Startup fintech investasi Moduit mengumumkan perolehan pendanaan putaran pra-seri A senilai $4,5 juta (lebih dari 65 miliar Rupiah) yang dipimpin oleh Reciprocus Moduit Holding (RMH) Singapura. RMH merupakan konsorsium yang terdiri dari Reciprocus Financial Services Pte Ltd, pengusaha insurtech Walter de Oude, dan Helicap. Dalam putaran ini, turut berpartisipasi PT Alto Network, anak usaha Grup Djarum.
Moduit menjadi portofolio pertama dari konsorsium RMH yang berambisi ingin mengembangkan bisnis fintech di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia.
Rencana penggalangan ini sebenarnya sudah diungkapkan sejak Oktober 2019 dalam wawancara terakhir bersama DailySocial.id. Kendati demikian, dengan momentum yang tepat di tengah pandemi, mampu meningkatkan optimisme perusahaan untuk mengejar pertumbuhan. Direncanakan penggalangan seri A akan dilangsungkan pada tahun depan.
Dalam keterangan resmi, Founder & CEO Moduit Jeffrey Lomanto menjelaskan pihaknya akan menggunakan dana segar untuk memperluas platformnya dalam menawarkan produk terkurasi tambahan dari wealth management, selain reksa dana dan obligasi. Serta, meningkatkan fitur Moduit Robo-Advisor, yang menyediakan layanan perencana keuangan otomatis berbasis algoritma dengan sedikit keterlibatan atau tanpa pengawasan manusia.
“Kami berencana menarik lebih banyak profesional untuk bergabung dengan kami sebagai mitra perencana keuangan di Moduit. Kami akan menawarkan kepada mereka lebih banyak peluang dan keseimbangan hidup yang lebih baik,” ujarnya, Rabu (10/11).
Founder & Chairman Reciprocus International Pte Ltd dan CEO Reciprocus Financial Services Pte Ltd (RFS) David J. Emery menuturkan bahwa pandemi adalah pedang bermata dua. “Moduit telah mengembangkan platform digital yang dapat membantu para Mitra Perencana Keuangannya untuk membuka pintu gerbang penting menuju kekayaan bagi gen-Z dan milenial,” kata dia.
Founder Singlife Walter de Oude mengatakan, “Moduit adalah platform sempurna yang menggabungkan teknologi dengan perencana keuangan di Indonesia. Moduit memiliki semua resep untuk mencetak pertumbuhan cepat dan kesuksesan.”
Jeffrey melanjutkan, sepanjang tahun ini, tanpa dukungan pemasaran, Assets Under Advisory (AUA) Moduit tumbuh lebih dari 40% seiring dengan rata-rata nilai investasi untuk B2C mencapai $4600 atau senilai Rp66,7 juta per klien. Bersamaan dengan itu, jumlah Advisory Partner (Mitra Penasehat Keuangan) Moduit tumbuh 74%, para mitra ini rata-rata menangani portofolio sebesar $60.000 atau Rp870 juta per klien.
Dia menargetkan pada tahun 2022, perusahaan akan menambah tiga kali lipat jumlah Mitra Perencana Keuangan dan mendorong AUA hingga tujuh kali lipat. “Seluruh tim Moduit sangat bersemangat dengan perkembangan ini. Dengan peluang yang sangat besar di Indonesia, tujuan akhir kami ke depan adalah ekspansi ke seluruh Indonesia, dan kami juga berencana untuk mengejar pendanaan seri A pada akhir tahun 2022,” paparnya.
Pendekatan berbeda
Moduit mengambil pendekatan yang berbeda dalam memasarkan produk investasi. Ada dua target konsumen yang disasar, yakni B2C untuk menyasar investor ritel, dan B2B2C dengan menyasar tenaga pemasar efek yang ingin menjangkau investor dengan nominal besar.
Strategi ini diambil karena di sini industri wealth management sangat terfragmentasi. Ada tiga aktivitas utama di dalamnya, mengedukasi klien dengan mencari tahu kebutuhan finansialnya dan cashflow-nya seperti apa. Tidak sekadar melakukan KYC (Know Your Customer) saja.
Lalu masuk ke aktivitas kedua, yakni perencanaan keuangan untuk mensimulasikan portofolio investasinya berdasarkan data-data yang diperoleh saat aktivitas pertama. Terakhir, masuk ke bagian eksekusi untuk mentransaksikan kegiatan yang ada di bagian kedua.
“Bagian terakhir ini butuh lisensi PI (Penasihat Investasi), untuk mengadministrasikan, menghubungkan dengan kustodian, KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia) dan semacamnya. Di Indonesia pemain startup wealth management itu sangat terfragmentasi, kalau kami maunya end-to-end,” terang Founder & CEO Moduit Jeffry Lomanto kepada DailySocial.id dalam wawancara sebelumnya.
Berdasarkan statistik OJK, jumlah wakil agen penjual reksa dana (WAPERD) terpantau meningkat menjadi 24.351 WAPERD per Januari 2021, dari sebelumnya sebanyak 24.972 wakil agen pada 2017.
Bisnis B2B2C menjadi motor terbesar di Moduit. Kendati begitu, Jeffrey tetap ingin kedua bisnisnya sama-sama tumbuh karena ada kombinasi dari ticket size dan number of tickets yang dihasilkan dari masing-masingnya.