Tidak diragukan lagi memang pasar mobile internet di indonesia sangat besar, beberapa komentar di artikel DailySocial yang terdahulu juga mengindikasikan itu, ada yang berkomentar bahwa tahun 2009 sudah menjadi tahunnya mobile internet ada juga yang berpendapat tahun kemarin, mobile internet masih dalam tahan baby dan tahun ini masuk dalam tahap remaja dan lanjut ke masa dewasa.
Saya sendiri lebih condong ke pendapat yang kedua, kalau kita memakai analisis daur hidup produk, penetrasi mobile internet baru memasuki tahap pertumbuhan belum masuk tahap kematangan, dimana produk sudah matang dan sudah bisa diperah untuk menghasilkan keuntungan.
Pergerakan mobile internet di Indonesia memang menjadi salah satu tulang punggung produsen, baik itu produsen mobile device, maupun provider telekomunikasi, tapi ketika kita berbicara tentang aplikasi yang mendukung produktivitas user, maka pertanyaan tentang mobile internet sudah membantu produktivitas kerja, akan membuat kita berpikir lebih dalam.
Tentang bagaimana user Indonesia menggunakan mobile device mereka, sebuah artikel di Businessweek, 13-20 Januari 2009, menjelaskan itu. Di artikel tersebut di gambarkan bahwa karakteristik pengguna mobile internet Indonesia, sebagian besar masih masuk dalam kategori Media-Centric User, sebanyak 60% user kita masih berkutat di konten hiburan, games, dan browsing ringan, termasuk e-mail meski penggunaannya masih sedikit. Sedangkan user yang bermobile internet ria dalam mendukung produktifitas atau termasuk dalam Productivity-Centric User masih jauh persentasenya, sebesar 40%.
Dari data ini sebenarnya membuka peluang besar bagi para startup lokal, terutama mereka yang berfokus pada user yang menggunakan mobile internet sebagai sarana produktivitas dalam mendukung pekerjaan. Pasar yang baru sebesar 40% adalah peluang yang sangat besar, mengingat faktor-faktor yang akan terus mendukung mobile internet tumbuh pesat.
Meskipun pasar mobile internet memang masih jauh kalah dibandingkan dengan broadband, data dari SpireResearch, menjelaskan bahwa pengguna internet broadband Indonesia tahun 2009 sebesar 51% sedangkan mobile sebesar 44%, tapi jika kita membandingkan dengan tahun 2008, mobile internet meningkat pesat, dari 34% di tahun 2008 menjadi 44% di tahun 2009.
Mobile device canggih juga masih terus bermunculan, beberapa hari yang lalu Google meluncurkan apa yang disebut-sebut sebagai Google Phone (Nexus One), yang mengindikasikan bahwa internet akan goes mobile, belum lagi perusahaan besar yang masih berjaya dengan aplikasi mobilenya seperti iPhone, terus mengembangkan teknologi mereka. Application store juga tampaknya masih menjadi strategi mumpuni yang bisa ditempuh para produsen, seperti Nokia dengan Nokia Ovi storenya.
Beberapa startup lokal diluar aplikasi game, sudah berani masuk ke arah mobile trend, tapi tentu dengan pasar pengguna Indonesia yang sangat besar ini, aplikasi yang ada masih termasuk sangat sedikit. Situs dan komunitas berbasis internet di tanah air juga tidak kecil, Kaskus, lalu Koprol, lalu situs seperti Politikana dan saudara-saudaranya adalah beberapa situs yang mempunyai basic user yang besar. Dan saya yakin, user mereka juga cukup banyak yang mengakses situs bersangkutan dari mobile device.
User yang besar ini, jika diarahkan pada aplikasi yang akan meningkatkan produktivitas kerja, misalnya aplikasi membuka, membaca, mengirim email untuk HP medium atau semi smartphone, atau aplikasi streamreader real-time content yang bisa digunakan di aplikasi HP berbasis java, atau aplikasi lain yang bisa meningkatkan kinerja, saya pikir, pertumbuhan mobile internet akan semakin besar.
Meski memang, tidak dipungkiri, akses internet lewat broadband di Indonesia masih memegang porsi yang besar, e-commerce lokal juga masih bergantung pada akses internet berbasis web, bukan mobile.
OK, ini baru masuk kuartal pertama tahun 2010, sepertinya akan sangat seru kalau tahun ini diramaikan dengan berbagai startup lokal baru yang meluncurkan aplikasi mereka untuk mobile internet maupun web, atau startup yang yang sudah eksis meluncurkan versi mobile mereka, yang tidak hanya sekedar tampilan ringan untuk di mobile device, tapi benar-benar hadir dengan fungsi dan aplikasi yang lengkap, persis seperti yang ada di web mereka.
Bagaimana dengan pendapat anda? Bagaimana para pembaca DailySocial menanggapi data-data diatas? Aplikasi untuk meningkatkan produktivitas perlu dikembangkan lebih lanjut? Atau anda punya pendapat lain? Jangan lupa share pendapat anda pada kolom komentar.
Setuju. Seharusnya memang teknologi meningkatkan produktivitas dan bukannya mengurangi. Mungkin perlu menunggu waktu saja.
Menurutku ada dua faktor yang halangin para user untuk mengingkat produktivitas mereka.
Pertama2 faktor gengsi. Orang jadi pemilik BB kerena lagi tren, tapi semua fitur belom dipahami. Produktivitas sebenarnya bukan jadi tujuan sang pemilik.
Faktor kedua itu keterbatasan interface HP. Walau sekarang kita bisa beli HP qwerty dengan hargi di bawah sejuta rupiah, setahuku tiada HP satupun yang bisa menawarkan fitur yang benar2 melengkapi fitur laptop. Berapa menit untuk mencari dan membagi satu set data pakai BB dibandingkan pakai firefox?
Beberapa tahun yang lalu, aku suka pakai PDA dengan keyboard tambahan, solusi itu paling portable, tapi masih aja layarnya terlalu kecil dan bagaimanapun, baik PDA maupun HP, tetap aja harwarenya gak memungkinkan multi-taskin…
ISlate, someone?
Saya cukup setuju dengan faktor gengsi dan orang-orang kebanyakan mindset di belakang kepemilikin smartphone adalah hanya untuk eksis
Tapi saya tidak setuju kalau keterbatasan interface hp menjadi hambatan untuk menjadi produktif. Sebelum ada hp, orang tetap bisa produktif ketika berada di bus / kereta dengan menyicil kerjaan kantor, main sudoku, membuat catatan planning untuk hari ini, dan sebagainya. Apalagi sekarang dibantu HP.
Produktivitas adalah sebuah mindset yang tidak tergantung dari “hardware”. Kalau memang niat produktif ya produktif saja, menurut saya, tidak perduli tool apa yang tersedia. Dan saya rasa penyampaian mas WIku di sini adalah jangan sampai penggunaan mobile internet menjadi penghambat produktivitas yang sebenarnya sudah (bisa) terjadi dan malah menghabiskan waktu untuk hal-hal yang counter-productive.
IMHO
Kalau saya lihat mungkin karena adanya gap penggunaan technology di masyarakat, di urban pertumbuhan BB besar sekali sedangkan di non-urban mungkin tidak seberapa. Hal ini jadi menyadarkan masyarakat non-urban mengenai pentingnya email dan facebook (meskipun sebenarnya gak penting2 amat) sebagai sarana pendukung produktivitas. Gap ini sih yang saya bilang membuat perjalanan adopsi mobile internet menjadi terseret2.
klo gw.. ga (belum) ngaruh..
tingkatan untuk mobile internet mungkin sudah tahap addict.
khususnya untuk social network dan learning system aja, kaya pindahin dokumen ke hp untuk dibaca sambil tidur2an (halah)
sejauh ini.. baru sebatas jawab pertanyaan2 client lewat twitter,
email, blogging, dan kerjaan masih harus dikerjain lewat laptop or pocket pc.