Neetip Mencoba Peruntungan di Layanan Peer-to-peer Titip-Menitip Pembelian Barang

Titip-menitip barang sudah menjadi kebiasaan sebagian masyarakat kita ketika ada kerabat atau saudara sedang bepergian. Kebiasaan ini kemudian mencoba dikomersialisasi dengan mengadopsinya menjadi sebuah konsep bisnis oleh Neetip (Need it? Tip it!). Bukan konsep yang benar-benar baru sebenarnya, tetapi dengan teknologi dan fitur mapping yang ada, Neetip berusaha memberikan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada. Bahkan startup yang belum genap berusia satu tahun ini terlihat yakin dengan strategi dan potensi pasar yang mereka sasar.

Antonius Stefanus CEO Neetip kepada DailySocial bercerita bahwa ada dua fitur utama pada bisnisnya, yakni Neetip untuk mengunggah barang yang diinginkan dari manapun asalnya dan Gettip untuk para pelancong atau traveler yang ingin membantu membelikan titipan dan mendapatkan tip.

Dengan bentuk platform peer-to-peer setiap pengguna bisa berperan sebagai “tipper” (orang yang mengunggah titipan) maupun “helper” (orang yang membantu membelikan titipan).  Dengan konsep dan teknologi yang dibangun bisnis yang ada di bawah naungan PT Neetip Global Indonesia ini pun yakin bisa mendapatkan pengguna dari dua kategori yakni “tipper” dan “helper”.

Antonius menjelaskan untuk “tipper”, mereka menargetkan beberapa tipe pengguna, seperti orang-orang yang kesulitan mencari barang yang eksklusif, pengguna yang kesulitan mencari barang yang tidak ada di tempatnya, dan pengguna yang punya kebiasaan menitipkan sesuatu pada teman dan kerabat namun hanya memiliki koneksi yang terbatas.

Sedang untuk “helper”, Antonius menjelaskan ada tiga jenis traveler yang menjadi sasaran yakni frequent traveler yang memiliki uang dan kapasitas bagasi yang cukup tapi waktu yang minimal untuk membantu memberikan titipan, traveler musiman yang memiliki waktu dan uang yang cukup tapi dengan kapasitas bagasi yang minimal, dan budget traveler yang memiliki waktu dan kapasitas bagasi yang cukup tapi hanya memiliki uang pas-pasan.

“Titip menitip adalah kebudayaan orang Indonesia, yang pada dasarnya semua orang Indonesia pasti sudah pernah melakukan kegiatan titip menitip. Kami akan mengedukasi pasar Indonesia agar mereka dapat lebih mudah untuk melakukan kegiatan titip menitip melalui aplikasi kita. Oleh karena itu kami akan ikut dalam event-event bertema traveling seperti Travel Fair untuk memperkenalkan aplikasi kami, dan juga terus melakukan social media campaign untuk menerapkan brand awareness terhadap aplikasi kami,” terang Antonius.

Salah satu yang menjadi faktor pembeda Neetip ini dengan layanan sejenis lainnya menurut Antonius terletak pada teknologinya. Di Neetip tidak hanya berbekal konsep dan platform aplikasi yang dibangun, fitur-fitur di aplikasinya juga dilengkapi dengan teknologi yang diharapkan mampu mempermudah dan memberikan pengalaman berbeda kepada pengguna.

Beberapa contoh fitur yang menjadi unggulan adalah Private Chat antara “tipper” dan “helper”, map terintegrasi untuk memantau posisi barang titipan, dan System Credit yang diklaim bisa memberikan keuntungan bagi pengguna untuk bisa menarik dana kapan pun melalui aplikasi tanpa harus mengunjungi kantor Neetip.

Saat ini bisnis yang mulai resmi diluncurkan pada periode Maret 2016 ini masih fokus pada akuisisi pengguna. Antonius kepada DailySocial mengatakan:

“Fokus kami saat ini adalah mendapatkan user sebanyak banyaknya, karena semakin banyak user yang bergabung dengan Neetip maka akan semakin efektif aplikasi Neetip ini berjalan. Target kami tahun ini adalah mendapatkan user base yang cukup untuk dapat menggalang pendanaan agar kami bisa melakukan marketing, hirebetterhuman recourses dan memperbaiki system kami agar lebih baik lagi.”

Application Information Will Show Up Here