Tidak banyak online marketplace yang fokus di satu bidang saja dan Miss Kirby merupakan satu di antaranya. Miss Kirby yang diperkenalkan akhir pekan lalu menjawab kebutuhan konsumen yang menginginkan jasa pengantaran untuk makanan penutup (dessert) dan patisseries yang cepat tapi tetap menjaga kualitas. Saat ini jangkauan pelayanan Miss Kirby adalah Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi, meskipun tidak menutup peluang ekspansi ke kota-kota lain.
Untuk menjalankan usahanya, Miss Kirby bekerja sama dengan Taxijek untuk jasa layan antar, Veritrans Indonesia sebagai penyedia platform pembayaran online dan kepo.in sebagai partner urusan teknologi. Kami berbincang dengan Samiaji Adisasmito dan Khaled Mochtar dari tim Miss Kirby melalui email untuk mengenal lebih jauh tentang bisnis Miss Kirby ini.
Samiaji mengatakan bahwa Miss Kirby adalah produk dari PT. Dharmawangsa Creative Communication. Pemodalannya masih bersifat bootstrapping / milik sendiri, tapi tidak menutup kemungkinan untuk bekerjasama dengan investor eksternal untuk meningkatkan skala penjualan, peningkatan mutu layanan dan jangkauan bisnis.
Nama Miss Kirby terinspirasi dengan sendirinya pada saat tahap awal pengembangan. Pihak pengembang terinspirasi oleh sebuah karakter wanita berumur 30-35 tahun yang menyukai makanan enak, sosialita dan suka berkumpul dengan teman-temannya untuk berbagi. Nama Kirby dipilih karena terdengar fun, easy going, yet still smart, and classy.
Miss Kirby saat ini dipimpin oleh Novrizal Pratama sebagai Managing Director. Meskipun tim manajemennya tidak ada yang memiliki pengalaman startup teknologi sebelumnya, tetapi latar belakang yang beragam dari para pendirinya diharapkan bisa membuat tim Miss Kirby lebih solid mengingat startup memiliki masa-masa kritis di tahun-tahun awal berdirinya.
Seperti dikemukakan oleh Khaled, 60% konsumen Miss Kirby adalah perempuan dengan kisaran usia 20 – 35 tahun. Dalam menjangkau pasar ini, Miss Kirby melakukan pendekatan kepada calon konsumen dengan melakukan sponsorship acara-acara seperti midodareni, lamaran, ulang tahun dan arisan.
Untuk menjamin kualitas barang yang diantar, Khaled menyebutkan Miss Kirby selalu memperhatikan sensitivitas setiap produk yang ada agar dapat mengurangi kemungkinan kerusakan. Ditambahkan bahwa seandainya ada kekurangan Miss Kirby melayani return sekaligus pemberian compliment sebagai kompensasi kerugian yang dialami konsumen.
Mengenai tenant sebagai partner, Miss Kirby saat ini memiliki 10 partner industri rumahan. Target yang diharapkan Miss Kirby adalah mencapai 30 partner hingga akhir tahun ini. Untuk menjadi partner, calon tenant bisa mengirimkan email supaya nantinya bisa dilakukan langkah lebih lanjut oleh pihak Tenant Relation untuk memastikan kesiapan calon partner-nya ini. Calon tenant yang mendaftar diharapkan belum begitu dikenal, sebagai bagian visinya untuk membantu home industry, terutama di bidang makanan penutup dan patisseries.
Langkah ini tentu saja cukup berbeda dengan beberapa marketplace yang membolehkan siapa saja untuk mendaftar sebagai partner secara online. Tidak ada biaya yang dikenakan oleh Miss Kirby sebagai partner dan pembagian keuntungan akan dilakukan dalam skema bagi hasil.
Miss Kirby tidak melupakan bahwa unsur sosial juga berperan penting untuk mengembangkan bisnis online di Indonesia. Seperti ditegaskan oleh Samiaji, Miss Kirby akan mengembangkan blog yang akan diisi secara rutin setiap minggu serta meningkatkan awareness melalui jejaring sosial. Kedua metode ini akan digunakan membangun komunitas yang saling berbagi pengetahuan tentang segmen makanan ini.
Segmen bisnis yang dipilih Miss Kirby tentu saja menarik karena memberikan peluang berkembang bagi industri rumahan di bisnis makanan penutup yang selama ini mengandalkan usahanya berbasiskan informasi mulut ke mulut dan jangkauan pengantaran yang terbatas.