Menyasar Kaum Pekerja, Vivo V9 Varian 6GB Diperkenalkan di Indonesia

Kepada awal media hari Jumat 22 Juni kemarin, Vivo memperkenalkan varian terbaru dari seri V9 yaitu Vivo V9 6GB. Varian ini tidak hanya mengalami peningkatan dari sisi RAM tetapi yang paling menarik adalah digunakannya prosesor Snapdragon 660.

Prosesor Snapdragon (SD) 660 bisa ditemukan di seri X21 dari Vivo, namun untuk seri V9, ini adalah kali pertama. Dan kalau di rilis resminya, ada penambahan embel-embel AIE sebagai penunjuk Artificial Intelligence Engine untuk merujuk pada elemen AI yang ada di smartphone V9.

Perubahan lain yang dilakukan adalan penurunan untuk resolusi untuk kamera depan, jadi 12MP, tetapi disematkan sensor dual pixel (setiap piksel pada sensor terdiri dari 2 photodiode (2PD) terpisah dan 24 juta unit fotografis) yang disebutkan tetap bisa memberikan hasil maksimal untuk foto dengan kamera depan alias selfie serta dukungan 4K untuk video.

Vivo V9 - 6GB

Kenapa baru sekarang?

Vivo menyebutkan bahwa pasar yang disasar untuk V9 6GB ini adalah white collar, alias para pekerja kantoran. Dengan target ini tentu saja penambahan RAM menjadi masuk akal, karena yang difokuskan adalah performa untuk mendukung produktivitas. Pertanyaannya adalah, kenapa baru sekarang? Mengapa harus merilis V9 dengan SD 450 yang menurut saya tidak cocok dengan kesan kebaruan yang ingin dibawa V9.

V9 sendiri diposisikan sebagai penerus V7, hadir dengan notch dan berbagai elemen modern lain, agak kurang pas jika harus diisi oleh prosesor SD 450, minimal seri 6xx, atau sama seperti perangkat yang dirilis di India yang menggunakan SD 626. Namun, nasi telah menjadi bubur, dan Vivo sepertinya juga cukup tahan dengan serbuan kritik para penikmat gadget, penjualan juga diklaim baik, bahkan mereka masih merilis varian tambahan untuk V9 SD 450 sebelum akhirnya memperkenalkan V9 versi 6GB dengan SD 660.

Berbicara tentang spesifikasi selain RAM dan prosesor telah disebutkan di atas, V9 varian 6GB ini membawa ROM 64GB yang bisa diperluas sampai 256GB, lalu baterai 3260mAh lalu untuk UI atau antar muka disematkan Funtouch OS 4.0 berbasis Android 8.1, 2 slot nano SIM dan 1 slot micro SD. Untuk urusan kamera, belakang 13MP dan 2MP, untuk kamera depan 12 MP dengan dual pixel.

Vivo V9 - 6GB

Dengan harga jual 4.3 juta tentu saja pasar range ini bukan pasar yang mudah ditaklukkan, di sisi lain, dengan harga dan spesifikasi seperti yang ditawarkan, Vivo V9 malah menjadi produk yang menarik untuk dilirik, sebagai gambaran OPPO F7 dengan RAM yang sama ditawarkan di atas 5 juta rupiah meski memang ruang penyimpanannya 128GB. Dengan peningkatan prosesor ini, Vivo V9 versi 6 GB juga bisa mengambil tempat untuk bersaing dengan beberapa smartphone terbaru, misalnya saja Asus Zenfone 5 atau Redmi Note 5 (meski untuk yang satu ini harganya memang lebih murah).

Bermain strategi mengolah pangsa pasar

Peluncuran varian baru, biasanya lebih ke gimmick belaka bukan menambahkan value tambahan. Varian baru biasanya identik dengan strategi promosi, menyasar segmen baru, bermitra dengan partner baru, dan berbagai elemen pemasaran lain bukan peningkatan teknis. Meski ada pula satu dua pabrikan yang merilis varian baru dengan membawa peningkatan, baik itu RAM atau elemen teknis lain.

Saya tidak bisa melepas keheranan saya mengapa versi yang SD 660 ini tidak pertama kali dirilis saat V9 hadir, namun setidaknya Vivo menyematkan beberapa pembaruan pada varian terbaru mereka ini, tidak hanya perubahan warna atau hanya sebatas perubahan sasaran konsumen saja. RAM yang lebih besar, teknologi kamera yang diperbaharui, serta prosesor yang lebih mumpuni, setara seri X yang tidak (belum) masuk pasar Indonesia, adalah beberapa diantaranya.

Varian baru ini setidaknya bisa memberikan daya tarik tersendiri bagi konsumen yang sudah merilik Vivo namun masih ragu untuk memiliki ponselnya. Dengan ‘harga nanggung’ (kisaran 4jutaan) Vivo V9 varian 6GB setidaknya bisa membawa magnet tersendiri.

Vivo V9 - 6GB

Untuk pangsa pasar sendiri, sebenarnya penyebutan white collar sebagai target pasar masih bisa diperdebatkan apakah ini gimmick atau bukan, karena kalau melihat dari presentasi Vivo, beberapa nilai jual V9, di luar dukungan RAM lebih besar untuk produktivitas, masih tetap ditonjolkan, misalnya saja gaming experience, fotografi selfie dengan dual pixel, enhanced graphics dan tentu saja performa yang lebih ditingkatkan dari varian sebelumnya.

Sayangnya, meski ditawarkan untuk kalangan para pekerja, tidak ada optimasi dari sisi aplikasi, baik itu aplikasi khusus untuk mendukung produktivitas atau misalnya optimasi notifikasi, performa ketika mengerjakan aplikasi tertentu atau fitur pendukung produktivitas lainnya. Fitur yang mendukung produktivitas ‘hanya’ dihadirkan dari kemampuan transisi aplikasi yang cepat dengan dukungan RAM 6GB. Terus terang, untuk menyasar kaum para pekerja, saya sendiri lebih suka jika Vivo menghadirkan fitur-fitur khusus sesuai segmentasinya.

Berbicara tentang apakah varian 6GB ini akan menghantam varian yang telah dijual sebelumnya, seperti biasa ‘jawaban standar’ akan kita temukan. Vivo yakin bahwa dua varian ini memiliki segmen sendiri sehingga tidak akan saling ‘memakan’ dengan varian lain, dari strategi marketing juga nantinya akan dibuat berbeda.

Meski demikian, kalau memposisikan sebagai konsumen, jelas saya akan memilih varian ini, memang di pasar kita bisa mendapatkan harga V9 varian awal dijual lebih murah dari harga pertama kali ditawarkan, namun dengan menambah kurang lebih 500 ribu saja (dengan perkiraan harga jual V9 biasa 3.8 juta), kita bisa mendapatkan RAM 6GB dengan prosesor yang jauh lebih menarik dari varian awal Vivo V9.

Harga jual dan ketersediaan

Vivo V9 varian 6GB dijual seharga 4.299.000, preorder akan dimulai per 28 Juni di JD.id dan dilanjutkan online super selling day di Shopee, Lazada, Akulaku.com. Untuk penjualan fisik akan mulai dilakukan pada bulan Juli. Akan tersedia pilihan warna merah dan hitam, serta disebutkan bahwa akan ada hadiah langsung untuk pembelian paket penjulan Vivo V9 – 6GB.