olahraga tradisional tiru esports

Olahraga Tradisional Tiru Gaya Siaran Interaktif Esports

Berbeda dengan olahraga tradisional, pertandingan esports biasanya disiarkan di platform streaming, seperti Twitch serta YouTube Gaming, dan bukannya di televisi. Dengan begitu, siaran tersebut bisa ditonton oleh semua orang yang memiliki jaringan internet. Inilah salah satu alasan mengapa beberapa turnamen esports bisa ditonton hingga puluhan juta orang. Riot Games mengungkap, babak final dari League of Legends World Championship ditonton sampai 44 juta orang pada puncaknya. Satu hal lain yang membedakan siaran turnamen esports dengan olahraga tradisional adalah adanya kolom chat, yang memungkinkan penonton untuk berinteraksi dengan satu sama lain.

Saat ini, beberapa perusahaan teknologi berusaha untuk mengintegrasikan fitur yang ada pada siaran esports pada siaran olahraga tradisional. Misalnya, fitur yang memungkinkan penonton untuk menjawab polling secara real-time atau kemampuan untuk mengganti sudut pandang kamera. Fitur-fitur seperti ini mungkin bisa diaplikasikan dalam siaran pertandingan olahraga tradisional dalam beberapa tahun ke depan.

Selain itu, teknologi untuk menonton pertandingan olahraga melalui headset virtual reality juga tengah dikembangkan. Meskipun begitu, teknologi VR mungkin tidak akan diadopsi untuk siaran pertandingan olahraga dalam waktu dekat. Kepada Wall Street Journal, Miheer Walavalkar, CEO LiveLike Inc. mengatakan bahwa alasan teknologi VR tidak akan diadopsi dalam waktu dekat untuk menyiarkan pertandingan olahraga adalah karena jumlah pemilik headset VR belum terlalu banyak.

 

Headset VR kini menjadi semakin ringkas. | Sumber: Pixabay/JESHOOTS-com
Headset VR kini menjadi semakin ringkas. | Sumber: Pixabay/JESHOOTS-com

Dengan perangkat VR, para penonton akan bisa melihat pertandingan olahraga seolah-olah mereka duduk di bangku paling depan stadion tanpa harus keluar dari rumah. Mengingat ruangan di dunia virtual tak terbatas, semua orang yang menonton menggunakan headset VR akan bisa menonton pertandingan dengan sudut pandang terbaik. Selain itu, Walavalkar menjelaskan, dari tempat duduk virtualnya, para penonton juga bisa berinteraksi dengan objek virtual lain. Contohnya, penonton akan bisa melempar tomat ke lapangan bola saat pertandingan berlangsung. Tentu saja, itu tidak akan terjadi di dunia nyata.

John Kosner, mantan eksekutif di ESPN mengatakan, pengembangan teknologi baru untuk membuat siaran pertandingan olahraga lebih interaktif tidak ditujukan untuk membuat penonton tak lagi tertarik menonton secara langsung. Tujuannya adalah untuk membuat para penonton yang tak bisa menonton secara langsung tetap mendapatkan pengalaman menonton yang menyenangkan. “Pertandingan olahraga tradisional kesulitan untuk memenuhi ekspektasi dari penonton yang berumur di bawah 30 tahun,” kata Kosner. Dia percaya, pertandingan olahraga tradisional harus bisa beradaptasi jika tidak mau ditinggalkan oleh penonton muda.

Siaran di Twitch menampilkan kolom komentar. | Sumber: Twitch via Engadget
Siaran di Twitch menampilkan kolom komentar. | Sumber: Twitch via Engadget

Startup seperti LiveLike Inc. dan Genvid Technologies kini sedang mengembangkan teknologi yang memungkinkan fans olahraga untuk menggunakan smartphone dan perangkat lain untuk berinteraksi ketika mereka menonton pertandingan olahraga. Tak hanya itu, para penonton juga akan bisa membeli emoji tim yang mereka dukung serta ikut serta dalam polling real-time tentang apa yang akan terjadi dalam pertandingan. Jika siaran pertandingan dilengkapi dengan bagian chat, tak tertutup kemungkinan, para fans juga akan bisa mengobrol dengan para komentator, pelatih, atau bahkan atlet favorit mereka saat waktu istirahat.

Twitch, yang dikenal sebagai platform streaming gaming nomor satu, kini juga mulai menyiarkan pertandingan olahraga tradisional. Belum lama ini, mereka  membiarkan penonton untuk menjadi caster dari pertandingan american football dan basket setelah mendapatkan izin dari NFL dan NBA. Michael Aragon, Senior Vice President of Content, Twitch mengatakan, ke depan, bsia jadi mereka akan membiarkan para penonton memilih komentator, mulai dari selebritas, atlet profesional, atau komentator.

Sumber header: Wikimedia Commons