Menguak Proses Inovasi Teknologi

Sejak awal 2000 hingga tulisan ini dirilis, bisakah Anda menghitung berapa banyak startup yang lahir di industri teknologi Indonesia? Jumlahnya mungkin membeludak, tapi tak banyak yang tetap kukuh bertahan sampai detik ini. Ada beberapa syarat yang perlu ‘dipatuhi’ agar keberlanjutan tersebut tetap terjadi, yang di antaranya ialah produk yang solutif.

Sebut saja Go-Jek, Traveloka, dan Tokopedia, misalnya. Meski bergerak di ranah bisnis yang berbeda, ketiga perusahaan ini mempunyai satu hal yang menjadi oksigen bagi laju penciptaan inovasi, yaitu keinginan untuk membawa perubahan terhadap kebiasaan masyarakat. Kebiasaan tersebut umumnya sudah terasa usang, terutama di era Internet.

Lihat bagaimana Go-Jek membawa perubahan pada cara berpikir tukang ojek dan penumpangnya dengan produk on-demand service. Lihat juga Traveloka yang mencoba memecahkan masalah dari sulitnya pemesanan tiket transportasi khususnya pesawat. Dan juga, jangan luput dari ingatan Anda tentang Tokopedia yang menjadi online marketplace untuk menjawab kebutuhan para pengusaha kecil dan UKM dalam berdagang.

Rasanya, dewasa ini sudah banyak startup hadir dengan semangat yang sama dalam menghadirkan inovasi.

Namun ternyata, inovasi teknologi belakangan tak semata lahir dari permasalahan yang dilihat dan dirasakan inovatornya saja. Beberapa penemuan teknologi kadang muncul dari hal-hal yang tidak terduga, seperti peribahasa.

Ya, Anda tidak salah dengar. Peribahasa ternyata tidak lagi menjadi instrumen dalam kancah pelajaran bahasa atau penulisan cerita, tapi sudah berfungsi baik menjadi bibit dari inovasi. Program “Unimpossible Mission” dari General Electric (GE) membuktikan keadaan tersebut.

Premis dari program ini cukup sederhana—meski pembuatan produknya tentu tidak sesederhana itu, GE melakukan hal-hal yang dianggap mustahil setiap hari guna memecahkan beragam masalah kompleks yang dihadapi dunia. Hal-hal tersebut mengacu pada peribahasa, misalnya “Catching Lighting in a Bottle,” “You Can’t Fight Fire with Fire,” atau “You Can’t Unring the Bell.”

Yang baru diluncurkan, Anda dapat menyaksikan bagaimana aksi orang-orang tercerdas di dunia mematahkan peribahasa-peribahasa tersebut. Kabar lain, GE juga membuka kesempatan bagi mahasiswa-mahasiswi Indonesia untuk memperlihatkan kemampuan mereka dalam berinovasi dari peribahasa.

Nah, apakah Anda salah satu inovator yang tepat untuk menjalankan “Unimpossible Missions”?


Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh General Electric.