Semakin meningkatnya popularitas penggunaan cloud memunculkan beragam juga kebutuhan, dari penggunaan ringan seperti hosting, Cloud Server, hingga Baremetal ServerNamun biasanya ada dua jenis cloud server yangsering terjadi mispersepsi yaitu antara Virtual Private Server (VPS) dan Elastic Cloud Server (ECS). Padahal dua jenis cloud server tersebut sangat berbeda walaupun sama-sama memiliki resources komputasi virtual yang terdedikasi.
Perbedaanya lebih terasa pada saat tujuan penggunaannya, di mana ECS dengan fleksibilitas konfigurasi pada jaringan dan server sehingga bisa lebih mudah untuk menerapkan teknologi lanjutan seperti microservices. Berbeda dengan VPS Klasik yang biasa digunakan untuk menjalankan aplikasi dan website cepat guna atau untuk mengetes “environment” server sebelum men-deploy keseluruhannya. Sayangnya di Indonesia mispersepsi ini kurang banyak disadari oleh pelanggan sehingga tidak jarang banyak pelanggan membeli layanan VPS dengan harga yang mahal setara ECS.
Secara garis besar, dengan ECS pelanggan bisa menerapkan keamanan yang kompleks dengan lapisan keamanan yang diklaim sulit dibobol dari risiko kriminal siber dengan mengatur keamanan pada security group yang juga bisa dapat digunakan juga oleh VM (Virtual Machine) lainnya. Sementara itu, dari segi skalabilitas storage ECS bisa diekspansi secara horizontal dan vertikal. ECS umumnya memiliki teknologi VPC (Virtual Private Cloud ) network di mana antara satu server virtual dengan server virtual lainnya bisa saling dihubungkan melalui IP Private, dan memiliki Public IP yang elastis sehingga bisa dipindahkan dari satu server virtual ke server virtual lainnya. Untuk layanan canggih ini bisa didapatkan pada NVC mulai dari Rp 170.000 per bulan dengan keunggulan tersedia di banyak zona (multizone) dan fasilitas gratis Inter-DC Link hingga 10 Gbps. Layanan yang dimaksud bisa ditemui melalui produk NEO Virtual Compute yang merupakan infrastruktur cloud dengan basis OpenStack. Produk ini menjanjikan “wadah” mesin virtual yang optimal, cepat, mudah dikelola dan terjangkau.
Lalu bagaimana dengan VPS? Layanan ini bisa dikatakan lebih cocok untuk penggunaan aplikasi dan website yang sedang berkembang karena dibangun dengan arsitektur flat network dimana jaringan sudah otomatis terkonfigurasi sehingga user hanya perlu mengatur keamanan pada firewall dan tergantung pada tipe distro OS yang digunakan. Bila dirasa butuh menambah storage dan resource komputasi lainnya pelanggan bisa menambahkannya secara vertikal. Setiap server virtual dilengkapi satu IP Publik dan menempel pada server virtual tersebut. Layanan ini biasa bisa didapat dengan harga yg lebih terjangkau dibanding ECS.
Perihal layanan tersebut, Biznet Gio juga telah meluncurkan produk NEO Lite, VPS Klasik dengan biaya yang sangat terjangkau – tentunya sudah disesuaikan pula dengan teknologi yang ditawarkan. Dengan infrastruktur yang sudah dirancang sedemikian rupa, NEO Lite menawarkan layanan unggulan dengan jaringan backup yang saling redundan untuk mendukung high availability . Bisa dikatakan, produk VPS NEO Lite Biznet Gio mengungguli produk sejenisnya. VPS Klasik NEO Lite bisa dijajal dengan biaya layanan paket mulai dari Rp50.000 per bulan dengan resource komputasi terdedikasi dan terkonfigurasi serta memiliki dukungan penyimpanan SSD berkecepatan tinggi dan gratis bandwidth hingga 10 Gbps.
Pemanfaatan teknologi ini tentu sangat menarik untuk dipertimbangkan bagi pengembang. Terlebih jika layanan dan produk teknologi yang ditawarkan mampu memberikan efisiensi yang optimal, kami rasa layanan semacam ini sangat layak diaplikasikan oleh startup-startup teknologi tanah air yang membutuhkan layanan teknologi cloud yang prima dengan biaya yang ramah di kantong.
Untuk mengenali lebih lanjut soal NEO Virtual Compute dan NEO Lite VPS Klasik serta solusi cloud lainnya, silakan kunjungi laman Biznet Gio di sini.