PANDI Siapkan Situs Khusus Layani Pembelian Domain Anything .id Mulai 20 Januari 2014

Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) menyiapkan situs khusus untuk melayani pembelian domain anything .id. Beralamat di http://daftar.domain.id/, alamat ini bakal beroperasi mulai tanggal 20 Januari 2014 mendatang. Pendaftaran domain anything .id dimulai untuk mereka yang memegang merk terdaftar (di Kementerian Hukum dan HAM) sebagai bentuk prioritas di tahapan Sunrise. Biaya pembelian domain anything .id adalah Rp 550.000 per tahun.

Kami sudah sempat panjang lebar membahas tentang domain anything .id dan tahapannya. Ini adalah kutipan dari tahapan-tahapan yang bisa dilalui bagi perorangan atau perusahaan untuk memperoleh domain anything .id:

Tahap pertama adalah Sunrise, di mana pemegang merek (yang terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM) berhak membeli domain .id sesuai merek yang mereka miliki. Tahapan ini berlangsung selama 3 bulan setelah tanggal 20 Januari 2014.

Setelah itu berlaku tahapan Grandfather di mana pemilik second level domain .id bisa mendaftarkan domain anything .id-nya, misalnya pemilik teknologi.co.id mendaftarkan kepemilikan untuk teknologi.id. Tahapan ini berlangsung dua bulan. Setelah memasuki tahap Landrush, konsumen bisa berebut nama domain yang diinginkan.

Jika dua atau lebih pihak yang memenuhi syarat berebut suatu nama domain tertentu, PANDI akan melakukan pelelangan dengan pihak-pihak yang terkait. Setelah tahapan-tahapan tersebut usai, konsumen bisa mendaftarkan domain anything .id-nya secara reguler dengan prinsip First Come First Serve.

Yang menjadi diskusi hangat masyarakat digital adalah tentang harganya yang dirasa cukup mahal. Harga Rp 550.000 per tahun memang lebih mahal ketimbang harga dot com misalnya, tetapi pada prakteknya memang cukup wajar jika country top level domain suatu negara ditawarkan di kisaran harga premium. Sebagai perbandingan, di negara tetangga Singapura domain .sg ditawarkan lebih mahal ketimbang domain .com. Belum lagi untuk domain-domain premium lain yang populer, seperti .me atau .fm.

Terlepas soal embel-embel nasionalisme, kami berharap domain .id bakal lebih dimanfaatkan oleh orang Indonesia sendiri ketimbang dibanjiri oleh pesanan konsumen-konsumen asing.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Leave a Reply

Your email address will not be published.