Startup pengembang teknologi hiperlokal AI NextBillion.ai ke Indonesia pasca mengantongi Seri A $7 juta dari Lightspeed Venture Partners dan Falcon Edge Capital

Ekspansi ke Indonesia, Pengembang Platform Pemetaan Digital NextBillion.ai Siapkan Tim Lokal

Startup pengembang teknologi hiperlokal AI NextBillion.ai siap tancap gas ekspansi ke Indonesia pasca mengantongi pendanaan Seri A senilai US$7 juta (setara 101 miliar Rupiah) dari Lightspeed Venture Partners dan Falcon Edge Capital pada bulan lalu. Saat ini perusahaan sedang dalam proses onboarding untuk Country Manager di Indonesia sebelum merekrut tim lokal.

Co-Founder NextBillion.ai Ajay Bulusu belum bersedia memberikan nama kandidat tersebut. Dia mengatakan lewat penunjukkan ini, ia akan membantu NextBillion.ai membentuk tim lokal karena lebih paham soal keadaan pasar di Indonesia.

“Kami akan bekerja sama dan memercayakan pada Country Manager yang baru untuk melihat kebutuhan pasar dan merekrut orang-orang yang tepat di posisinya,” terang Ajay kepada DailySocial.

Menurut dia, Indonesia adalah pasar yang sangat menjanjikan karena sebagai negara kepulauan yang tiap daerah punya budaya, tradisi, serta infrastruktur yang berbeda. NextBillion.ai memiliki kapabilitas untuk memenuhi kebutuhan itu, telah disesuaikan dengan keunikan geografi dan budaya hiperlokal dengan sangat baik.

“Karena kami menyadari bahwa satu versi peta saja tidak akan bisa memenuhi seluruh Indonesia,” tambahnya.

NextBillion.ai akan membawa produk pemetaannya yang bernama nextbillionmaps ke Indonesia. Ini adalah peta SaaS berbasis AI yang menyediakan akses API, seperti rute, navigasi, arah, dan matriks jarak, untuk perusahaan-perusahaan yang membutuhkan peta digital di dalam aplikasi/situs mereka.

Biasanya perusahaan-perusahaan tersebut bergerak di layanan e-commerce, ride-hailing, dan perusahaan logistik yang membutuhkan pemetaan digital untuk menjalankan operasional mereka. Solusi pemetaan digital ini sebenarnya secara global dikuasai oleh Google Maps. Tapi NextBillion.ai memosisikan diri untuk negara berkembang dan mengedepankan solusi hiperlokal.

“Selain untuk perusahaan, teknologi pemetaan canggih ini juga dibutuhkan untuk mewujudkan konsep smart city -seperti rencana pemerintah Indonesia.”

Pesatnya jumlah pengguna smartphone dan perusahaan yang mengembangkan data lokasi dengan kecepatan yang meningkat, NextBillion.ai menawarkan teknologi tepat guna bagi perusahaan-perusahaan yang berekspansi ke pasar-pasar menjanjikan seperti Indonesia.

Dengan demikian, perusahaan tersebut dapat terbantu dalam meningkatkan skala operasi dengan solusi hiperlokal, hemat biaya, dan relevan. Mitranya tersebar dari perusahaan media sosial, transportasi online, pengantaran makanan, jasa pengiriman, dan logistik di Asia Tenggara, India, Tiongkok, dan Amerika Serikat.

Ajay menuturkan, pihaknya sedang dalam tahap negosiasi dengan beberapa klien potensial di Indonesia. Mereka akan pelan-pelan melakukan penetrasi pasar begitu pilot project berhasil diselesaikan. “Kami juga senang melihat banyaknya pendanaan yang diraih oleh startup-startup di Indonesia karena ini akan mengakselerasi rencana kami juga.”

Didirikan oleh mantan karyawan Grab

NextBillion adalah startup yang umurnya masih hitungan bulan. Mereka resmi berdiri pada awal tahun ini dengan kantor pusat di Singapura dan lokasi lainnya di India dan Tiongkok. Ajay sendiri, bersama dua co-founder lainnya, yakni Gaurac Bubna dan Shaoling Zheng adalah mantan karyawan dari Grab.

Buah tangan mereka saat di Grab adalah mengembangkan pemetaan sendiri dinamai Grab Maps dengan fitur Routing, Pricing, dan Estimated Time of Arrival (ETA). Dengan pengalaman tersebut, dia meyakini perusahaan berada dalam posisi terbaik karena solusi pemetaan yang dikembangkan, dapat dikostumisasi, terukur, efektif, dan telah disesuaikan dengan kebutuhan negara-negara berkembang di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Selain nextbillionmaps, perusahaan juga memiliki produk kedua yakni nextbilliontasks. Di sini AI digunakan untuk mendekode data dalam menyederhanakan teks multibahasa, klasifikasi gambar, analisis sentimen dan anotasi video.

Terkait perolehan pendanaan ini, tergolong cepat untuk startup yang baru dirintis. Pada bulan keempat, sebenarnya pendanaan Seri A ini telah ditutup dan diumumkan ke publik dua bulan kemudian.

Selain Lightspeed Venture Partners dan Falcon Edge Capital, startup ini juga mendapatk suntikan investasi dari angel investor, seperti Nishant Rao, Prashant Malik, Anand Chandrasekeran, dan Ashwini Asokan.