Fintech Kredit Usaha Mikro

Pemerintah Libatkan Pemain Fintech untuk Salurkan Kredit Ultra Mikro

Kementerian Keuangan mengumumkan uji coba penyaluran kredit ultra mikro (UMI) dengan menggandeng pemain beberapa fintech. Beberapa pemain yang diajak kerja sama yakni Gopay, Tcash, Bukalapak dan T-Money. Tujuannya agar distribusi bantuan dari pemerintah buat pengusaha mikro dapat lebih maksimal daripada sebelumnya.

UMI adalah program lanjutan dari bantuan sosial menjadi kemandirian usaha yang menyasar usaha mikro di lapisan terbawah, khususnya untuk yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program kredit usaha rakyat (KUR). UMI memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dengan tenor sampai 52 minggu dan kupon 2%-4%.

Kredit disalurkan oleh lembaga keuangan bukan bank (LKBB). Di antaranya Pegadaian, Bahana Artha Ventura, dan Permodalan Nasional Madani (PNM). Sumber pendanaan UMI diambil dari APBN, kontribusi pemerintah daerah, dan lembaga keuangan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah menganggarkan dana untuk subsidi KUR sebesar Rp11,8 triliun pada tahun ini. Sementara pada tahun depan anggarannya meningkat jadi Rp12,1 triliun.

“Itu subsidi bunganya. Sementara untuk penyalurannya bisa melampaui Rp100 triliun atau 30% dari total korporasi kredit usaha menengah,” katanya, Selasa (11/12).

Menurutnya selama ini penyaluran KUR banyak dilakukan oleh bank pelat merah seperti BRI yang memiliki jaringan hingga ke pelosok desa. Namun saat ini teknologi digital membantu penetrasi ke usaha kecil, tanpa harus ada banyak overhead cost yang harus dikeluarkan.

Dengan menggandeng empat pemain fintech, uji coba ini bertujuan untuk mengukur tingkat penerimaan debitur pembiayaan UMI terkait transaksi secara elektronik.

Tahun depan UMI bakal memasuki tahun ketiganya. Pemerintah mengalokasikan dana ultra mikro sebesar Rp2,5 triliun, pada tahun lalu sebesar Rp1,5 triliun. Sebanyak Rp3 triliun sudah disiapkan untuk tahun depan.

Basis data debitur lebih terekam

Direktur Utama BAKTI Kemkominfo Anang Latif menjelaskan, untuk pengajuan UMI cukup mudah karena hanya dengan melampirkan kartu keluarga dan KTP. Debitur bisa memilih penerimaan dananya mau tunai atau lewat elektronik melalui Gopay, Tcash, T-Money, atau Bukalapak.

Untuk dorong transaksi elektronik di tingkat masyarakat lapis bawah, pemerintah akan mendorong pemain fintech tersebut untuk memperbanyak merchant yang bisa menerima pembayaran elektronik dengan metode scan kode QR. Bakal dibuka pula, integrasi kode QR dapat lintas pemain fintech, tidak hanya berlaku untuk satu pemain saja.

Dengan demikian, pemerintah pun akan semakin mudah merekam kebiasaan debitur dari transaksi non tunai yang mereka lakukan sehari-hari, agar bisa lebih cepat menyalurkan bantuan sosial sebelum mereka butuhkan.

“Ini masih uji coba mau kita lakukan selama tiga bulan. Nanti ada evaluasi kalau memang perlu diperpanjang ya tidak masalah, fleksibel lah.”

Terkait penyimpanan data, sambungnya, belum diputuskan bolanya apakah basis data ini bakal disimpan di Kemkominfo atau di Kemenkeu.

Dalam kesempatan yang sama CEO Tcash Danu Wicaksana menambahkan, perusahaan akan menyasar anggota koperasi di kawasan Lombok Timur, NTT untuk penyaluran kredit UMI. Di sana terdapat lebih dari 1.200 debitur koperasi yang masih menerima pinjaman dalam bentuk tunai.

“Wilayah ini secara khusus dipilih sebagai salah satu upaya Tcash dalam membantu masyarakat setempat yang memiliki keterbatasan akses terhadap layanan keuangan formal untuk pengembangan bisnis mereka,” kata Danu.

Nantinya debitur akan diarahkan untuk memanfaatkan salah satu metode pembayaran di Tcash yakni kode akses USSD *800# mengakomodasi masyarakat unbanked yang masih menggunakan feature phone.