PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) melakukan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawannya sejak akhir Juli 2023. Pertama kali dilaporkan oleh Tech in Asia, Bukalapak memangkas karyawan mereka dari divisi layanan pelanggan, Mitra Bukalapak, hingga engineering.
Ini jadi gelombang kedua, setelah sebelumnya perusahaan juga melakukan efisiensi (100-an) jumlah pegawai pada tahun 2019 lalu.
Dihubungi DailySocial.id, perwakilan Bukalapak menolak memberikan detail terkait alasan PHK dan jumlah karyawan yang terdampak. Pihaknya menyatakan bahwa perusahaan kini tengah melakukan optimasi operasional dan terus melakukan evaluasi terhadap kinerjanya.
Senior Vice President of Talent Bukalapak Suryo Sasono mengungkap bahwa evaluasi ini ditindaklanjuti dalam bentuk rencana perubahan di berbagai area, termasuk aspek produk, teknologi, proses, dan kebutuhan sumber daya.
“Bukalapak senantiasa melakukan evaluasi terhadap kinerja kami agar dapat memenuhi kebutuhan para pengguna kami dengan lebih baik serta mengoptimisasi hal-hal operasional kami. Dalam pelaksanaannya, segala perubahan memiliki tantangannya tersendiri, tapi kami percaya hal ini diperlukan untuk memastikan keberlanjutan bisnis kami dalam jangka panjang,” tulis Suryo, Rabu (9/8).
Berdasarkan laporan keuangan di semester I 2023, Bukalapak mengalami rugi bersih sebesar Rp389,27 miliar, anjlok dari pencapaian laba bersih senilai Rp8,59 triliun di periode sama tahun lalu. Sementara, pendapatannya naik 28,9% menjadi Rp2,18 triliun dibanding semester I 2022.
Dalam pernyataan resminya baru-baru ini, Presiden Bukalapak Teddy Oetomo mengungkap bahwa, “kami sangat puas dengan hasil kinerja ini karena kami dapat mempertahankan pertumbuhan pendapatan yang kuat dan peningkatan menuju profitabilitas di semua segmen kami, sambil tetap menjaga kondisi keuangan yang kuat. Maka itu, kami tetap yakin untuk tetap mengacu pada proyeksi kami dalam mencapai keuntungan pada akhir tahun dengan basis adjusted EBITDA.”
Hingga semester I 2023, DailySocial.id mencatat lebih dari sepuluh perusahaan teknologi di Indonesia melakukan perampingan organisasi melalui PHK. Jumlah PHK terbesar diambil oleh dua perusahaan e-commerce, yakni GoTo sebanyak 600 karyawan dan Shopee Indonesia sebanyak 500 karyawan.
Keputusan PHK ini ditempuh dalam rangka mendorong efisiensi bisnis dan mengejar profitabilitas yang solid di tengah situasi makro ekonomi yang tidak menentu.