Seperti laut, motivasi juga ada pasang surutnya. Baiklah, dapat dimengerti jika ada hari-hari yang membutuhkan motivasi ekstra untuk mulai bekerja. Hari-hari tanpa produktivitas yang berarti. Penyebabnya bisa macam-macam, kelelahan bekerja hari atau minggu sebelumnya, sedang galau, atau pada saat perut melilit dikuti dengan kram yang hilang timbul akibat derita “bulanan”. Sedangkan kantor tidak mengadopsi aturan cuti bulanan yang sudah jelas-jelas ada peraturannya.
Sebenarnya, tak ada yang salah dengan sedikit bermalasan, seperti break bermain pingpong atau game, setelah bekerja keras selama beberapa jam. Tidak semua orang mampu berkonsentrasi, dan fokus dalam waktu panjang. Sesekali break, justru akan membuat pikiran lebih segar.
Namun jika keadaan ini terjadi sepanjang hari, dan hampir setiap hari kerja, artinya ada yang salah dengan Anda. Fakta tak enak yang harus Anda telan lainnya, passion tidak ada hubungan dengan karakter malas yang sudah mendarah-daging.
Kemalasan dapat diterjemahkan begini, keinginan untuk menganggur, tidak melakukan apa-apa, dan menolak untuk berupaya menghasilkan atau menyelesaikan sesuatu. Ini adalah keadaan pasif, dengan membiarkan segalanya tidak berubah. Tumpukan email yang tidak terbalas, post it di dinding Scrum yang tak juga bergeser ke kolom: done!
Nah, kalau ini adalah kondisi sehari-hari, Anda wajib melakukan sesuatu terhadapnya. Atau reputasi, kredibilitas, dan skill Anda akan dipertanyakan. Perlahan dengan pasti akan “membunuh” kesempatan diri meraih sukses, lalu dengan kejam menghempaskan Anda dalam kegagalan.
Untuk mengatasinya, ada beberapa tip sederhana:
1. Memecah tugas menjadi bagian-bagian lebih kecil
Saat tiba di kantor, sering sekali berada dalam situasi terjebak dengan tumpukan tugas yang harus dikerjakan. Kadang hal tersebut membuat bingung untuk memulai sesuatu. Apa yang harus dikerjakan? Mana yang lebih dulu?
Kondisi lain, Anda terbebani dengan proyek besar. Hal ini membutuhkan banyak hal untuk dikerjakan mulai dari riset hingga eksekusi. Melihatnya saja sudah terbayang, banyaknya tugas yang harus dikerjakan.
Kalau sudah begini, pecah saja semuanya menjadi tugas-tugas lebih kecil. Mau tak mau Anda harus membuat daftar atau tabel. Pilih saja metode yang sesuai. Intinya menentukan prioritas, membagi tugas menjadi penting dan mendesak, penting tetapi tidak mendesak. Kerjakan tugas di poin-poin pertama lebih dahulu. Jika sudah selesai baru beralih ke poin yang kedua.
2. Istirahat, tidur dan olahraga
Dalam beberapa kasus, kemalasan disebabkan oleh ketahanan fisik yang lemah. Kurang tidur, tak hanya menyebabkan tubuh kurang energi, tetapi mood juga berantakan. Kalau Anda tipe yang gampang lelah, mungkin sekali karena tubuh Anda jarang diolah. Solusinya adalah Anda wajib memberikan diri istirahat yang cukup dan juga olahraga. Klise? Memang sih, tapi tiga hal ini didukung oleh banyak bukti ilmiah. Masih mau membantah?
3. Membangkitkan motivasi dan visi ke depan
Sulit rasanya untuk menjadi seorang yang produktif, saat motivasi berada pada titik minus. Anda dapat memperkuat motivasi Anda melalui visualisasi, dan berpikir tentang pentingnya menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan Anda.
Seringlah merenung tentang mimpi Anda, dan kehidupan macam apa yang ingin Anda jalankan. Hal ini bisa menjadi motivasi kuat untuk bertindak serta menolak bersikap idle.
4. Fokus kepada manfaat dan konsekuensi
Pikirkan tentang manfaat yang akan didapatkan jika berhasil mengatasi kemalasan. Pikirkan hasil yang bakal dicapai. Proyek besar, klien yang kembali, hingga bonus yang menggiurkan. Ini jauh lebih jitu untuk mengusir rasa malas daripada berpikir tentang kesulitan atau hambatan.
Berfokus pada kesulitan melaksanakan tugas akan mengarah kepada kekecewaan. Akhirnya tanpa disadari, Anda akan menghabiskan waktu, melakukan apa saja selain menyelesaikan tugas. Misal, Anda ketakutan mendapatkan penolakan lagi dari klien. Dihantui oleh perasaan itu akan membuat Anda malah menunda untuk menghubunginya, mengirimkan proposal atau sekadar melakukan follow-up.
Selain memikirkan keuntungan, cara lainnya dengan membayangkan konsekuensi yang akan dihadapi. Sering mengalami situasi, semua tugas secara mendadak menjadi penting dan mendesak? Tiba-tiba semua harus selesai sekarang, atau Anda akan mendapat masalah besar. Coba ingat-ingat, mungkin beberapa hari yang lalu, Anda sering menunda-nunda pekerjaan.
Belajarlah menghindari penundaan, yang merupakan bentuk kemalasan. Biasakan untuk memaksakan diri menyelesaikan beberapa tugas setiap hari. Bukan hanya mobil yang bisa dicicil, pekerjaan juga.
5. Belajar dari orang sukses
Bila Anda kebetulan tipe yang lebih berhasil jika mendapatkan dorongan dari luar, cobalah cari tahu banyak tentang idola Anda. Paling tidak, orang membuat Anda menginginkan kesuksesan seperti dirinya. Cari tahu, amati dan pelajari mereka. Orang sukses tidak akan pernah membiarkan kemalasan menang. Belajar dari mereka, berbicara dengan mereka dan bergaul dengan mereka.
Jangan alergi terhadap kesuksesan orang, sebab sikap ini justru yang akan menghalangi kesuksesan Anda. Jika sukses orang lain membuat Anda merasa iritasi, hati-hati itu samanya Anda juga tidak suka dengan kesuksesan itu sendiri.
Terakhir, keinginan untuk berubah dan memperbaiki diri tidak berhenti sampai di tingkat membangkitkan motivasi, dan menemukan langkah-langkahnya. Artikel ini tak akan bermanfaat apa-apa bagi Anda tanpa diiringi dengan latihan, hingga pada titik menjadi sebuah kebiasaan.
Sebenarnya kalau Anda menyisihkan sedikit waktu saja untuk mendengarkan diri, Anda akan menemukan ada kebahagiaan saat berhasil melalui hari sibuk. Kepuasan yang menyenangkan setiap kali berhasil menjawab tantangan. Nah, kenikmatan rasa menang dari pertempuran-pertempuran kecil ini, bila Anda resapi akan membuat ketagihan. Setiap orang ingin menang, dan suka jika ia keluar sebagai pemenang. Sesederhana itu. Percayalah.