Nulisbuku, sebuah layanan self publishing lokal kini telah mulai memperlihatkan berbagai layanan yang mereka sediakan. Situs mereka kini telah ‘live’ dan anda bisa melihat ada apa saja di Nulisbuku.
Seperti yang dijelaskan pada tulisan DailySocial yang terdahulu, Nulisbuku merupakan penyedia jasa self publishing bagi para penulis yang ingin menerbitkan tulisan atau karya mereka dalam rupa bentuk cetak fisik buku, layaknya yang bisa dilakukan penerbit-penerbit buku kebanyakan di Indonesia.
Dari situsnya, Nulisbuku menjelaskan bahwa mereka menempatkan diri mereka sebagai ‘perantara’ bagi mereka yang ingin menerbitkan karya sehingga tidak perlu lagi menunggu atau bergantung pada penerbit, siapapun bisa menjadi penerbit dengan menerbitkan karya dengan sistem self publishing.
Tampilan situsnya cukup bersih dan nyaman dan mengingatkan kita pada tampilan situs Kutukutubuku.com, salah satu toko buku online yang cukup sukses di tanah air, dimana salah satu founder-nya juga merupakan founder Nulisbuku. Untuk bisa mendapatkan layanan dari Nulisbuku, anda harus mendaftarkan diri anda di situs mereka.
Proses kerja self pusblihing dari Nulisbuku ini secara sederhana bisa digambarkan seperti ini, penulis mengirimkan karya mereka ke Nulisbuku dengan panjang naskah minimal 50 halaman dengan jumlah minimal satu buku, hitam-putih dengan format yang telah ditentukan oleh Nulisbuku, format buku bisa diunduh di situs mereka, kemudian Nulisbuku akan menghitung biaya produksi, setelah itu Nulisbuku akan memproduksi buku sesuai dengan jumlah yang telah disepakati dengan penulis. Setelah itu bisa dilanjutkan dengan penjualan melalui marketplace Nulisbuku dengan sistem royalti.
Untuk jenis binding (jilid), Ega dari Nulisbuku mengatakan bahwa untuk tahap awal mereka menyediakan satu jenis sistem binding yaitu jilid lem atau perfect bound. Untuk ukuran buku yang bisa dipesan oleh penulis juga hanya memakai satu format saja, untuk bentuk custom, misalnya bentuk buku bundar atau ouval (untuk buku anak misalnya) tidak bisa dilakukan.
Standarisasi sistem ini tentunya memudahkan dalam melakukan produksi, setidaknya untuk tahap awal, mirip yang dilakukan Lulu.com yang juga menentukan format apa yang bisa digunakan untuk bentuk buku.
Selain itu Nulisbuku juga menyediakan semacam marketplace, atau toko buku online dimana penulis bisa menjual dan mempromosikan buku mereka di sana, dengan sistem harga jual buku: (Ongkos produksi) + (Fee untuk Nulisbuku.com) + (Royalti penulis) = Harga Jual buku dan dengan sistem royalti 60% untuk royalti penulis, 40% fee Nulisbuku.
Ega juga menjelaskan bahwa untuk marketplace ini selain pembaca buku bisa membeli layaknya di toko buku online, “di marketplace pembaca bisa review dan memberikan rating, share ke Facebook/ Twitter untuk setiap judul buku”.
Sistemnya mirip dengan toko-toko buku online lain, katakanlah mirip dengan Kutukutubuku.com begitu juga dengan pembayarannya masih menggunakan transfer bank. Kemungkinan untuk menggunakan payment sistem sedang kami pertimbangkan, jika memang bisa memudahkan customer, kenapa tidak? 🙂
Ega juga menambahkan bahwa, “untuk pembelian retail, kami berharap penulis untuk memberikan rujukan ke marketplace bagi para pembeli bukunya. Tetapi jika penulis ingin melakukan pembelian dalam jumlah banyak (kemungkinan jumlahnya sekitar 500/ 1000 buku), kami memberikan harga spesial”.
Yang juga menarik dari Nulisbuku adalah layanan mereka yang one stop place, mulai dari cetak lalu marketplace dan layanan pre-publishing dan marketing. Ini mengingatkan saya pada beberapa jasa penulisan off line yang saya temui di Bandung yang juga menyediakan one stop place, penulis tinggal menulis saja, pekerjaan sisanya dilakukan pihak lain seperti Nulisbuku.
Layanan pre-publishing dan marketing yang dilakukan Nulisbuku antara lain ISBN, Editing, Formatting, Cover Design, Layanan Foto, Ghostwriting dan untuk marketing, mereka memberikan layanan Marketing Kits (Custom Name card, Post card & Bookmarks), Website Promo, Kutukutubuku Listing. Tentu dengan ketentuan berbeda dan biaya tambahan.
Untuk urusan pendapatan, selain mendapatkan pemasukan dari sistem royalti penjualan buku, seperti yang dijelaskan Ega, Nulisbuku juga mendapatkan pemasukan dari biaya cetak yang didapat atas kerjasama khusus dengan percetakan digital offset.
Karena Nulisbuku masih dalam taraf beta dan masih merampungkan beberapa fitur mereka anda mungkin masih menemukan beberapa link di situs mereka yang belum bisa dibuka. Tapi sebagian besar fungsi telah bisa dijalankan, bahkan marketplace-nya juga sudah terisi sekitar 17 buku yang bisa dibeli secara online.
Cukup menyenangkan melihat apa yang bisa diberikan oleh Nulisbuku, meskipun bagi saya yang mengetahui sistem self publishing apa yang dilakukan Nulisbuku tidak begitu baru, namun bagi masyarakat umum serta mereka yang ingin dimudahkan dalam memproduksi buku, Nulisbuku bisa menjadi jawabannya.
Kedepannya,mungkin jika sudah berkembang baik, format buku bisa dibuat lebih banyak, ini bisa jadi keunikan tersendiri yang tidak bisa dilakukan penerbit besar, karena meski bisa dilakukan penerbit besar biayanya pasti mahal. Self publishing sebenarnya sudah menjadi pilihan di beberapa penulis, ada beberapa penulis yang saya temui telah menggunakan sistem ini, namun di kalangan awam, tingkat pengetahun self publishing masih perlu ditingkatkan dan ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Nulisbuku.
Dunia buku kita meskipun kembang kempis tapi masih terus bertahan, dan kalau kita melihat animo pembaca buku di sini masih cukup besar, meski kecil jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, tapi minimal masih ada pangsa pasar yang mau membaca dan mengkoleksi buku, belum lagi pertumbuhan komunitas pecinta buku juga terus ada.
Bagi penulis, tentu saja layanan self publishing bisa menjadi alternatif pilihan dalam memproduksi buku mereka, apalagi Nulisbuku juga telah dilengkapi sistem promosi, minimal dengan marketplace yang memudahkan penulis untuk mempromosikan penjualan mereka, karena sebenarnya hal yang paling utama dari memproduksi buku secara profesional (untuk bisnis) adalah bukan pada produksinya tapi pada sistem penjualannya.
Justru karena proses self publishing yang sebelumnya cukup rumit, dengan adanya Nulisbuku ini kami berharap bisa memudahkan penulis-penulis untuk menerbitkan karyanya melalui Nulisbuku.com.
Tantangan selanjutnya sudah ada dihadapan Nulisbuku, bagaimana respon penulis, pembaca dan pengguna Nulisbuku? Tunggu terus update dari DailySocial, sementara itu, bagaimana pendapat anda tentang layanan Nulisbuku, apakah akan diterima di pasar Indonesia? Atau anda punya pendapat lain, mari share di kolom komentar.
Terima kasih untuk Aulia dan Ega atas kesempatan wawancaranya, serta Sagad atas slide tentang startup lokal dimana saya pertama kali mengetahui jika Nulisbuku telah membuka layanan mereka.
kemudian Nulisbuku akan menghitung biaya produksi, setelah itu Nulisbuku akan memproduksi buku sesuai dengan jumlah yang telah disepakati dengan penulis.
But how about the content management in the site's database?
It should be works so well and sort the real author and not.
Self publishing sebenarnya sudah menjadi pilihan di beberapa penulis, ada beberapa penulis yang saya temui telah menggunakan sistem ini, namun di kalangan awam
Tips dan Cara Menerbitkan Buku Sendiri http://selfpublishing.web.id/tips-dan-cara-menerbitkan-buku-sendiri/
Saya sarankan nulisbuku.com melakukan promosi offline berupa seminar atau workshop tentang menulis sehingga banyak orang lagi yg termotivasi untuk menulis. dan nulisbuku.com bisa mempromosikan produkya disitu