Pembagian Ekuitas Di Antara Founder Bisa Jadi Masalah Serius dalam Tubuh Startup

Pendiri startup dilatih untuk banyak memikirkan pertimbangan dan keputusan. Baik itu mengenai pasar, produk, dan beberapa hal krusial lain. Tapi setelah semua dilalui dengan baik, seolah-olah startup sudah memenangkan segalanya kesalahan pertama dan paling sering dilakukan para founder adalah pembagian ekuitas founder. Aspek-aspek seperti hubungan, peran, dan tanggung jawab dari masing-masing “The winning team” sering membuat goyang saat pembagian ekuitas. Bahkan jika tidak bisa menyelesaikan perkara pembagian ekuitas ini dengan baik-baik permasalahan ini bisa berubah menjadi masalah pribadi dan mengantarkan pihak-pihak yang berselisih hingga ke pengadilan.

Setiap startup tentu punya cara dan jalan masing-masing dalam menentukan pembagian ekuitas. Beberapa melakukan perjanjiannya di awal, sementara yang lain menunggu hingga saling mengenal satu sama lain. Beberapa tim melakukan proses perjanjian dengan sangat hati-hati, dan beberapa yang lain melakukan kesepakatan dengan cepat. Ada yang membaginya sama rata untuk setiap pendiri atau tim, ada juga yang membaginya sesuai dengan tanggung jawab atau sumbangsih yang diberikan masing-masing. Semua punya caranya masing-masing. Tak terkecuali sesama anggota keluarga.

Tim founder yang terdiri dari anggota keluarga nyatanya tidak lantas meringankan beban pembagian ekuitas ini. Justru karena ada ikatan darah di setiap individunya pembagiannya kemudian bisa menjadi sangat objektif. Negosiasi pun akan menjadi lebih alot karena satu sama lain sudah mengenal baik dari luar maupun dalam. “Adil” seolah menjadi sesuatu yang susah jika sudah mulai masuk ke ranah subjek. Tapi masalah pembagian ekuitas ini bukan tanpa solusi.

Selain profesionalisme yang dibutuhkan, khususnya untuk mengatasi negosiasi sesama anggota keluarga, profesionalisme juga diperlukan untuk masalah-masalah lain. Sisanya tinggal bagaimana kita membangun kepercayaan dan komunikasi dalam tim.

Masalah pembagian ekuitas sejatinya bisa diselesaikan dengan berbagai macam cara, mulai dari menjelaskan pada pembicaraan awal pembentukan startup dengan membuat sebuah perjanjian, atau duduk bersama untuk membagi sesuai porsinya masing-masing dengan komunikasi yang baik dan terbuka. Inilah mengapa perlu terjalin suasana yang kondusif dan komunikasi yang baik dalam tubuh startup.