PPRO Indonesia

Pemain Fintech Asal Inggris PPRO Masuk ke Indonesia Lewat Integrasi Ovo dan Doku

Platform pembayaran PaaS asal Inggris PPRO melebarkan sayapnya ke Indonesia lewat integrasinya dengan penyedia jasa pembayaran dari Indonesia Ovo dan Doku. Mereka melirik Indonesia karena dipandang aktivitas dari layanan e-commerce dan sistem pembayaran punya pertumbuhan yang pesat.

Dalam keterangan resminya, integrasi ini akan memungkinkan para pengguna PPRO yang terdiri dari pemain pembayaran global dan merchant-merchant yang tergabung di bawahnya dapat mendongkrak penjualan menarik konsumen dari Indonesia untuk berbelanja.

Baik Ovo dan Doku dalam suatu riset yang mereka kutip menyebutkan bahwa keduanya adalah pemain terdepan di Indonesia. Di negara ini, penetrasi kartu kredit kurang dari 5% terhadap populasi. Untuk mendukung keragaman preferensi opsi pembayaran di Indonesia, integrasi PPRO menampilkan empat jenis pembayaran: e-wallet, internet banking, transfer bank, dan uang tunai bagi konsumen yang lebih suka membayar di ATM dan toko swalayan.

“Indonesia adalah pasar strategis bagi konsumen tier teratas kami dan merchant-merchant mereka. Indonesia juga salah satu negara dengan peraturan yang sangat kompleks di regional terkait kepatuhan, peraturan, dan preferensi konsumen. Oleh karena itu, kami dengan senang hati sekarang menawarkan metode pembayaran lokal yang populer ini,” terang Global Head of Payment Networks Kelvin Phua.

Secara terpisah, saat ditanya lebih lanjut oleh DailySocial, Kelvin menjelaskan bahwa opsi pembayaran yang populer seperti Ovo dan Doku ini memiliki banyak opsi untuk melakukan top up saldo. Maka dari itu, kemitraan perusahaan dengan kedua pemain lokal ini memungkinkan perusahaan pembayaran global dan merchant mereka dapat menangkap peluang tambahan dari pembeli di Indonesia.

“Bagi konsumen, ini juga berarti bahwa mereka akan mendapat akses lebih banyak jenis barang dan jasa global yang telah berhasil mengintegrasikan Doku dan Ovo melalui PPRO. Pengalaman pembayaran akan sangat mirip dengan apa yang telah digunakan oleh pengguna di Indonesia karena kami memprioritaskan integrasi dengan kualitas terbaik dengan mitra kami.”

Kelvin melanjutkan, kehadiran PPRO di Indonesia menjadi pencapaian terbaru perusahaan untuk kawasan Asia Pasifik. Ke depannya perusahaan ingin membantu lebih banyak penyedia pembayaran lokal bergabung dengan PPRO dan terhubung dengan pedagang global.

Layanan PPRO

PPRO menempatkan diri sebagai PaaS (platform-as-a-service) yang menghubungkan pemain pembayaran lokal (payment service provider/PSP) di berbagai negara untuk melayani merchant yang tertarik memperluas peluang pasar lintas batasnya (cross-border). Melalui API dan platform PPRO, PSP dan merchant dapat menerima metode pembayaran lokal yang di tersebar di lebih dari 175 negara.

Sejumlah mitra PSP di Asia yang telah bermitra di antaranya AliPay, WeChat Pay, DragonPay, eNets, Konbini Pay, Pay-easy, dan GrabPay.

Perusahaan asal Inggris ini sudah berdiri sejak 2006 dan memiliki kantor yang tersebar sejumlah negara, seperti di Jerman, Singapura, dan Brazil untuk pengembangan produknya. Kelvin menuturkan, saat ini pihaknya belum memiliki tim lokal untuk menyeriusi bisnisnya di Indonesia. Kendati demikian, ia membuka kemungkinan tersebut bila perkembangan bisnis semakin signifikan.

“PPRO memiliki tim yang luas di seluruh APAC dan kantor di seluruh dunia. Saat ini, PPRO tidak memiliki tim yang bekerja di Indonesia, namun PPRO memiliki rencana ekspansi yang ambisius untuk masa depan,” tutupnya.