Meninjau Kematangan Ekosistem Digital di Indonesia Lewat Tiga Perusahaan Internet Terbesar

Dalam grafis World Startup Report yang dirilis oleh The Economist (7/7) dan memuat tiga perusahaan startup terbesar di 50 negara, industri digital Indonesia belum menghasilkan startup lokal yang memiliki nilai pasar di atas $1 miliar — atau $100 juta sekalipun. Laporan tersebut juga memposisikan  Tokobagus (OLX Indonesia), Kaskus, dan situs berita online Detik sebagai tiga perusahaan Internet yang memiliki market value terbesar di Indonesia.

Untuk pasar Indonesia, grafis World Startup Report menunjukkan Tokobagus dan Kaskus menduduki posisi pertama dan kedua dengan nilai pasar mencapai US$ 80 juta (sekitar Rp 933 miliar). Di posisi ketiga, situs Detik yang kini dinaungi oleh salah satu grup perusahaan terbesar di Indonesia yakni CT Corpora Group, dilaporkan memiliki nilai pasar yang mencapai US$ 40 juta (Rp 466 miliar).

Dapat dikatakan jika Anda ingin melihat seperti apa wajah industri internet Indonesia saat ini, gambarannya bisa Anda lihat secara jelas pada tiga perusahaan tersebut. Tokobagus punya kekuatan yang berhasil membuat masyarakat Indonesia mulai mengenal gaya hidup belanja online, sementara Kaskus merupakan gabungan antara kegiatan jual beli dan memberikan wadah yang mengumpulkaan jutaan orang Indonesia untuk berbagi hal apa saja lewat forum digital. Kaskus memiliki irisan di segmen E-commerce dan media.

Sementara Detik, yang didirikan pada tahun 1998, adalah salah satu pelopor media online dan menjadi situs media online yang paling populer di Indonesia. Berdasarkan data tersebut, E-commerce dan media online adalah dua segmen yang bisa dibilang cukup matang di ranah digital Indonesia saat ini.

Jika dibandingkan dengan lima negara Asia Tenggara lain yang termasuk dalam grafis World Startup Report, Indonesia hanya unggul ketimbang Filipina dalam hal nilai pasar startup terbesarnya. iRemit (segmen pembayaran online) sebagai perusahaan internet terbesar di Filipina memiliki nilai $ 78 juta.

Untuk kawasan ini, Singapura yang mengandalkan perusahaan Garena yang memiliki nilai pasar mencapai US$ 1 miliar dan Vietnam yang berbangga dengan VNG dengan nilai yang sama. Garena dan VNG merupakan perusahaan Internet yang memiliki berbagai macam produk, dari permainan hingga jejaring sosial. Malaysia menyusul dengan MOL (segmen pembayaran online) yang bernilai US$ 800 juta dan Thailand dengan AsiaSoft Corp. (segmen permainan online) bernilai US$ 181 juta.

Di skala global, Amerika Serikat, Cina, Jepang, dan Korea Selatan adalah yang terdepan untuk nilai pasar dan kematangan ekosistem dengan Google sebagai startup nomor wahid. Afrika Selatan sendiri memiliki Naspers yang memiliki kapitalisasi pasar hingga $52 miliar, tapi perusahaan nomor dua dan tiga tidak mencapai nilai $100 juta.

Perbandingan tersebut sebaiknya tidak menjadi persoalan karena kondisi pasar masing-masing negara adalah berbeda. Membesarkan pasar sendiri bisa dianggap sebuah prestasi tersendiri, yang tak hanya merupakan tanggung jawab tiga perusahaan Internet lokal terbesar, tapi juga banyak perusahaan Internet lokal yang memiliki harapan akan kematangan ekosistem digital Indonesia.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Leave a Reply

Your email address will not be published.