Telah digunakan miliaran orang semenjak pertama kali dilepas 30 tahun lalu, Windows ialah OS paling laris sepanjang masa. Wajar jika Microsoft ‘sedikit’ protektif melindungi karya kesayangan itu. Tapi belakangan, tren baru di konsumen mendorong Microsoft mengubah strategi mereka. Kita tahu, Windows 10 akan tersaji berupa update gratis bagi pemilik dua versi sebelumnya.
Dan berdasarkan laporan Wired, transisi penyajian sistem operasi Microsoft kemungkinan tidak berhenti sampai di sana. Dari atas panggung konferensi ChefConf 2015, Mark Russinovich selaku Microsoft Technical Fellow menjelaskan suatu hari nanti Microsoft akan mengusung konsep open source dalam platform mereka. Terbuka kesempatan bagi hal itu untuk terjadi, sebagai bagian dari visi baru Microsoft.
Windows memang masih merupakan nama dominan di pasar sistem operasi, namun kini muncul bermacam-macam alternatif yang tidak lagi bisa diremehkan – terutama berbasis Linux. Nama-nama open source tersebut semakin canggih hingga mengusik ‘ketenangan’ Microsoft, membuat sang CTO Micosoft Azure menyatakan Microsoft siap mengambil arahan baru.
Russinovich menjelaskan, hal ini adalah realita yang kita hadapi sekarang. Dunia teknologi telah berubah besar-besaran. Banyak perusahaan, termasuk partner Microsoft sendiri, kini mengandalkan kode open source. Itu artinya Microsoft mau tak mau juga harus merangkulnya. Menurut penuturan Russinovich, Microsoft kini mempersilakan Linux untuk kompatibel ke layanan cloud computing Azure.
Info menarik: Microsoft Bermitra dengan Adobe untuk Sempurnakan Browser Project Spartan
Kira-kira seberapa besar adopsi sistem operasi open-source oleh konsumen? Di ChefConf, Russinovich bertanya pada para pengunjung, siapa saja yang cuma menggunakan Windows di PC mereka? Dari ratusan peserta konferensi, hanya satu orang angkat tangan. Hari ini, Linux telah berjalan di lebih dari 20 persen komputer para developer app, ahli teknologi, dan pengembang web.
Ia turut menerangkan bahwa peralihan tersebut bersifat esensial, dan Microsoft tak takut melangkah lebih jauh: bukan cuma mengizinkan software open source berjalan di layanan cloud mereka, tapi mengubah Windows menjadi OS open source. “Tiap pembahasan mengenai apa yang harus diterapkan dalam software kami – layanan terbuka versus tertutup – telah terjadi,” ucap Russinovich.
Konsep open source bukan sekedar gratis, namun juga memuluskan perkembangan penciptaan konten. Microsoft sendiri dapat menjual servis lebih jauh. Walau begitu perlu kita ingat, OS open source Microsoft tidak mungkin tersedia di waktu dekat. Windows masih menjadi pemasukan utama mereka, dan mengalihkan kode ke open source tidak semudah teorinya.
Gambar header: Microsoft.com.