tertentu, seperti Facebook dan Instagram dari Meta dengan data konsumen sebagai nilai tukar gantinya.

Sementara itu dalam Web3, aplikasi berjalan dalam blockchain dan langsung terdesentralisasi. Sehingga, memungkinkan siapa saja untuk berpartisipasi di dalam banyaknya jasa yang ditawarkan pihak Web3 tanpa mengorbankan data pribadi mereka.

Selain desentralisasi, ada beberapa aspek penting lainnya yang mendukung Web3, salah satunya adalah adanya kualitas komposisinya (composability). ayaknya sebuah permainan lego, produk Web3 dapat dibangun secara open-source bersama dengan banyak orang lainnya dan berkembang lebih cepat dibandingkan dengan sistem sentral. Pembangun- pembangun selanjutnya dapat melanjutkan pembangunan sistem, meningkatkan kualitasnya menjadi lebih baik lagi, dan terus mengeliminir bug dan kelemahannya. Hal ini sejalan dengan perkataan Co-Founder Scalar Capital, Linda Xie yang menyebutkan kualitas berkomposisi atau composability adalah sebuah inovasi.

Privasi dan kepemilikan penuh atas data pribadi juga adalah salah satu keunggulan yang dimiliki Web3. Pada dasarnya Web3 tidak memerlukan banyak dokumen pribadi dari pengguna untuk memakai fitur-fitur platform di dalamnya dengan optimal. Kita juga bisa menemukan banyak user Web3 menggunakan pseudonim atau nama samaran saat berinteraksi di dalam ekosistem Web3. Elemen privasi yang kental ini juga telah menjadi budaya yang erat dengan Web3.

Perbandingan Web2 dan Web3

Web2:

  • Facebook dapat melakukan sensor terhadap sebuah konten atau akun
  • Bank sentral dapat menahan atau menolak pembayaran untuk akun  tertentu
  • Server Fiverr berpotensi terdampak oleh matinya sistem dan berpengaruh pada pendapatan pekerja.

Web3:

  • Konten pada Web3 tidak dapat disensor karena kontrol tidak dipegang sistem sentral
  • Pembayaran pada Web3 tidak dapat dibatasi dan tidak memerlukan data pribadi
  • Server di Web3 tidak pernah mati, karena memakai jaringan desentralisasi.

Alasan Web3 Begitu Populer Saat Ini

Kamu mungkin sudah tidak asing dengan decentralized finance atau yang sering disebut DeFi. DeFi adalah teknologi populer yang membuat peran bank sentral dieliminir oleh pemakaian buku ledger yang transparan dan jauh lebih aman karena berada dalam blockchain. Uang yang pada konvensionalnya disetor pada bank sentral, kini berada dalam format digital. Umumnya tersimpan dalam digital wallet dan pengguna tidak perlu membayar biaya-biaya yang seringkali ditagihkan bank sentral kepada pengguna dalam memakai jasa jasanya.

DeFi sebagai salah satu kategori produk yang dihasilkan dari teknologi blockchain merupakan inovasi fundamental yang sampai saat ini masih berinovasi dalam meningkatkan kecepatan transfer dana, keamanan, dan berbagai fitur lainnya yang tidak didukung oleh bank sentral.

Hal besar berikutnya dari maraknya penggunaan dan pengembangan platform pada blockchain adalah Non-Fungible Tokens atau yang kita sering dengar sebagai NFT. Simpelnya, NFT ini adalah sebuah token unik yang tidak bisa digantikan oleh token lainnya. Tidak akan ada dua token yang sama. Salah satu koleksi NFT yang paling populer antara lain Bored Ape Yacht Club dan Karafuru.

NFT tentunya memiliki kegunaan, yaitu unsur kegunaan yang diberikan oleh pengembang proyek NFT, seperti Karafuru kepada pembeli NFT atau holder NFT. Ada berbagai macam kegunaan NFT, mulai dari akses eksklusif ke acara-acara tertentu sampai dengan merchandise eksklusif dari brand ternama seperti Hypebeast dan Atmos.

Namun, di antara kegunaan tersebut proyek NFT seperti Karafuru pun pernah mengalami berbagai tantangan dalam perjalanannya meraih peringkat pertama di pasar loka NFT OpenSea. Untuk itu Artpedia menganalisa proyek NFT Karafuru dan mewawancarai founder NFT Karafuru untuk berdiskusi mengenai kegunaan dan pengalaman mendirikan proyek sebesar Karafuru di sini.

Potensi seperti di ataslah yang menjadi alasan mengapa platform Web3 memiliki daya tariknya sendiri. Infrastruktur yang mendukung bebasnya pemakaian dan modifikasi dari data, dana, dan daya guna ini adalah  visi utama dari desentralisasi dan Web3.

Peran Web3 dan Potensinya Menggantikan Web2

Peran Web3 sebagai pionir dalam demokratisasi konten dan data pada internet baru saja dimulai. Walaupun banyak proyek-proyek baru dan inovatif yang bermunculan, tidak menggeser pembenahan aspek-aspek Web3 secara konsisten ke depannya.

Tidak hanya itu, proyek-proyek baru yang kian sukses menapakkan kakinya di dunia baru Web3 ini menjadi harapan dan aspirasi banyak pengguna untuk menjadi bagian besar untuk membentuk masa depan Web3 yang terdesentralisasi.

Akan tetapi, potensi Web3 sebagai pengganti Web2 juga masih dalam wilayah abu-abu, penuh dengan perdebatan dengan satu pertanyaan kunci: sanggupkah Web3 yang masih muda ini menggantikan Web2 secara permanen?

Untuk mencari tahu jawaban tentang bagaimana potensi Web3 bisa masuk ke dalam ekosistem teknologi, DailySocial.id membuka sebuah perhelatan yang sayang untuk Anda lewatkan, Web3 Developer Bootcamp by DailySocial.id. Dengan mengusung tema “Building Builder of the Future”, Web3 Developer Bootcamp akan membahas tentang ekosistem teknologi Web3 seperti blockchain, crypto, NFT, DeFi, serta DAO. Tentunya semua materi dan pembahasan ini akan dibagikan oleh keynotes yang sudah ahli dalam bidangnya seperti Antonny Liem (GDP Venture), Intan Wibisono (ArtPop Up, Indo NFT Festiverse), On Lee (GDP Labs), Yohanes Adhi (DailySocial.id), Irzan Raditya (Kata.ai), dan para trainers serta expertise seperti Muqorrobin Marufi (Ansvia), Tata Tricipta (Exclusor), Reza Anwar (Inamart).

Anda juga tidak hanya akan mendapatkan materi pembelajaran tentang Web3 semata, sesuai namanya acara ini akan mengajak Anda mengembangkan program “smart contract” secara langsung di platform website blockchain yang dilengkapi dengan sesi coaching secara one-on-one selama 3 hari secara langsung.

Agar bisa memahami lebih dalam mengenai Web3, DailySocial.id mengajak Anda untuk mengikuti kegiatan Web3 Developer Bootcamp, yang akan menambah pengetahuan Anda seputar Web3 bersama para trainers yang ahli pada bidang tersebut. Selengkapya Anda bisa simak dan mendaftarkan diri di sini. Selain itu, Anda juga bisa bergabung bersama Artpedia NFT Marketplace untuk diskusi terkait ekosistem teknologi Web2 atau Web3 lebih lanjut melalui tautan ini.

Artikel ini ditulis oleh Faisal Mujaddid – Artpedia NFT Marketplace.

Editorial oleh Tasya Kania