NXTCON 2014: “Pengguna Media Sosial di Indonesia Sangat Gemar Berbagi Sekaligus Berbelanja”

Dalam rangkaian acara konferensi teknologi NXTCON 2014 hari kedua yang digelar pada Kamis (8/5) kemarin, tema diskusi “Social Media and Chat” menjadi salah satu tema diskusi yang tak bisa dilewatkan. Indonesia yang dikenal sebagai salah satu pasar pengguna media sosial dan aplikasi mobile messaging terbesar di dunia, ditengarai merupakan pasar yang membutuhkan pendekatan yang disampaikan oleh para pelaku bisnisnya.

Tak diragukan lagi, Indonesia merupakan target yang “empuk” bagi banyak pelaku media sosial entah itu dari pemain asing maupun lokal. Dalam diskusi yang dibawakan oleh Enda Nasution (Founder GoBlog Media), Andy Lau (Chief Marketing Officer MNC-Tencent), Sukan Makmuri (CEO Kaskus), Daud Aditirto (Growth Manager Facebook Indonesia), dan tak ketinggalan Ammon Bartram (Co-Founder SocialCam), iklim media sosial di Indonesia kini memasuki tahapan baru dengan penyesuaian yang wajib dilakukan oleh para pelaku media sosial yang ingin sukses di pasar Indonesia.

Menurut Daud Aditirto, pengguna media sosial di Indonesia memiliki perilaku yang unik. Dirinya menemukan, dalam platform Facebook pengguna Indonesia senang melakukan dua hal di dalamnya yaitu berbagi dan berbelanja. “Saya rasa, untuk pasar Indonesia jika fungsi-fungsi sosial media digabungkan dengan fungsi e-commerce akan cepat maju. Mereka senang berbagi kepada sesama sekaligus sambil berbelanja. Ini yang kami temukan dalam perilaku mayoritas pengguna Facebook di Indonesia. Tak ayal kini Facebook seakan menjadi platform marketplace juga,” ungkap Daud Aditirto.

Ya, walaupun belum ada pengkajian lebih lanjut perihal marketplace “a la” Facebook ini, namun dari apa yang diutarakan Daud memang benar adanya. Saya sendiri cukup sering menemui aktivitas jual-beli yang bermunculan di Facebook entah itu dari berdagang produk fashion hingga elektronik yang juga tak jarang ada banyak unsur penipuannya.

Hal itu ditanggapi secara positif oleh Sukan Makmuri yang merupakan petinggi baru di jajaran Kaskus. Forum yang mengklaim merupakan yang terbesar di Indonesia ini mengakui, lini social-marketplace menjadi “nyawa” tersendiri dari layanan Kaskus selama ini. Menurutnya, fungsi media sosial di pengguna Indonesia kini agak sedikit berubah arah, yang tadinya merupakan platform penghubung antar sesama, kini berubah menjadi media bisnis yang diandalkan oleh banyak pengguna. Ia mengungkapkan, Kaskus kedepannya akan tetap fokus dalam layanan tersebut sembari meningkatkan pertumbuhan monetisasi di dalamnya.

Menanggapi kondisi pengguna sosial media di Indonesia saat ini, Andy Lau, yang merupakan perwakilan WeChat untuk Indonesia, mengungkapkan pihaknya menyadari akan hal ini dengan melakukan upaya lokalisasi konten bisnis yang ditawarkan oleh WeChat. Persis seperti pada diskusi di hari pertama NXTCON 2014 yang membicarakan lokalisasi konten, Andy berpendapat untuk masuk ke pasar Indonesia yang dinamis membutuhkan upaya khusus agar dapat diterima dengan baik oleh pengguna Indonesia.

“Bagi WeChat, untuk mengimplementasikan upaya tersebut, kami telah melakukan lokalisasi konten bisnis yang kami tawarkan yakni fitur stiker. Kami beberapa kali telah merilis konten stiker yang lokal dan mendapat respon yang sangat baik di pasar Indonesia,” ungkapnya. WeChat sebelumnya memang diketahui pernah merilis konten stiker animasi yang bermuatan konten lokal, salah satunya adalah merilis stiker animasi yang berkarakter salah satu publik figur yang cukup tenar di Indonesia.

Di balik itu, Andy Lau juga mengungkapkan tantangan yang ditemui dalam pasar sosial media di Indonesia. Ia mengatakan, perilaku unik pengguna sosial media di Indonesia juga ada pada tingkat loyalitasnya yang dinilainya rendah. “Mereka cepat berpindah-pindah ke satu platform ke platform yang lain, maka dari itu tak aneh jika di Indonesia banyak media sosial yang timbul tenggelam,” tandas Andy kembali.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, Sukan Makmuri dari Kaskus punya sedikit solusinya. Ia mengatakan, pendekatan 360 derajat patut dilakukan oleh pelaku sosial media. Seperti apa yang dilakukan oleh Kaskus, melalui offline activity maka akan terbentuk komunitas solid yang tak hanya bertemu secara online namun juga bertemu di ranah offline.

Sebagai media forum, hal itu tentu mudah untuk diimplementasikan oleh Kaskus, namun bagi pemain yang lain, tantangan loyalitas yang labil dari pengguna Indonesia bisa menjadi tantangan di masa depan agar nantinya dapat bertahan di pasar Indonesia yang memiliki potensi besar ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published.